Perfect Honeymoon, End.

By LheaLestari

155K 9K 617

"Istrimu? Aku?". "Hmm, Istriku. Kau". Kau tak bisa mengatakan tak siap jika cinta datang untuk memasuki hatim... More

Are You Lose?
Marriage Is A Crazy Things
Married Life-1
Married Life-2
Married Life-3
Married Life-4
Married Life-5
Married Life-6
Trouble Marriage-1
Trouble Marriage-2
Trouble Marriage-3
Trouble Marriage-4
Trouble Marriage-5
Trouble Marriage-6
Trouble Marriage-7
Trouble Marriage-8
Trouble Marriage-9
Leave Or Stay-1
Leave Or Stay-2
Leave Or Stay-3
Leave Or Stay-4
Part Of My Life-1
Part Of My Life-2
Part Of My Life-3
Part Of My Life-4
Part Of My Life-6
Part Of My Life-7
Part Of My Life-8
Never Let Go-1
Never Let Go-2
Never Let Go-3
Never Let Go-4
Never Let Go-5
Never Let Go-6
Make A Wish-1(a)
Make A Wish-1(b)
Make A Wish-2
Make A Wish-3
Make A Wish-4
Something That Was Forgotten-1
Something That Was Forgotten-2(a)
Something That Was Forgotten-2(b)
Something That Was Forgotten-3
Something That Was Forgotten-4
Something That Was Forgotten-5
Something That Was Forgotten-6
Something That Was Forgotten-7
Something That Was Forgotten-8
Something That Was Forgotten-9
Something That Was Forgotten-10
Confession And Regret-1
Confession And Regret-2
Confession And Regret-3
Confession And Regret-4
Confession And Regret-5
Confession And Regret-6
Confession And Regret-7
Confession And Regret-8
Confession And Regret-9
Confession And Regret-10(a)
Confession And Regret-10(b)
The Edge Of Love-1
The Edge Of Love-2
The Edge Of Love-3
The Edge Of Love-4
The Edge Of Love-5
The Edge Of Love-6
Breath And Soul-1
Breath And Soul-2
Breath And Soul-3
Breath And Soul-4
Perfect Honeymoon (Extra Part)

Part Of My Life-5

1.4K 136 5
By LheaLestari

Sial.

Sung Woon sudah membuka dua kancing teratasnya dengan tatapan yang sangat mengintimidasi.

Tidak.

Ia tak mengatakan setuju untuk dua kata yang diucapkan kekasihnya ini.

Sung Woon tahu alasan mengapa dirinya selama ini menolak untuk melakukan hubungan intim. Selama menjalin hubungan dengannya, Pria ini tahu jika ia tak mau melakukan hubungan itu sampai saat dimana ketika semuanya memang telah menyatu dalam satu kata sah.

Selama ini Sung Woon menerima itu, Sung Woon memang pernah protes sesekali dengan berkata, 'Aku ini pria dewasa. Apa yang salah dengan melakukan itu? Semua orang yang memiliki pasangan pasti melakukannya Hyun Jin-ah. Kau kekasihku, Kenapa hingga detik ini kau masih memegang prinsip konyolmu itu? Tak akan bercinta dengan pria mana pun sebelum menikah? Cih, Kau sebenarnya mencintaiku atau tidak?'.

Yah, Kang Sung Woon pernah berteriak seperti itu padanya dengan wajah sangat frustasi.

Jika tak salah, Saat itu adalah depalan bulan mereka menjalin kasih.

Sung Woon tiba-tiba datang lalu membawanya ke salah satu hotel, Ketika malam semakin larut pria itu mulai menunjukkan niatnya.

Sung Woon ingin bercinta dengannya.

Tapi ia tetap menolak saat itu, Sung Woon sedikit tak terima walau pada akhirnya pria itu mengangguk dengan berkata, 'Tak apa'. Dengan raut wajahnya yang jelas menahan amarah.

Lalu sekarang apa?

Ia hanya diam membatu saat dua-tidak, Empat kancing teratas bajunya sudah terbuka?

'Eomma, Kau ibuku. Aku mencintaimu'.

Sial.

'Bagaimana, Bagaimana jika aku mulai menyukaimu?'.

Brengsek.

Kenapa suara dua orang itu tiba-tiba mengkhiasi otaknya?

Mengepal kuat sebelah tangannya, Hyun Jin menghentikan pergerakan tangan Sung Woon yang ingin bermain diatas perutnya.

"Oppa".

"Tidak. Aku tidak mau kau menolak lagi kali ini, Aku kekasihmu. Tentunya aku berhak atas dirimu".

Setidaknya aku harus menikmati indah tubuhmu sebelum kuserahkan pada keparat itu. Sung Woon menyeringai kecil dengan berkata, "Pada akhinya kita juga akan menikah kan? Lalu apa bedanya cantik hmm? Aku menahan hasratku padamu selama ini dan sekarang aku tak lagi bisa, Membayangkan kau tidur di satu ranjang yang sama di setiap malamnya dengan pria kejam itu membuat hatiku sakit. Kau milikku tapi kenapa pria itu yang tidur diranjang yang sama denganmu?".

Hyun Jin memejamkan mata erat saat Sung Woon membelai rambutnya yang panjang, Pria itu mendekat sembari berbisik, "Ayolah, Kita bersenang-senang malam ini. Biarkan aku menjadi pemilik atas seutuhnya dirimu, Hmm? Kau tak perlu melakukan apapun, Kau hanya perlu menikmatinya".

Bahkan saat ini yang otaknya munculkan hanya raut wajah pria menyebalkan itu yang sedang marah.

Sial.

Tidak, Ia tak sedang berselingkuh.

"A-a-aku-op-pa—".

"Aku sudah sangat tidak sabar melihatmu mengerang nikmat malam ini karena sentuhanku".

Ini tidak benar.

Sial.

Jantungnya bahkan berdebar sangat keras sekarang

Siapa yang bisa membawanya keluar dari situasi ini? Tolonglah.

"Ohhhh manisssssskuuuuuu".

Hyun Jin bergidik saat Sung Woon memberi kecupan-kecupan kecil pada telinga-nya.

Drrrrtt.

Suara ponsel.

"Kau mendorongku?".

Hyun Jin tertegun bersama hatinya yang semakin gelisah.

Sung Woon tak pernah memberinya tatapan semenakutkan ini.

"Yahhhh—".

Berdiri dengan cepat, Ia berkata dengan terbata, "Po-ponselku ber-bunyi. Aku harus mengangkatnya dulu".

Kedua kakinya menjadi sangat lemas.

Rasanya ia tak mampu bergerak dibawah tatapan Sung Woon yang menatapnya sangat tajam.

Kyuhyun juga pernah menatapnya dengan tatapan tajam seperti itu tapi mengapa hatinya lebih takut saat mendapat tatapan tajam dari kekasihnya sendiri?

Sial.

Dengan sisa tenaga-nya yang masih mau diajak kerjasama, Hyun Jin bersyukur karena ia mampu mengjangkau ponselnya yang berada didalam tas-nya.

Layar ponselnya menyala dan diatasnya memunculkan nama si penelpon.

Pria menyebalkan.

Hyun Jin mengernyit sebelum menggeser tombol hijau di ponselnya.

Kenapa pria menyebalkan ini mendadak meneleponnya di jam seperti i....

"Eommaaaaaaaaa".

Hyun Jin menjauhkan ponselnya untuk kembali melihat nama si penelepon di layar ponselnya.

Benar, Ini jelas nomor pria menyebalkan itu tapi kenapa suara Eun Na yang terdengar?

"Eomma?".

Ia baru akan menjawab ketika suara datar Sung Woon yang masih berada di posisi yang sama terdengar, "Siapa? Cepat matikan jika tak penting, Waktuku tak banyak. Kita harus bercinta malam ini juga".

Lalu suara penuh kepolosan Eun Na juga kembali terdengar, "Bercinta? Eomma, Itu apa? Ada orang lain yang sedang bersamamu? Dan dia meminta bercinta? Apa itu nama makanan? Sepertinya sangat lezat karena dia meminta dengan suara sedikit memaksa".

Sial.

Hyun Jin menggeleng sembari memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya.

Apa yang ia lakukan? Tak seharusnya ia membiarkan anak umur empat tahun mengatakan hal yang belum pantas untuk dikatakan.

Yang benar saja.

"Eun Na-ya, Dengarkan a—".

"Tutup saja teleponnya, Kau menghabiskan baterai ponselku".

Hyun Jin mengernyit.

Suara itu, Suara itu.

Itu jelas suara yang ia rindukan.

"Lebih baik kita pulang, Percuma kita disini".

Suara itu jelas penuh dengan penekanan yang terlalu kentara.

"Tapi kita sudah disini appa".

Suara Eun Na kembali terdengar.

Apa ini?

Disini, Dimana?

"Eun Na-ya—".

"Eomma maafkan aku. Appa hanya—".

"Kalian dimana sekarang?".

Dengan lebih ceria, Eun Na melanjutkan, "Di depan tempat penginapanmu eomma".

Apa?

"Ye?".

"Appa mengajakku ikut kesini, Tentu saja aku mau sebab aku sudah sangat ingin memelukmu. Keluarlah eomma, Kami ada di parkiran".

"Tu-tunggu du-lu. Kalian dimana? Di depan—".

"Hmm. Eomma, Appa sedang menekuk wajahnya. Dia terlihat sangat marah sekarang, Mungkin karena appa lapar karena menempuh perjalanan jauh untuk sampai disini untuk itu—".

"Eun Na-ya, Jangan bilang kau mengaktifkan pembesar suara di ponsel ini".

Dengan sangatt lugu, Eun Na menjawabnya, "Ng. Aku mengaktifkannya. Appa juga mendengar semua pembicaraan kita sejak tadi dengan wajahnya yang semakin tertekuk".

Sial.

Mendengar semua?

Semuanya?

Benar-benar semuanya?

Termasuk suara Sung Woon dan kalimat pria itu?

Tidak.

Sial.

.

.

Dengan perasaan yang ia tak mengerti, Hyun Jin terus meremas ujung bajunya dengan debaran jantung yang terus berdetak kencang.

Saat ini ia sedang berada di dalam kendaraan umum menuju tempat penginapannya.

Susah payah ia merangkai kebohongan dan memikirkan cara untuk bisa pergi dari hadapan Sung Woon kekasihnya.

Pria itu bahkan sempat menghempas tubuhnya hingga menabrak ujung meja karena luapan emosi yang tak terkendali. Sung Woon tak mengizinkannya untuk pulang.

Pria itu berteriak kasar pada dirinya sebelum masuk ke dalam kamar mandi.

Ada sekitar lima sampai sepuluh menit waktu yang kekasihnya gunakan di dalam kamar mandi dan beruntung semesta masih berada disampingnya.

Sekitar lima menit terakhir sebelum Sung Woon keluar dari kamar mandi itu, Ia akhirnya berhasil untuk keluar dari kamar hotel.

Ia tak memikirkan lagi orang-orang yang menatapnya aneh saat kedua kakinya berlari sangat kencang.

Yang diotaknya saat ini hanyalah bagaimana agar bisa secepatnya sampai di tempat penginapannya.

Mobil yang mengantarnya akhirnya berhenti tepat di depan apartemen tempatnya menginap.

Nafasnya sudah sangat memburu saat akhirnya melihat dua orang yang berdiri sejajar sembari melempar tatapan padanya.

Eun Na jelas menatapnya dengan senyum sangat lebar, Gadis kecil itu seolah benar-benar bahagia bisa melihatnya.

Sementara pria menyebalkan itu.

Bagaimana menjelaskannya?

Kyuhyun hanya menatapnya sangat lekat tapi tatapan itu seolah mampu menembus ke dalam jantungnya.

Eun Na melambaikan tangan sembari berlari kearahnya sembari merentangkan kedua tangannya, "Eommaaaaaa".

Hyun Jin mengembalikan fokusnya saat tubuh kecil Eun Na sudah memeluknya, Gadis kecil itu kembali tersenyum dengan berkata, "Aku rindu sekali padamu".

Berusaha untuk menstabilkan nafasnya, Hyun Jin tersenyum dengan berkata, "Bagaimana kabarmu putri cantik?".

Eun Na mengangguk masih tersenyum padanya, "Aku selalu cantik dan baik eomma. Kau juga baik-baik saja kan disini? Aku tidak nakal eomma, Aku menjadi gadis yang baik dan manis seperti yang kau katakan. Kau juga tak nakal kan disini, Eomma?".

"Ye?".

Sial.

Apa benar jika anak kecil memang bisa merasakan hal-hal yang sulit diutarakan oleh orang dewasa?

Kyuhyun berjalan semakin mendekat dengan tatapannya yang masih datar.

Pria menyebalkan itu kemudian berdiri tepat di depannya, Kyuhyun menatapnya dengan garis rahang sangat keras, "Setidaknya perhatikan bajumu dulu sebelum keluar".

Apa maksud...

Kyuhyun membawa kedua tangannya tepat di depan dadanya untuk mengancingkan empat kancing bajunya yang terlepas.

Sial, Kenapa ia lupa?

Apa ini alasan orang-orang menatapnya aneh tadi?

Eun Na menggenggam sembari menggoyang-goyangkan sebelah tangannya, "Kenapa bajumu terbuka? Eomma, Baju ini tak pantas kau pakai. Aku tak mau ada orang yang memandangi tubuh ibuku dengan mata besar. Bibi pengasuhku bilang, Kita harus mewaspadai orang-orang yang menatap kita dengan mata besar. Biasanya mereka adalah pria tua jahat".

Tidak sayang, Baju ini terbuka karena....

Menggeleng pelan sembari menarik nafas dalam, Hyun Jin melirik sebentar pada Kyuhyun yang masih menatapnya dengan garis rahang keras sebelum kembali menatap Eun Na.

"Kita masuk sekarang hmm? Eun Na yang cantik pasti sangat lapar sekarang, Aku punya banyak makanan di dalam".

"Ice cream?".

Hyun Jin tersenyum sembari mengangguk, "Hmm. Aku punya banyak di dalam. Ayo, Kita masuk".

Eun Na sudah berjalan mendahuluinya saat Kyuhyun masih berdiri di tempatnya, Pria menyebalkan itu menghela nafasnya panjang dengan masih menatapnya.

"Oppa—".

Sebelum berjalan mengikuti Eun Na, Kyuhyun berkata, "Aku tahu aku tak memiliki hak sepenuhnya untuk melarangmu tapi jangan membiarkan anak kecil mendengar kata yang belum pantas untuk mereka dengarkan".

Tuhan, Aku tidak sedang bermain api tapi kenapa aku harus merasakan perasaan bersalah seperti ini?

Pria menyebalkan itu sudah berjalan sekitar enam langkah di hadapannya ketika suara sangat rendah Sung Woon tiba-tiba terdengar, "Kim Hyun Jin".

Ia tak bermaksud untuk merespon terlalu cepat tapi tubuhnya yang memutar terlalu cepat.

Sung Woon berdiri sekitar sepuluh langkah darinya, Pria itu menatapnya dengan garis rahang yang jelas sangat marah.

Tolong, Apapun itu jangan sekarang.

Tapi malam yang semakin dingin tak mampu mendengar jeritan-nya.

Sung Woon melangkah semakin dengan padanya hingga akhirnya pria itu berdiri tepat di hadapannya, "Kau berani membangkang?".

"Oppa aku—".

"Sejak kapan? Brengsek, Sejak kapan kau berani melakukan apa yang sudah kularang hahh? Jelas kukatakan padamu untuk menungguku tapi kenapa kau diam-diam pergi saat aku masih berada di dalam kamar mandi? Sial, Kau mau aku melakukan hal yang lebih gila padamu? Kau mau aku memu—".

"Singkirkan tanganmu".

Hyun Jin menoleh dan mendapati Kyuhyun yang berjalan kearahnya.

Hahhh...

Raut pria menyebalkan itu jelas sedang tidak baik-baik saja sekarang.

"Oppa, Lepaskan tanganku. Kau menyakiti tanganku".

Sung Woon menatapnya semakin tajam dengan genggaman tangan yang semakin kuat, "Kau tak boleh berubah, Kau milikku dan aku selamanya seperti itu. Kau sudah membuatku sangat marah sialan".

"Arghh, Oppa sakit. Lepaskan tanganku".

"Yah brengs-arghhh".

Sung Woon sudah tersungkur.

Oleh satu tendangan dari kaki Kyuhyun.

"Sial". Kyuhyun menyeringai dengan sangat menakutkan, Pria menyebalkan itu melanjutkan dengan masih menatap Sung Woon, "Kubilang lepaskan tangan istriku brengsek. Siapa kau berani menyakitinya? Sialan".

"Yakkk—".

Kyuhyun berdiri tepat di depannya sembari berkata, "Sekali lagi kau berani mengumpat pada istriku maka kau akan kehilangan lidahmu detik itu juga, Kau mengerti keparat?".

Sung Woon ikut menyeringai sembari berdiri kembali, Pria itu sempat melirik padanya sebentar sebelum kembali menatap Kyuhyun dengan berkata, "Wanita ini milikku sialan. Istri katamu?" . Sung Woon tertawa dengan sangat dibuat-buat, "Cih. Tidur saja agar kau bisa menikmati mimpimu sialan. Wanita yang kau sebut istrimu ini adalah kekasihku. Dia milikku dan tidak tercipta untukmu".

Tak ada yang salah dalam kalimat pria tamak di depannya ini tapi mengapa, Mengapa hatinya tak bisa menerima?

Dia milikku dan tidak tercipta untukmu.

Rasanya seperti seseorang baru saja memberinya sebuah ultimatum sangat menyakitkan yang bisa membuat hidupnya berantakan.

"Kenapa diam? Kau baru menyadarinya? Yah, Sekarang dia memang istrimu tapi hatinya tetap ada bersamaku".

'Tentu saja aku tak pantas ikut campur dalam hubunganmu tapi jika aku boleh memberimu satu saran sebagai orang yang paling tua disini maka aku akan mengatakan ini padamu, Cho Kyuhyun kau terlihat sangat bahagia bersamanya. Kau seperti anak lima tahun yang akhirnya kembali pada pelukan kehangatan yang kau rindukan. Wanita itu adalah kunci yang bisa membuatmu kembali terasa hangat sebagai manusia, Jangan lepaskan dia karena alasan apapun dan jauhkan dia dari pria tamak seperti Kang Sung Woon sebab tak adil jika wanita semurni Hyun Jin harus bersama dengan pria menjijikkan seperti Sung Woon'.

"Cepat minggir dari hadapanku. Jangan ikut campur, Ini masalahku dengan kekasihku. Ada yang ingin kuselesaikan dengannya, Minggir brengsek".

Kyuhyun menaikkan ujung bibirnya dengan gelengan kepala yang pelan, "Aku memberimu kesempatan untuk bicara tapi kau membuang waktuku dengan hanya berbicara omong kosong".

"Yak—".

"Brengsek, Dengarkan aku. Wanita di belakangku ini adalah istriku, Istriku yang sah. Kuulangi jika kau tak bisa mendengarnya dengan baik, Istriku yang sah. Aku tak peduli jika kau menggerakkan bibirmu sampai berbusa dengan menyebutnya kekasihmu sebab nyata-nya dia tetap istriku. Jangan ikut campur katamu? Sial, Jelas semua yang menyangkut istriku adalah urusanku juga. Aku tak mau membuang tenagaku percuma dengan mematahkan satu jari kakimu, Aku sangat lelah hari ini. Pergilah, Enyah dari hadapanku dan jangan sekali pun berani menemui istriku lagi. Brengsek".

Sung Woon kembali bersuara dengan berkata, "Hyun Jin-ah, Kenapa kau berdiri dan diam saja disitu? Kesinilah, Ikut bersamaku. Bukankah kau bilang kau mencintaiku? Hyun Jin-ah, Tunjukkan pada brengsek ini jika cinta kita memang nyata".

Kyuhyun sempat meliriknya selama empat detik berlalu, Pria menyebalkan itu menggenggam sebelah tangannya erat dengan kembali berkata, "Jika kau bisa mengeluarkan isi kepalaku maka aku akan membiarkanmu membawanya".

"Oppaaa—". Seru Hyun Jin.

"Apa kau pikir aku tak bisa melakukannya?". Sahut Sung Woon lebih terprovokasi.

Kyuhyun tertawa dengan sangat kecil, "Brengsek, Bahkan hanya dengan satu helaan nafas aku sudah bisa membuat nyawamu lenyap. Pergi, Pergi dari sini sebelum aku semakin tak terkendali".

"Hyun Jin-ah, Ayolah ikut—".

"BRENGSEK".

Hyun Jin memejamkan matanya erat saat entah darimana Kyuhyun sudah melepaskan satu tembakannya ke udara.

Darimana pria menyebalkan ini mengeluarkan pistolnya?

Tidak, Apa pria menyebalkan ini selalu membawa pistolnya kemana pun?

Raut Sung Woon yang tadinya menggebu jelas terlihat menciut sekarang, Pria itu bahkan mundur tiga langkah dengan garis wajah yang sedikit memutih.

"Berhenti menyebut nama istriku brengsek. Mulut kotormu itu tak pantas mengotori nama istriku, Pergi. Pergi atau aku akan benar-benar menghilangkahn satu jari kakimu sekarang".

-J-

"Kenapa mereka berdua ada disini? Yah, Kita disini bukan untuk berlibur tapi bekerja. Kenapa memanggil suamimu dan anak kecil itu kesini? Kau tak lupa bukan jika ini hari senin? Ada banyak hal yang harus kita kerjakan hari ini".

Semalam saat ia pulang membawa suami dan putrinya, Sahabatnya ini sudah tidur.

Dan pagi-pagi sekali Ni Rin sudah membangunkannya hanya untuk terus bertanya hal yang sama.

"Sudah kukatakan aku tak memanggil mereka kesini".

"Lalu kenapa mereka berdua ada disini sepagi ini?".

"Eomma, Apa aku boleh memakan roti cokelat ini juga?".

Hyun Jin tersenyum mengangguk pada Eun Na yang sedang duduk untuk memakan sarapannya.

"Yahhhh. Hyun Jin-ah—".

"Jangan berisik, Biarkan gadis kecil itu makan dulu". Hyun Jin melanjutkan dengan kembali menatap Ni Rin, "Aku akan mengurus mereka. Kau bisa menangani rapat pagi ini sendiri kan? Aku berjanji akan bergabung denganmu di rapat siang nanti".

"Lalu kau mau kemana?".

Menghela nafas sembari kembali menatap Eun Na yang mengunyah makanannya dengan lahap, Ia melanjutkan, "Menebus dosa".

"Apa?".

Ni Rin menggeleng sembari bersandar pada sofa, "Kenapa kau selalu tak memberiku jawaban? Kau justru selalu menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru di kepalaku".

"Ni Rin-ah—".

"Atau kau mau menjelaskan tentang kejadian semalam? Pagi-pagi sekali aku mendapat telepon dari pengurus apartemen ini, Dia menanyakan tentang kebenaran seorang pria yang melepas satu tembakan ke udara, Dia memeriksa kamera pengawas dan mendapati pria itu masuk ke dalam unit apartemen ini".

Hyun Jin menggeleng.

"Bisa kau jelaskan itu padaku?".

"Eommaaaa. Aku menyukai selai cokelat ini".

Suara Eun Na yang ceria kembali terdengar.

Menarik nafas dalam sembari mengangguk, Hyun Jin melanjutkan, "Rapat pagi ini tidak akan berjalan terlalu lama, Akan banyak waktu kosong sebelum rapat siang nanti".

"Kau tak menjawab pertanyaanku".

"Ni Rin-ah". Hyun Jin mengangguk, "Bantu aku, Aku membutuhkan bantuanmu".

"Yahhhh. Kim Hyun Jin-ssi".

Hyun Jin mengangkat kedua tangannya di udara sembari mengangguk pelan kembali berkata, "Bawalah dia ikut bersamamu, Tolong jaga dia selama beberapa jam ke depan. Tak perlu khawatir, Dia gadis kecil yang penurut. Dia pasti tak akan terlalu merepotkanmu".

Ni Rin mengernyit terlalu jelas, "Maksudmu gadis kecil itu? Yahhhh—".

"Kumohon. Ada yang harus kuselesaikan, Ng?".

.

.

Waktu telah menunjukkan tepat pukul sembilan pagi saat Kyuhyun baru saja terbangun dari tidurnya.

Pria menyebalkan itu keluar dari kamar dengan wajah yang masih setengah mengantuk, Kyuhyun berjalan ke dalam dapur untuk membasuh wajahnya tanpa melihatnya sama sekali.

"Eun Na-ya. Kau dimana? Kita harus pulang sekarang, Tak ada gunanya terus disini. Eun Na-ya?".

Pulang sekarang?

"Oppa".

Kyuhyun mengacuhkannya.

Pria menyebalkan itu mengisi gelas kosongnya dengan air untuk ia minum sebelum kembali berjalan menuju kamar.

"Eun Na tak ada. Dia pergi bersama Ni Rin". Kyuhyun masih menghiraukannya.

Pria ini memang luar biasa menyebalkan.

Diatas segalanya, Jika pun ada yang harus marah, Itu dirinya.

Bukan justru sebaliknya.

"Oppaaaaaa".

Kyuhyun menghentikan langkahnya.

Sial.

Bahunya bahkan masih terasa nyeri karena Sung Woon yang menghempas tubuhnya semalam.

Hyun Jin melanjutkan dengan nada lebih pelan, "Jangan menghindariku".

Kyuhyun berbalik.

Pria menyebalkan itu menatapnya dengan satu tatapan sangat intens, "Kenapa? Tak menyenangkan bukan? Itu yang kurasakan saat kau tanpa alasan bersikap dingin padaku".

Kyuhyun menghela nafasnya panjang lalu melangkah mendekat, "Aku tahu, Kau mungkin mulai muak dengan kehidupanku yang membuatmu semakin tak nyaman. Aku tahu kau tak ingin menjadi bagian dari hidupku yang brengsek tapi kumohon padamu, Pakailah sesuatu yang lebih pantas saat kau keluar dimalam hari. Baju yang kau kenakan semalam...". Kyuhyun menghentikan kalimatnya, "Sial".

"Kau mengumpat padaku?".

"Pada tatapan pria keparat itu yang menatap tubuhmu liar". Sambung Kyuhyun emosi.

Hyun Jin menutup mulutnya kembali.

"Aku tidak suka ada pria lain menatap tubuhmu. Aku tidak suka mereka menjadikan tubuh istriku sebagai satu fantasi liar". Kyuhyun melanjutkan, "Brengsek, Seharusnya aku benar-benar menghilangkan satu jari pria tamak itu semalam".

"Maafkan aku".

Kyuhyun mengatur luapan emosinya agar tetap terkendali dengan berkata lebih pelan, "Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa kau tiba-tiba bersikap seperti ini? Aku sudah mencari tahu tentang pekerjaan yang mengharuskanmu pergi ini, Bukankah ini pekerjaan yang telah kau tolak? Aku jelas telah melarangmu waktu itu, Kenapa tiba-tiba mengambil pekerjaan ini? Kesalahan apa yang telah kuperbuat padamu? Atau kau marah karena kehadiran anak kecil itu yang mendadak? Kau marah karena bualan Cha In Ha yang mengatakan dirinya mengandung anakku? Yang mana? Katakanlah sayang agar aku tahu, Jangan membuatku frustasi dengan sikapmu".

Kyuhyun duduk tepat di sampingnya dengan kembali berkata, "Ye, Aku tak akan munafik dengan tidak mengakuinya. Aku memang pernah melakukan itu dengan Cha In Ha tapi aku tak pernah bermain terlalu jauh dengannya. Aku tak tahu kau bisa percaya atau tidak tapi ini bukan kali pertama dia mengaku sedang mengandung padaku. Cha In Ha bukan seorang kekasih yang mungkin selama ini ada dalam bayanganmu, Wanita itu hidup seperti seorang jalang". Kyuhyun menambahkan dengan lebih emosi, "Sial, Aku bahkan tak tahu aku pria ke berapa yang tidur dengannya".

"Oppa".

"Jika pun saat ini dia benar-benar mengandung, Percayalah itu bukan milikku. Aku sudah menyuruh Dam untuk menyelidiki wanita itu diam-diam, Bersabarlah. Aku akan membawa semua bukti yang Dam dapatkan padamu tapi kumohon jangan mengacuhkan apalagi bersikap dingin padaku".

'Cho Kyuhyun tak akan bodoh noona dengan menanamkan benihnya pada wanita seperti Cha In Ha'.

"Dan soal anak itu—".

"Oppa". Kyuhyun menatapnya kembali, "Aku memang sedikit terganggu oleh pengakuan kekasihmu itu tapi bukan itu yang ingin kubahas denganmu, Setidaknya tidak sekarang".

Kyuhyun mengernyit.

"Ikutlah denganku".

Kyuhyun masih menatapnya bingung saat ia sudah berdiri dari atas sofa, "Kemana?".

"Aku sengaja meminta tolong pada Ni Rin untuk membawa Eun Na agar aku bisa mendapat waktu untuk berbicara denganmu".

"Hyun Jin-ah—".

"Ikut aku, Aku akan menunjukkan semuanya padamu di dalam kamar".




Noted:

Entah ada yang merhatiin atau gak tapi mulai dari cerita ini (Atau aku udah mulai di dua apa satu chapter sebelumnya dari cerita ini aku lupa) Aku akan mulai memberi perbedaan pada pemakaian (-ah) & (-ya) di belakang nama karakter. Penting gak penting sih ini menurutku soalnya sekali lagi aku menulis hanya hobby dan ngisi waktu luang dan (mungkin) udah kebiasaan juga yang aku emang selalu menggunakan (-ah) dibelakang nama karakter selama ini jadi aku pikir gak terlalu masalah sebab di beberapa kesempatan di cerita2 org lain aku juga sering dapetin hal yang sama dan bagiku nulis cerita dan up disini hanya untuk seneng-seneng ngisi waktu aja bukan untuk serius2 amat, Sebenernya udah sempet di ingetin ama salah1 pembacaku juga waktu itu tentang perbedaan pemakaian (-ah) & (-ya) ini dan to be honest sebenernya aku juga tahu bedanya hanya saja sekali lagi aku udah terlalu terbiasa ngetik dgn menggunakan (-ah) so kadang susah ngubahnya apalagi kalau ngetiknya udah kelanjur nyaman gak peduli lagi deh tuh haha kadang2 typo aja msh banyak bgt but thanks yang udah ngingetin waktu itu (aku lupa namanya dan bukan di cerita ini juga tapi di judul ceritaku yang lain dia ngingetin). Kalau mau tahu perbedaan penggunaan (-ah) & (-ya) kalian bisa googling sendiri yah, Sekali lagi aku nulis hanya hobby hanya untuk ngisi kepenatan di dunia nyata, Aku gak mau di dunia maya pun harus ngebebanin otak, Aku mau-nya enjoy cukup di dunia nyata yang bikin mumet wkwk but setelah melalui banyak pertimbangan akhirnya aku mutusin akan mulai membedakan sekarang pemakaiannya dimulai dari cerita ini. Aku ingin ubah di semua ceritaku sebenernya tapi hmmm please gempor tanganku kalau harus ngedit semua chapter ceritaku lol jadi biarin gitu aja yah hehe itung2 bukti jika aku memang manusia biasa yang pasti bakal ada salahnya. But, Kecuali suatu hari nanti tiba-tiba ceritaku diterbitin baru deh tuh bakal ku edit dari segala sisi haha doain yah ^^ sekarang mah gpp gini aja kan kita untuk seneng-seneng doang disini, gak usah dibuat ribet. Hidup udah ribet bgt soalnya lol tapi aku tetap makasih ama yang pernah ngasih masukan, ILY. Masukan apapun selama itu sopan dan gak SARA pasti aku selalu dengarkan dan jadiin bahan perbaikan untuk tulisanku ke depannya.

Maaf udah ngambil waktu kalian dengan baca noted panjang ini ^^

Enjoy and stay healthy yah temen2 semua.


See you again, Love.


Continue Reading

You'll Also Like

6M 110K 31
Darrel harus menikahi gadis polos dari desa bernama Kezia demi memenuhi wasiat kakeknya yang sudah meninggal. *** Darrel dan Kezia menikah karena was...
205K 1.6K 26
PERINGATAN!! KHUSUS Untuk usia 21TAHUN KE ATAS atau yang sudah MARRIED!! Ada adegan HOT DAN VULGAR!! DURASI cukup lama adegan YANG TIDAK PANTAS DI B...
2.3K 302 12
Win adalah seorang fansite dari penyanyi cantik bernama Love. Ia dikenal sebagai fansite paling tampan dan memiliki julukan Mr. Chic dari para Lover...
2.2M 197K 51
"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer...