Sesak di dada Jungkook masih terasa begitu menyakitkan, ia memilih meninggalkan Sinb dan yang lainnya karena suatu alasan. Pria yang terbesit dalam pikirannya memang menggangu akal sehat Jungkook. Ia sangat marah hingga membuatnya melupakan kalau saat ini ia adalah Jeon Junghan. Jungkook seakan hilang kendali, tubuhnya terasa begitu bergetar merasakan kobaran membunuh yang sangat terlihat dari sorot matanya. Jungkook membanting stir menuju markas yang sekarang ia pakai sebagai tempat persembunyian. Jungkook tidak dapat lagi menahan kebencian dan amarah yang berselubung di dadanya setelah melihat wajah pria itu di laptop Alex. Pria yang memiliki ikatan erat dengan orang yang selama ini ia cari. Abraham Aldrich Yang mencalonkan diri sebagai walikota membuat Jungkook mempercepat niatnya untuk membunuh pria busuk itu.
Jungkook menyandang tasnya dan menyimpan pistol tipe Desert Eagle Mark XIX sebagai senjatanya. Ia memakai jaket anti peluru di dalam jaket kulitnya. Jungkook melesat menggunakan mobilnya menuju rumah persinggahan calon walikota Abraham Aldrich.
Selama di perjalanan Jungkook memikirkan bagaimana cara yang menyakitkan untuk membunuh sampah itu. Sejujurnya Jungkook tidak akan menyangka ia akan membunuh seorang karena dendam masa lalunya. Walaupun sebelum ini ia sering melukai seseorang dan terkadang membunuhnya saat menjalani tugasnya sebagai Agent yang melindungi masyarakat.
Jungkook tersenyum begitu miris mengingat perbuatan keji yang sedang ia lakukan saat ini, tapi hatinya akan terus menderita dan semakin jatuh dalam kegelapan jika ia membiarkan ini berlalu. Setidaknya ia memiliki alasan nya tetap hidup, walaupun itu bernamakan sebuah dendam.
Setelah ia sudah mendekati mansion calon walikota itu, Jungkook memilih berhenti di salah satu gedung kosong yang berjarak 500 meter dari mansion mewah itu. Jungkook membawa mobilnya masuk ke dalam rerumputan yang tinggi di sekitar gedung. Jungkook menaiki tangga hingga ke atap gedung, ia membuka tasnya dan mengambil teropong dan melihat kondisi mansion yang di tempati pria itu. Jungkook benar-benar ingin tertawa saat melihat sistem keamanan yang ketat di mision mewah itu. Jungkook sangat yakin kalau pria itu sedang di rumah, karena semua penjaga dan bodyguardnya berjaga begitu ketat hingga luar dalam.
"Sepertinya pria itu tau kalau ajalnya semakin dekat" gumam Jungkook.
Jungkook membobol sistem keamanan nya mansion itu dan mengambil alih kamera CCTV yang ada disana, Jungkook sempat kaget melihat pria paruh baya itu sedang bersantai dengan para gadis-gadis sewaan di kamarnya.
"Nikmati waktu terakhir mu bajingan!" Ucap Jungkook.
Jungkook memeriksa celah di mansion itu untuk jalan masuknya, ia melihat pohon besar yang ada di balik pagar beton di halaman belakang. Jungkook memanjat pohon itu dengan gerakan yang lincah hingga ia menginjakan kakinya di atas pagar beton. Ia akan menduga ada penjaga di balik dinding tebal ini. Seperti dugaannya, pria berjas rapi mengarahkan pistol ke arah Jungkook. Jungkook menanggapi nya dengan senyuman, lalu terjun dari pagar yang tingginya mencapai 20 M itu tanpa kendala, ia menerjunkan dirinya sambil mengarahkan tendangan nya ke arah lengan pria itu, hingga Pistolnya melambung selagi ia mendarat di tubuh pria itu tanpa luka.
Jungkook memasuki halaman belakang yang luas dengan langkah yang senyap. Ia melewati kolam renang dan memasuki mansion itu lalu menyingkirkan satu per satu penjaga yang sedang berpatroli di lantai bawah tanpa membuat keributan, yang mungkin dapat memanggil penjaga lain. Jungkook menaiki lift hingga lantai dua, ia memasuki ruang pengawasan CCTV dan membantai semua orang yang ada didalam. Ia menatap salah satu monitor yang akan membawanya ke tujuan, pria itu masih asik bersenang-senang dengan para wanita. Jungkook menembak semua monitor dan DVR yang ada didalam. Lalu ia keluar dari sana menuju lantai tiga, ia menatap pintu besar yang mungkin lebih mirip gerbang baginya, disana ada dua orang bodyguard bertubuh besar sedang meneriakinya, tanpa ragu Jungkook menembakinya dengan senapan AK-47 yang ia dapatkan di ruang persenjataan saat menuju ke lantai tiga. Setelah menumbangkan bodyguard itu, Jungkook dengan langkah yang ringan dan raut wajah dingin, ia membuka pintu tanpa ragu dan masuk dengan santai
Jungkook memandang ke arah pria itu dengan tatapan tajam.
"Siapa kau? Berani sekali kaki kotor mu menginjak kamar ku"
"Mana penjaga diluar, kenapa membiarkan orang lain masuk sembarangan"
Jungkook memasang smirk di bibirnya "Mereka sudah ku habisi" ucap Jungkook dengan penekanan.
"Kalian para gadis kalau tidak mau mati silahkan keluar!" Ucap Jungkook.
Wanita yang sedang bermanjaan berhamburan keluar dengan teriak panik. Jungkook mengunci pintu kamar pria itu hingga menyisakan mereka berdua. Jungkook mendekati Abraham Aldrich dengan tatapan memburu, ia terlihat cemas dan ketakutan saat menatap pistol di tangan Jungkook.
"Siapa kau? Kemana semua penjaga!" Teriaknya.
Jungkook mengarah kan pistolnya ke kepala pria itu, wajahnya terlihat pucat dan keringatnya terus bercucuran.
"Tolong jangan bunuh aku, apa yang kau inginkan? Aku akan memberikannya, tapi jangan bunuh aku" ucapnya ketakutan.
Jungkook tersenyum. "Kau ingin mengabulkan apa yang aku inginkan, sebelum itu tunjukkan dimana kau menyimpan data seperti transaksi ilegal mu selama ni Abraham Aldrich" ucap Jungkook.
"Apa maksud mu, untuk apa aku melakukan Transaksi seperti itu?" Ucapnya.
Jungkook berdecih, ia tidak menyangka akan dibodohi seperti ini.
"Aku bukan anak kecil yang mudah kau bodohi" ucap Jungkook sambil menekan kan ujung pistol ke arah kepala pria itu.
"Baiklah bunuh saja aku, tujuan mu tidak akan tercapai" ucap pria itu sambil tertawa lirih.
Jungkook sungguh muak, ia menurunkan pistolnya dan menyimpannya di saku celana. Ia mendekati pria paruh baya itu dan menarik kerahnya.
"Seperti nya aku sudah memutuskan bagaimana cara membunuh mu" ucap Jungkook menarik paksa pria paruh baya itu ke balkon.
Jungkook dapat melihat betapa tingginya jarak mereka ke dasar tanah. Mungkin jika terjatuh kebawah bisa membuat seisi kepala pecah dan kerangka tubuh yang patah menghantam lantai beton. Jungkook mencoba mendorong pria itu, hingga ia berteriak ketakutan. Jungkook menarik lagi lengan pria paruh baya itu kembali ke balkon.
"Bagaimana sensasi nya? Bagaimana rasanya bertaruh hidup dan mati? Seperti kau memerintahkan anak buah mu untuk menghancurkan hidup seseorang karena politik. Jika kau menjadi walikota, kau hanya menjadi sampah di kota ini" ucap Jungkook.
"Abraham Aldrich aku akan melakukan segala cara untuk menjatuhkan mu, bahkan sekarang pun aku bisa membunuh mu" ucap Jungkook tepat di telinga pria itu.
Abraham terlihat bergetar dengan keringat bercucuran. Ia menatap Jungkook dengan sorot mata yang penuh amarah.
"Bajingan, kau pikir kau bisa lolos walaupun kau membunuh ku, dia akan menghancurkan keluarga mu hingga ke dasar neraka!!" Ucapnya sambil memaki.
Jungkook merasakan panas di sekujur tubuhnya, kepalanya sangat berat mengingat memori kematian itu berputar di kepalanya. Jungkook menggeram dengan kepala yang terasa mendidih menahan amarah, ia seperti kehilangan akal untuk segera membunuh pria itu.
"Dia tidak bisa membunuh keluarga ku, karena aku sudah tidak punya! Sepertinya kau harus menemui ajal mu secepat mungkin" ucap Jungkook mendorong pria itu dari balkon lantai tiga.
Jungkook dapat melihat tubuh pria itu menubruk lantai dan mengeluarkan banyak darah di sela tubuhnya. Belum puas melihatnya, Jungkook menembak pria itu dengan senapan AK-47 dari atas. Darah yang keluar di tubuh pria itu semakin banyak, Jungkook sangat yakin bahwa pria itu sudah mati disana. Ia melangkahkan kakinya mendekati rak buku yang ada di sudut ruangan, ia tidak perduli dengan pintu kamar yang ingin di dobrak paksa dan ditembaki dari luar, itu mustahil karena pintu itu sangat tebal dan berat.
Jungkook mendorong rak itu kedalam. Seperti dugaannya ada ruangan dibalik rak itu. Jungkook menghidupkan saklar lampu dan memperlihatkan ruangan luas dan mewah dengan perabotan yang mahal. Jungkook tersenyum saat menemukan ruangan itu dipenuhi CCTV, Jungkook juga menemukan DVR dari CCTV itu dan menyimpan nya di dalam tas. Jungkook mendekati meja utama dan memeriksa semua dokumen yang ada di dalam laci, Jungkook juga membuka komputer dan memindahkan data-data ke dalam memori Card nya. Hingga matanya tertuju ke sebuah ponsel yang mungkin milik pria itu. Jungkook mematikan ponsel itu dan memasukkannya ke dalam tas. Setelah itu ia menghancurkan semua yang ada di dalam ruangan itu tanpa menyisakan bukti sedikit pun.
Jungkook memastikan ia bisa keluar dengan selamat tanpa goresan sedikitpun. Ia merasa dadanya sedikit lapang setelah melakukan misi balas dendam nya, ini baru 10% dari misinya. Jalannya masih terlalu panjang untuk membalasnya sampai ke akar-akarnya, seperti pria itu menghancurkan hidupnya hingga ke akar-akar.
TBC
Menggila lihat editan Jungkook yang kayak gini.
#Bengek