"Hey!" panggil Varo seraya memperlambat laju motornya.
Wanita tersebut memberhentikan langkahnya, menoleh sekilas kepada sumber suara, lalu melanjutkan langkahnya.
"Woy!" Varo berhenti tepat di depan wanita tersebut, "kalo dipanggil tuh nyaut atuh." Varo kesal karena wanita tersebut tidak menghiraukan panggilannya, padahal banyak sekali wanita yang terpesona oleh ketampanannya.
"Woy!" Varo masih berusaha sabar, menunggu jawaban dari wanita tersebut.
"Apaan sih?" jawab wanita tersebut tanpa memberhentikan langkahnya.
"Nah gitu dong." Varo tersenyum puas karena wanita tersebut akhirnya menjawab panggilannya. "Mau gue anterin nggak?" tawar Varo kepada wanita yang masih berjalan didepannya.
"Nggak, thanks," tolak wanita tersebut lalu mempercepat langkahnya.
"Yakin nggak mau dianter cogan Avandika?" Varo mengikuti wanita tersebut dari belakang sembari mensejajarkan motornya.
"Nggak."
"Yaudah bye." Varo melajukan motornya, meninggalkan wanita tersebut.
"Dih gue ditinggalin, tadi katanya pengen nganterin!!" setelah kepergian Varo wanita tersebut mengamuk kesal, "dasar cowok sok kegantengan!" lalu ia melanjutkan langkahnya lagi yang tadi sempat terhenti.
Lain dengan Varo, ia tidak benar-benar meninggalkan wanita tersebut. Melainkan, ia mengikuti wanita tersebut secara diam-diam.
Varo sedikit penasaran dengan wanita tersebut, maka dari itu, ia mengikutinya.
Wanita tersebut sama sekali tidak menyadari keberadaan Varo, ia masih terus melangkahkan kakinya sampai benar-benar sampai dirumahnya.
'Perumahan Harapan Indah,' batin Varo. "Jadi disini rumah tuh cewek jutek."
Varo tidak mengikuti wanita itu sampai rumahnya, ia hanya mengikutinya dari jauh agar tidak ketahuan.
Setelah wanita tersebut benar-benar masuk kedalam rumahnya, Varo melajukan motornya pulang ke rumah Varo.
Lain dengan wanita tersebut, ia mengetuk pintu rumahnya.
"Assalamualaikum, maaa, bii!" panggil wanita tersebut seraya mengetuk pintu rumahnya lagi, "tolong bukain pintunya!"
Tak ada sahutan, ia mengetuk pintu rumahnya lagi, sampai pintu terbuka dan memperlihatkan wanita paruh baya berumur 40 tahunan.
"Waalaikumsalam," sahut wanita paruh baya tersebut, "eh non, non Carla udah pulang yaa?" ya, wanita yang sedari tadi diikuti oleh Varo adalah Carla, Carla Alysia.
"Yuk masuk non, bibi udah siapin makanan dan minuman didalem." dan ya, wanita paruh baya tersebut adalah Bi Inah, asisten rumah tangga dirumahnya.
Carla mengangguk saja lalu masuk kedalam rumahnya diikuti Bi Inah.
Sesampainya didalam Carla disambut oleh Nana, mama Carla. "Ala, kamu udah pulang?" tanya mamanya basa-basi, "kalo belum sampe rumah, berarti Ala belum pulang ma." sahutnya.
Bi Inah dan mamanya tertawa.
FYI, Ala adalah nama panggilan Carla bagi orang-orang terdekatnya, kadang ia dipanggil 'Ala', 'Car', atau 'Cala'.
"Yaudah kamu makan dulu, udah disiapin sama Bi Inah," suruh mamanya, "abis itu kamu mandi, bau asem." lanjut mamanya, lalu meninggalkan Carla kekamarnya.
•••
Varo memberhentikan motornya didepan rumah mewah yang tak lain dan tak bukan adalah rumah Varo.
Varo memarkirkan motornya di garasi rumahnya, ia melihat dua motor yang sangat dikenalinya. Ya, kedua motor yang ada dihadapannya saat ini adalah milik dua sahabatnya, Wildan dan Jeva.
Varo melangkahkan kakinya kedalam rumah, ia dapat melihat Wildan dan Jeva, serta satu orang yang tak lain dan tak bukan adalah Astrid, mantan kekasihnya.
Mereka yang sedang duduk santai di sofa ruang tamu sambil menikmati cemilan, menoleh dan menyambut kedatangan Varo.
Varo tidak memedulikan kedatangan mereka, ia melewati teman-temannya begitu saja dan meninggalkannya ke kamar.
Varo membaringkan tubuhnya ke atas kasur. Varo sangat lelah, ia membutuhkan istirahat.
Varo mulai memejamkan matanya.
Astrid yang sedari tadi mengikuti Varo diam-diam, ia mengintip Varo yang tengah terbaring dari jendela kamar Varo yang tidak tertutup rapat.
'Ganteng doang, eh engga, ganteng banget! Tapi sayang, udah jadi mantan.' batin Astrid
'kapan ya, aku bisa milikin kamu lagi, Var?'
dugh.
Kepala Astrid terbentur jendela karena sedari tadi ia melamun, ia langsung menunduk seraya memegang kepalanya yang kesakitan.
Varo terbangun dan menoleh pada sumber suara, "Siapa disana?"
'shit, mampus gue, pake kejedot segala.' batin Astrid merutuki dirinya sendiri.
Varo melangkahkan kakinya perlahan melalui sumber suara, ia membuka jendela kamarnya.
"Lo ngapain?"
>>><<<
nahloh Astrid ketauan deh
to be continue...
dont forget to like n comments
thanks 💓