No One Who Understand Me [Rev...

By Almafarrell_

105K 4.4K 145

Seorang gadis remaja mempunyai jalan hidup yang sulit. Hidupnya di penuhi oleh kebencian dan kesedihan. Dia d... More

Prolog
Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 19
Part 18
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
INFO!!!
Part 25
Part 26
Part 27
Part 29
Part 30
PROMOSI

Part 28

139 5 0
By Almafarrell_

Setelah kejadian dua hari yang lalu itu, aku sekarang ada di rumah sakit dengan banyak peralatan medis di sekujur tubuhku. Aku seperti orang yang tidak berdaya. Dan sudah dua hari juga Woohyun menjaga ku. Aku khawatir dengan pekerjaannya sebagai idol. Pasti dia akan dipecat karena melanggar peraturan agensi.

Aku mendesah berat. Seharusnya aku tidak usah mengenalnya. Saat menabraknya waktu, seharusnya aku tidak menanyakan namanya. Seharusnya aku tidak... Argh!!

Seseorang masuk ke dalam. Ternyata itu Sungyeol. Tumben?

"Bagaimana kondisimu?"

"A-aku baik."

Dia meletakkan sekantung buah naga kesukaanku lalu duduk di kursi sebelah ranjang ku. Setelah itu, dia hanya diam sambil melamun yang entah sedang memikirkan apa. Aku pun agak canggung saat bersamanya. Aura yang dia pancarkan sangat negatif bagiku. Bukan mengatai Sungyeol orang jahat hanya saja benar-benar sangat menakutkan jika ia berada di dekatku.

"Fanny-ssi."

"Ya?"

Dia menghembuskan napas berat. "Aku harap kau tidak akan menyesal ataupun marah pada dirimu sendiri."

Aku bergumam dalam hati, 'baru saja aku menyesali sesuatu.'

"Woohyun hyung, dia dipecat oleh agensi."

Kekhawatiran ku pun akhirnya terjadi. Aku diam entah harus berkata apa. Karena ulahku lagi seseorang kehilangan pekerjaannya.

"Woohyun hyung bertengkar dengan manajer kemarin. Dia tidak ingin memutuskan hubungannya denganmu. Tentu itu dilarang oleh agensiku, namun dia tetap keras kepala. Akhirnya dia langsung dipecat karena melanggar peraturan. Kau tahu? Sulit sekali mempertahankan Infinite yang sudah lama berdiri. Kerja keras kami rasanya sia-sia karena masalah ini."

Perasaan bersalah makin merasuki jiwaku. Aku hendak menangis namun ku tahan.

"Maaf. Seharusnya aku lebih ketat mengawalmu. Kami sangat membutuhkan Woohyun hyung tapi kami tidak bisa apa-apa karena itu keputusan agensi."

"Tidak perlu minta maaf. Itu bukan salahmu"

"Dan... Seharusnya juga aku sudah menjauhkan kalian."

Aku tercekat mendengarnya. Menjauhkan ku? Kenapa?

"Kau benalu. Kau membuat impian kami hancur ditengah-tengah. Disaat grup kami sudah naik daun, kau datang tiba-tiba menghancurkannya. Seharusnya aku tidak membiarkan kalian dekat."

Sungyeol melihat jam tangannya. "Aku harus pergi. Buah-buahan tadi bukan dari aku, tapi dari Woohyun hyung."

Sungyeol pun pergi. Sesak sekali dadaku. Aku... Penyebab semua masalah ini. Kenapa harus aku? Aku bodoh! Benar kata Sungyeol. Seharusnya aku tidak dekat dengannya. Karena aku, popularitas Infinite turun drastis. Karena aku, Woohyun dipecat. Karena aku, saham agensinya turun drastis.

Aku kesal, tentu saja. Bukan kepada Sungyeol melainkan pada diriku sendiri. Seketika emosiku memuncak. Aku melepas paksa selang infus dan alat bantu pernapasan. Aku harus mati. Tidak ada gunanya lagi hidup. Tidak. Aku benar-benar harus musnah.

Nafas ku sedikit tersengal-sengal. Perlahan aku berdiri di dekat jendela kamar rumah sakit, lalu menaikkan satu kaki dan diikuti sebelah lagi. Angin dingin menerpaku. Aku memejamkan mata, menyakinkan diriku untuk mati. Semua harus ku akhiri sekarang.

Aku terhuyung ke depan. Tubuhku rasanya melayang seperti terhempas begitu saja. Sedetik kemudian, aku tidak sadarkan diri. Entah aku berhasil mati atau tidak.

• • •

Kembali aku melihat ibu, Tom dan nenekku. Mereka menyapaku sangat hangat.

"Kenapa di sini, hm?" tanya nenek.

"Gak apa-apa, nek. Aku pengen di sini aja. Aku... Udah gak mau hidup lagi."

"Kenapa?" kini giliran ibu yang bertanya.

"Aku... Udah melakukan kesalahan lagi. Semua ini hancur karena aku."

"Sayang." ibu memelukku sangat erat. "Kau harus tetap melanjutkan hidupmu. Ada seseorang menunggumu di sana."

"Siapa? Woohyun?"

Ibu melepaskan pelukanku. Lalu ia tersenyum, "Bukan. Seseorang itu ayahmu. Ayahmu sedang menunggumu sekarang. Dia khawatir banget sama kamu."

"Ayah? Bukannya dia..."

"Tidak, sayang. Kembalilah! Biar ayah kamu yang jelasin. Tempatmu masih belum di sini."

"Tapi, bu.. -"

"Kak. Balik aja. Gak apa-apa. Ayah pengen banget ketemu sama kakak. Tom rasa, ayah juga pengen cerita sesuatu ke kakak."

Aku menatap ketiga orang itu ragu. Detik selanjutnya, badanku melayang dan cahaya putih menyilaukan pandanganku.

Aku membuka mata. Hal pertama yang ku lihat adalah seorang pria paruh baya sedang menangis di sampingku. Kepalanya ia tundukkan sambil mengucap doa berharap aku sadar. Aku coba menggerakkan tanganku, mencoba memberi isyarat pada pria itu.

"Sayang. Kamu udah sadar?"

"A-yah?"

"Iya. Ini aku. Ayah panggil dokter dulu buat periksa kamu."

• • •

Setelah mengganti cairan infus ku, suster itu keluar dari kamarku. Kini hanya aku berdua dengan ayah, yang entah berapa lama aku tidak melihatnya. Dia sudah mulai ada keriput diwajahnya.

"Fanny. Maafin ayah, ya. Ayah gak nemuin kamu. Ada alasan kenapa ayah gak bisa nemuin kamu."

"Apa?"

Ayah menghela nafas. "Waktu kecelakaan satu tahun yang lalu, ayah baru aja pulang dari Korea. Abis nemuin nenek kamu di sini. Ayah seneng banget bisa pulang ke Indonesia, tapi waktu ayah pulang ke rumah, ayah ngeliat kamu diusir sama ibu. Ayah sakit banget liatnya, kesel juga. Ayah mau nahan kamu tapi entah kenapa ayah gak bisa."

"Setelah kamu diusir, diam-diam ayah nguntit kamu. Ternyata kamu masih aman dan kamu punya toko roti yang lumayan besar. Ayah suka diam-diam beli ke toko roti kamu. Ayah juga tau tentang hubungan kamu sama cowok yang namanya Edi. Ayah tau semuanya."

"Waktu itu, ayah mau ajak ibu sama Tom jalan-jalan ke Bandung. Ayah usul ke ibu buat ngajak kamu. Tapi, yang ayah dapatkan jawaban gak bagus dari ibu kamu." Ayah menghela nafas panjang. "Karena jawaban ibu kamu, ayah jadi marah. Dan... ayah sengaja bikin mereka mati hari itu. Ayah nabrakin mobil ke mobil lain. Dampaknya mobil yang ayah tabrak itu juga mati."

Apa? Jadi, selama ini yang dikatakan cewek itu benar? Ayah yang menabrak kakaknya. Aku membisu. Tidak tahu harus merespon apa. Hanya menunduk dan berusaha tidak mengeluarkan air mata.

"Maafin ayah, ya. Ayah belum bisa jadi ayah yang baik buat kamu. Ayah berdosa, nak. Ayah mau nebus dosa ayah dengan cara jagain kamu sekarang. Kamu mau kan nerima ayah?"

Ini semua... terlalu tiba-tiba. Aku yang sebenarnya mengharapkan ayah datang, setelah mendengar ceritanya membuat aku sakit. Meskipun aku tidak diperlakukan baik oleh ibu, aku tetap menyayanginya. Aku tetap ingin ia hidup. Dan ayah malah dengan lancang mengambil nyawa ibu. 

"Fanny?"

"Aku mau istirahat dulu, yah."

Aku menarik selimut rumah sakit hingga menutupi seluruh tubuhku. Samar-samar aku mendengar suara helaan nafas kecewa dari ayah. Aku minta maaf. Aku juga kecewa sama ayah. Butuh waktu untuk menghilangkan rasa kecewa ini.

• • •

Malamnya, seseorang masuk ke dalam kamarku. Dia Woohyun. Dia duduk di kursi tempat ayah duduki tadi. Dia menatapku.

"Are you okay?"

"Hm. Tentu saja."

"Maaf. Karena aku menyukaimu, kau menjadi bahan pembullyan oleh fansku."

"Tidak. Seharusnya aku yang minta maaf. Aku sudah menghancurkan karirmu. Karena aku, kau dipecat agensimu." aku tersenyum kecut.

"Jangan menyalahkan dirimu. Aku malah senang dipecat. Kau tau? Aku sungguh tersiksa menjadi idol mereka."

"Mianhae.."

"Don't say sorry again. I really don't wanna hear that. Understand, my girl?"

Aku menggangguk. Sedikit tersenyum setelah ia mengucapkan "my girl". Entah kenapa itu terdengar manis di telingaku.

"Kau sudah makan?" tanyaku.

Woohyun mengangguk. "Sebelum ke sini, aku melihat seorang pria keluar dari lorong kamarmu. Siapa dia?"

"Dia ayahku."

"Oh, jinjja?! Wah! Kau tahu? Dia pengusaha terkenal di Incheon."

"Iya." aku menunduk. Aku sebenarnya bangga dengan pekerjaan ayah, tapi mengingat ceritanya malah membuat aku sedih. Sungguh sakit rasanya.

"Hey? Neo wae geurae?" [Hey? Kamu kenapa?]

"Ani. Hanya... ah! Tidak. Tidak apa-apa."

Waktunya belum tepat untuk menceritakan kepada Woohyun. Terlebih aku takut reputasi ayah menjadi jelek karena mulutku. Aku tidak ingin membuat orang hancur lagi.


To be continued...

Halo gais!! Maaf bgt lama upload y. hehehe. mendekati ending nih... hmm masih bingung mau happy ending atau sad ending. Lebih setuju yg mna nih kalian?

Continue Reading

You'll Also Like

ALESHA By A.U.P

Teen Fiction

17.7K 1.6K 16
bagaimana jika seorang gadis menyamar menjadi seorang pria? ya, itulah yang sedang dialami oleh Alesha Arelia Dominic. gadis tomboy dengan rambut pen...
11.1K 1.7K 39
Kim Hana adalah seorang penulis berusia 27 tahun dan mengerjakan sebuah project drama bergenre Romance, dia yang berkarakter protagonis di kehidupann...
1.6M 69.8K 41
DON'T COPY MY STORY. FOLLOW SEBELUM BACA, YA. BANYAK HAL TOXIC, HARAP BIJAK DALAM MEMBACA! [17+] **** Kedatangan Characella kembali ke kota kelahir...
97.3K 8.5K 34
[ Diharapkan follow sebelum membaca!!] (DILARANG MEMPLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN!!) "Part masih lengkap" . . Kisah seorang remaja berusia 18 tahun yan...