Happy reading
.
.
.
Chitta sibuk dengan makanan yang sudah berada di depannya. Mereka sedang berada di warung dekat pantai balangan.
Chitta juga makan banyak seperti sate laut, dan jagung bakar. Katanya enak banget, jadi pengen nambah :(
Chitta cuma main pasir aja, ga surfing lagi. Cuma nunggu Johnny berenang di pantai balangan.
'ini pemandangannya kalau dari atas tebing'
Chitta masih menunggu suaminya yang lagi berenang di air yang biru itu. Masih asik banget makan sate, tiba-tiba ada salah satu orang menghampiri Chitta.
"Hello" sapa orang itu.
Chitta diam sejenak, sambil gigit tusuk satenya itu. Satu alisnya naik tanpa disengaja.
"Lupa sama aku?" tanya orang itu.
Chitta tidak berbicara, ia cuma ngangguk polos.
"Qian Kun, mantan kamu" ujar pria itu sambil mengulurkan tangan dihadapan Chitta.
Chitta ingat, Kun ini orangnya cemburuan sama kaya Johnny suaminya sekarang.
Chitta ber-oh ria, kalau diingat-ingat Kun mutusin dia karena Chitta kepergok berduaan bareng Johnny. Padahal niatnya si Johnny pengen fotoan bareng Chitta di acara fashion week di Seoul, malah dikira selingkuh.
"Maaf ya, aku salah paham" ucap Kun lagi, Chitta ga bergeming. Dia terlalu sakit hati waktu itu.
"Masih marah sama aku ya?" tanya Kun lagi, karena sang lawan bicara ga mau bicara sepatah kata.
Chitta ngangguk, dia udah ngga mood buat lanjutin makan sate ikan laut. Wanita itu mengalihkan pandangannya ke arah pantai.
Kun masih setia nunggu mantannya untuk ngomong, dia mau Chitta maafin dia gitu aja.
"Chitt, maafin aku ya" ucapnya lagi.
"Lo ngapain disini? ngikutin gue?" ucap Chitta dingin, tanpa menatap Kun.
"Bukan ngikutin sih, ga sengaja ngeliat kamu. Aku juga dengar kamu udah nikah sama Johnny ya?"
Chitta mengangguk, sedangkan Kun cuma tersenyum miris. Seharusnya ia yang akan menikah dengan Chitta, tapi nasi udah jadi bubur.
"Mumpung ketemu sama kamu, aku cuma mau bilang, maafin aku yang udah nyakitin kamu.. tapi, aku juga mau izin buat nikah bareng pacar baru aku" ujar Kun, membuat Chitta bangun secara spontan.
"Mau nikah? harus izin dulu gitu sama gue?" tanyanya heran.
Kun mengangguk, pria itu menyentuh kedua tangan Chitta. Chitta udah mau ngehempas tapi tenaga Kun ini ga bisa di elak olehnya.
"Tanpa restu kamu, nanti pernikahan aku ga ada kebahagiaan. Karena aku udah ngefitnah kamu yang nggak-nggak, jadi aku mau minta izin kekamu" ujar Kun lagi.
"Iya, udah gue izinin. Lepasin dulu tangan gue!" Kun perlahan mulai melepaskan tangkupan tangannya.
"Gue udah maafin lo kok, jadi silakan aja mau nikah kek mau kawin gue ga ada urusan sama lo" ucap Chitta pada Kun.
Kun tersenyum, ternyata mantan cantiknya ini ga punya dendam dengan dia. Tanpa disengaja ia memeluk tubuh kecil Chitta dengan erat.
"Thank you Chitt!! aku ga bakal ngelupain kamu" ujar Kun. Chitta udah mau ngedorong tubuh Kun, tapi Kunnya terlalu bersemangat sampai kenceng banget meluknya.
Johnny yang baru keluar dari bibir pantai menuju sisir pantai untuk mencari keberadaan istrinya malah melihat pemandangan yang tidak mengenakkan.
Kun, mantan pacar istrinya ini memeluk tubuh istrinya begitu erat.
Johnny marah, ia mengepalkan telapak tangannya hingga terlihat urat-urat yang kekar.
Johnny menghampiri Chitta dan Kun yang masih berpelukan. "Ekhem" Johnny berdeham keras agar mereka mengetahui kalau Johnny telah kembali.
Chitta mendorong tubuh Kun dengan keras saat suara Johnny terdengar.
"Pulang!" titah Johnny. Johnny melelang pergi meninggalkan Chitta dan Kun, Chitta dengan cepat merapikan semua barang-barangnya dan berlari mengejar Johnny menuju Hotel mereka.
"John... John.. John!!" panggil Chitta.
Johnny mempercepat langkah kakinya, sedangkan Chitta jauh tertinggal di belakang.
Memang kalau sudah cemburu, aura Johnny lebih dominan menjadi pemarah dan agresif.
"Dengerin dulu!" Chitta meraih tangan kekar Johnny, namun dihempas kasar oleh pria kelahiran Chicago itu.
"John, kamu salah paham hei!.." jelas Chitta, namun Johnny tidak peduli.
Sampai di Hotel pun, Johnny masih diam tidak ingin berbicara pada Chitta.
Chitta menghela napas, sesaat Johnny sudah selesai membersihkan dirinya.
Johnny langsung tertidur diranjang yang berukuran besar.
"John.." panggil Chitta lirih.
"Mandi dulu sana" ucap Johnny tanpa melirik Chitta istrinya. Chitta mematuhi ucapan Johnny, Chitta mulai masuk kekamar mandi dan membersihkan dirinya.
Sedangkan Johnny uring-uringan. Berani banget si Kun meluk-meluk istri sahnya dia, kan dia jadi bete.
Johnny dengan posisi tengkurep memasang wajah bete. Ini baru jam 5 sore, Johnny laper.
Chitta mandi cuma 30 menit, saat keluar dari kamar mandi ia tidak melihat Johnny di atas ranjang.
Sebegitu marahnya ya Johnny sampai ga mau nungguin dia, Johnny pergi ga bilang-bilang. Mungkin dia sedang cari angin. Kini Chitta udah memakai piyamanya, kebiasaan emang.
Ini udah jam 19.00 wita, tapi Johnny belum dateng. Chitta kan jadi khawatir, tangannya meraih ponsel di atas nakas. Mau ngehubungi kerabat terdekat kalau ia lagi masa darurat.
Chitta jadi pengen pulang ke Thailand, mau meluk papa dan mamanya yang udah pulang kemarin.
Chitta belum siap buat membina rumah tangga, tapi apa daya udah diajak nikah duluan.
Kalau aja Chitta belum nikah, udah pasti hari ini dia bakal shopping dan hang out bareng sahabat sepermodelannya.
"John.. kamu itu salah paham ih!" cebiknya monolog. Chitta lagi di luar balkon sekarang, niatnya mau liat matahari terbenam tapi malah ketinggalan hehe.
Chitta melihat objek pantai dari atas balkon kamar hotelnya, pantai indah yang akan ia ingat selamanya.
"John.. kamu dimana? aku takut kamu cari cewek diluar sana" gumamnya.
Johnny masuk kedalam hotel sambil menenteng kantong plastik berisi makanan, ia males mesen di hotel. Lebih baik beli di luar aja.
Johnny mendengar istrinya menangis di luar balkon, dengan cepat Johnny menghampiri Chitta yang udah duduk sambil memeluk kedua lututnya.
"Chitt?" panggil Johnny pelan.
Chitta mendongakkan wajahnya, wajahnya merah karena menangis dan matanya juga sembab.
Johnny memeluk Chitta dan menggumam kata maaf sesekali mencium kening istrinya dengan lembut.
"Maafin aku ya sayang, jangan nangis ya.. tadi aku beli makanan di luar" ujar Johnny, pria itu menggendong tubuh Chitta ala brydal style hug.
Menjatuhkan tubuh Chitta diatas ranjang dengan lembut, kedua netra mereka saling beradu pandang.
Napas berat Johnny hampir terasa disekujur tubuh Chitta, tanpa disadari Johnny mengungkung tubuh kecil Chitta.
Tangan kekarnya mulai merambat kearah kancing piyama yang dikenakan oleh Chitta.
Memperdalam kecupan hingga menjalar ke leher jenjang Chitta, Malam itu adalah malam dimana mereka bermabuk asmara.
Sentuhan demi sentuhan halus yang diberikan Johnny pada istrinya mampu menghipnotis Chitta dalam sekejap, wanita itu menyesuaikan dirinya yang berada dibawah dekapan Johnny.
Sehingga mereka melupakan makanan yang seharusnya dihabiskan saat makan malam.
Setelah aktifitas mereka selesai, Johnny mengingat sesuatu.
Astaga makanan yang ia beli pasti sudah dingin sekarang.
"John.. ini udah ga hangat lagi loh" ujar Chitta sembari membenarkan kancing piyamanya.
"Gapapa ya sayang.. nanti aku pesan delivery aja" ucap Johnny sembari mengelus halus pucuk kepala Chitta.
Ada-ada aja kelakuan pasutri baru ini yah...
Tbc
.
.
.
hai aku update lagi, maaf ya ga bagus partnya.. tapi aku harap kalian suka😭👍 hargai ya aku jangan dihujat.
Maunya buat cerita sampai echan gede, gapapa kan??
Voment juseyo✔