RICH MIN ✔️

By twinklewinter

179K 20.4K 628

Park Seyi berharap agar dalam hidupnya tidak akan pernah terlibat dengan orang kaya. Namun suatu hari tanpa s... More

Min Yoongi dan Masalahnya
Episode 1: Seyi yang ceroboh
Episode 2: Teka-teki
Episode 3: Pertemuan singkat
Episode 4: Bertemu kembali
Episode 5: Mulai terjebak
Episode 6: Akibat berbohong
Episode 7: Negosiasi
Episode 8: Orang asing
Episode 9: Posesif
Episode 10: Teman baru
Episode 11: Seoul yang sempit
Episode 12: Berita untuk Seyi
Episode 13: Kisah mereka
Episode 14: Idola dan penggemar
Episode 15: Lelucon takdir
Episode 16: Hari yang melelahkan
Episode 17: Dua sahabat
Episode 18: Janji dan Memori
Episode 19: Kembali ke kenyataan
Episode 20: Enam Mata
Episode 21: Hati atau logika
Episode 22: Hari baru
Episode 23: Sangat dekat
Episode 24: Benang merah
Episode 25: Lingkaran
Episode 26: Hal yang ditakutkan
Episode 27: Keluarga
Episode 28: Tak lagi sembunyi
Episode 29: Satu hari
Episode 31: Hilang
Episode 32: Yang ditinggalkan
Episode 33: Sebuah kencan
Episode 34: Perjuangan
Episode 35: Keputusan
Episode 36: Sesuatu di Jeju [END]
Episode Special
Episode Special + Special
Park Seyi dan Masalahnya

Episode 30: Selamat tinggal

3.5K 484 16
By twinklewinter

Malam terasa sangat panjang, dingin, dan menyesakkan bagi seorang gadis yang tengah menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Ketika ia memejamkan mata air matanya ikut turun. Perasaannya memburuk. Ia ingin menangis sepuasnya. Menjadi dewasa tidak semenyenangkan yang ia bayangkan saat kecil dulu, terlalu banyak tekanan dan beban.

Di balik selimutnya Seyi menatap ponselnya, mengamati kembali pesan yang ia kirim pada seseorang.

  
'Yoongi-ssi, sudah tidur?'

 
  
Pertanyaan bodoh. Ini pukul 3 pagi dan tentu saja semua orang sedang tidur.

Jemarinya bergerak menggulir semua percakapannya dengan Yoongi di KakaoTalk. Sudut bibirnya terangkat samar melihat isinya didominasi oleh pesan-pesan lama dari Yoongi.

  

'Terimakasih sudah membawaku ke pantai, sudah sangat lama aku tak pernah menikmati pantai lagi,'

 

Tanda garis lurus di sebelah isi pesan belum hilang, berarti Yoongi belum membacanya. Meski begitu Seyi mengetik lagi pesan untuk Yoongi.

 
  
'Maaf aku mengirimimu pesan di jam segini, aku tak bisa tidur..'

 
  
'Ini sangat sulit, apa yang harus aku lakukan, Yoongi-ssi?'

 
 
Menunggu lama hingga Seyi tanpa sadar terlelap dengan tangan yang masih menggenggam ponsel.

Saat terbangun keesokan harinya hal yang pertama Seyi lakukan adalah mengecek lagi ponselnya. Ternyata Yoongi masih belum membaca pesannya.

Rasanya Seyi ingin menghampiri lelaki itu dan mencurahkan seluruh beban di hatinya. Tetapi, bukankah kehidupan normal di korea memang seperti ini? Selalu mengikuti keinginan orang tua sampai diri sendiri tak punya harapan untuk menempuh jalan sendiri.

Setelah menyelesaikan pertemuannya dengan kepala sekolah tangan Seyi bergerak cepat mengambil ponsel di tasnya, membuka layar kunci lalu melihat apakah ada balasan dari Yoongi, atau sekedar memastikan pesannya telah dibaca oleh lelaki itu. Namun tetap tak berubah. Pesannya belum dibaca.

 
'Apa kau baik-baik saja?'
 

 

'Kau sangat sibuk ya? Tidak sedang sakit, kan? Kenapa tidak membaca pesanku?'
  
 

 
'Yoongi-ssi?'
 
  
 
'Ponselmu tidak rusak lagi kan?'

  

Apa yang terjadi pada pria Min itu? Tolong jangan seperti ini, ia hanya menginginkan kabar dari lelaki itu sekaligus ingin memberitahu bahwa dirinya akan segera pergi.

"Ibu akan menyusulmu setelah Hoon selesai ujian."

Seyi mendongak setelah mendengar suara ibunya. Ditatapnya wanita itu dengan sendu lalu menganggukkan kepalanya. "Aku mengerti,"

Ibu Seyi seorang perempuan pekerja keras, ayahnya pria yang sangat cerdas. Keduanya memiliki kepribadian yang kuat, bahkan bisa saling beradu. Dan, Seyi hanya anak perempuan biasa yang lahir di antara mereka. Meskipun sejak kecil dirinya selalu memenangkan banyak perlombaan, ia tetap merasa tak puas. Satu pintu di hatinya menginginkan kebebasan, ia lelah mengikuti jalan yang dituntun oleh kedua orang tuanya. Bahkan, dalam masalah percintaan pun apakah tidak ada kebebasan untuknya?

"Yebin sudah tahu kau akan pergi?"

"Tentu saja, dia ingin sekali membantuku tapi dia sedang ada acara keluarga di luar kota dan tidak bisa kembali dalam waktu dekat."

"Apa dia menangis lagi sampai maskaranya luntur?"

Seyi terkekeh kecil sembari memasukkan pakaian terakhirnya ke dalam koper. "Sepertinya tidak, maskaranya sudah tahan air."

Yebin, sahabatnya. Mereka akan berpisah. Tidak ada lagi sosok yang menemaninya saat sendirian di rumah, sosok yang mendengar setiap keluhannya, dan sosok yang akan memaksanya ke tempat baru agar tidak jengah selalu berada di rumah.

Lalu, Choi Hajun. Teman tampannya yang selalu membeli kue kenari di tokonya. Seyi teringat belum mengabari Hajun, meskipun Seyi yakin Hajun sangat sibuk karena produksi drama terbarunya tetap saja ia tak boleh melupakan lelaki itu.

Kedua jempol Seyi bergerak di atas keyboard mengirimi pesan singkat untuk Hajun, memberitahu bahwa dirinya akan pindah dan menetap di Jeju sehingga tak perlu lagi menunggunya di toko saat akhir pekan. Setelah pesan itu terkirim tanpa sengaja tatapan Seyi berhenti pada satu nama di kontak.

Sudah berhari-hari, dan Yoongi belum membacanya.

Seyi menghempas tubuhnya ke kasur. Ia lelah, bertambah lelah karena merindukan lelaki itu. Haruskah Seyi menemui Yoongi ke tempat kerjanya?

Seyi menggeleng. Itu sangat tidak mungkin. Bisa-bisa keluar lagi berita terbaru tentang dirinya.

 

     
'Kau bilang kau mencintaiku, sekarang kau mendiamkanku!!!'
 
 
   
Satu pesan lagi Seyi kirimkan. Setelah lama menunggu dan belum juga mendapat balasan ia beralih menelepon Yoongi.

Panggilan tersambung, namun tak dijawab.

Sudah tujuh kali dan tetap saja tak ada jawaban. Apa Yoongi sengaja mengabaikannya?


   
'Jika tidak mengangkat panggilanku, setidaknya tolong baca pesanku,'

  

  
'Aku ingin mengatakan sesuatu padamu...'

   
 
Percobaan terakhir. Seyi berjanji ini yang terakhir.

Sekali lagi, panggilan tersambung. Namun tak lama suara operator kembali terdengar.

Yoongi tidak menjawab panggilan, tidak pula membaca pesannya.

Mendadak kepala Seyi terasa sangat pusing. Urusan dengan pihak sekolah, keluarga, hingga dengan Yoongi sungguh membuatnya lelah. Sebelum akhirnya Seyi memilih membiarkan dirinya tenggelam dalam bunga tidur, ia meninggalkan pesan yang kesekian kali untuk Yoongi.

  
'Terimakasih sudah mengatakan kau mencintaiku, dan aku juga mencintaimu. Aku akan pergi, jaga dirimu.  Mari bertemu lagi saat langit mengizinkan. Aku percaya kau akan selalu menemukanku. Aku mempercayaimu, Min Yoongi...'

Continue Reading

You'll Also Like

405K 38.7K 66
❝ Is it okay to marry the groom before their love bloom? ❞ The Proposal - 2020
13.2M 1.4M 69
(SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA) Agatha terpaksa tinggal bersama Raka. murid paling teladan dan juga kebanggaan di sekolah. Manusia sedingin es y...
578K 7.3K 9
Cerita akan publish dan tamat di Dreame💜♥️ 🌼🌼🌼🌼🌼 "Hari terakhir kerja kenapa nangis? gagal nikah?" Kalau yang bilang buka...
6.7M 962K 54
Prahara rumah tangga si cowok spek malaikat dan cewek spek iblis. PART MASIH LENGKAP! TIDAK DI HAPUS SAMA SEKALI ❣️ Novel tersedia di seluruh Gramedi...