Counterattack 'Jatuh Cinta Pa...

By sejuta_mimpi

85.9K 9.1K 803

Tittle : Counterattack Falling in love with my enemy Author : Chai Jidan Trans English : lalal... More

ChitChat
Chap 106 : Pulling Carrots
Chap 107 : You're Mine
Chap 108 : Last Condition
Chap 109 : Endless Trick
Chap 110 : Badass (I)
Chap 110 : Badass (II)
Chap 111 : Opened Up
Chap 112 : Murky water
Chap 113 : You're Dirty
Chap 114 : Mount Chi Has Erupted!!
Chap 115 : Late (I)
Chap 116 : Late (II)
Chap 117 : Its Payback Time
chap 118 : The Wrong Person
Chap 119 : Why Am I So Unlucky ?
Chap 120 : Hidden Agenda
Chap 121 : Getting Rid Of Problems
Chap 122 : Affection Card
Chap 123 : Picking a Fight
Chap 124 : Calculative
Chap 125 : Magnetic Rooster
Chap 126 : Night Mission
Chap 127 : Authentic
Chap 128 : Out of The Blue
Chap 129 : You Have No Rights To Speak
Chap 131 : Security
Chap 132 : Big Eyes Wu
Chap 133 : Bee-Watch
Chap 134 : Can't Rest For a While
Chap 135 : Am I Dead Now??
Chap 136 : Just Wait!
Chap 137 : Small Punishment
Chap 138 : Animal
Chap 139 : Cheer Up!
Chap 140 : Testing Waters
Chap 141 : Go to Hell
Chap 142 : Kicking Here and There
Chap 143 : He'll Die In My Hands
Chap 144 : He Enjoys Life Better Than I Do
Chap 145 : Grandfather and His Grandson
Chap 146 : Confession
Chap 147 : Off Layer By Layer
Chap 148 : Ice And Fire
Chap 149 : It's So Early?
Chap 150 : How Dare You Steal My Stuff
Chap 151 : Liar
Chap 152 : I'm The Rope To Your Horse
Chap 153 :
Chap 154 : PRO
Chap 155 : Karma
Chap 156 : Mr. Snake
Chap 157 : Unexpectedly Calm
Chap 158 : The Meeting
Chap 159 : Visiting The Senior
Chap 160 : Heartless Bastard
Chap 161 : People Are Toxic As Well
Chap 162 : A Chaotic Night
Chap 163 : Are You Trying To Rebel?
Chap 164 : A Slap
Chap 165 : Boiling Inside
Chap 166: Change
Chap 167 : Unrevealing Secrets
Chap 168 : We'll Meet Again
Chap 169 : All Because Of An Apple
Chap 170 :
Chap 171 : The Danger
Chap 172 : Royal Guard
Chap 173 : Your Brother Kidnapped My Brother
Chap 174 : Another Trick
Chap 175 : Follow The Play
Chap 176 : Back Home
Chap 177 : The Sad Delivery Man
Chap 178 : Back For Good
Chap 179 : The Words You Owe
Chap 180 : Hidden Agenda
Chap 181 : God Bless Me
Chap 182 : Storm
Chap 183 : All Have Ended
Chap 184 : I'll Make It Up For You
Chap 185: Popsicle
Chap 186 : The Moral Of The Noodles
Chap 187 : Something's Going On
Chap 188 : Light Bulb
Chap 189 : I Won't Find A Wife Anymore
Chap 190 : Finally (TUT)
Chap 191 : What Else I Can Do?
Chap 192 : Surfing
Chap 193 : Torture
Chap 194 : Witty
Chap 195 : A Lesson
Chap 196 : $10 Allowence
Chap 197 : High IQ
Chap 198 : Starting A Fire
Chap 199 : One and Only
Chap 200 : Da Bao Strikes
Chap 201 : Suicide
Chap 202 : Oh, Yeah!
Chap 203 : Revitalized
Chap 204 : Claiming His
Chap 205 : Haunted
Chap 206 : Release
Chap 207 : Fast And Furiously In Love
Chap 208 : You Bastard
Chap 209 : You Are My Meter Flower
Chap 210 : A Baffling Anger
Chap 211 : Never Be At Loss
Chap 212 : I Saw Everything
Chap 213 : Prank
Chap 214 : The Reveal
Chap 215 : Caught Red Handed
Chap 216 : Revenge
Chap 217 : Hi-Ya Bitch
Chap 218 : Father In-Law
Chap 219 : A Door's Distance
Chap 220 : Days Spent With Elderly
Chap 221 :
Chap 222 :
Chap 223
Chap 224 :
Chap 225 :
Chap 226 :
Chap 227 :
Chap 228 :
Chap 229 :
BewaRa
Chap 230 :
Chap 231 :
Chap 232 :
Chap 233 :
Chap 234 :
Chap 235 :
Chap 236 :
Chap 237 :
Chap 238 :
Chap 239
Chap 240
Chap 241
Chap 242
Chap 243
Chap 244
Chap 245
Chap 246
Chap 247
A Little Talk With

Chap 130 : Are You Sure You're Not showing Off

574 65 2
By sejuta_mimpi


Ini baru jam 6 sore tapi langit sudah benar-benar gelap, Shuai melihat keluar jendela dan bergumam, "Chi pasti sudah selesai bekerja sekarang?"

Wu menjawab, "Dia selesai bekerja pukul 5 tepat!"

"Aku rasa mereka sudah tiba di hotel, Chi memiliki cukup banyak rekan kerja wanita, bukan? Dia adalah Tuhan dengan para malaikat di sekelilingnya, sebagai orang yang memilikinya. Bagaimana perasaanmu sekarang?"

Shuai menggulung selembar koran dan menyerahkannya kepada Wu.

Wu mengatakan, "Aku sangat berterima kasih kepada mereka untuk membantu mengurangi stress yang  ku miliki."

"Bukan hanya untuk mengurangi stres, tetapi juga membantu mengenai 'kebutuhan fisik' ?" Shuai menggodanya.

Wu menelan ludah yang besar, wajahnya perlahan berubah hijau.

"Kalau begitu, aku akan lebih bersyukur!"

Shuai tertawa sambil mengambil kembali korannya, lalu dia menepuk punggung Wu, "Bantu aku mengawasi klinik, aku akan pergi membeli sesuatu untuk dimakan, aku akan makan denganmu sebelum aku pergi." lalu dia memakai jaket dan pergi.

Wu sendirian di klinik, tepat di luar klinik adalah jalan raya, ada aliran mobil tak berujung yang lalu-lalang dalam dua arah berlawanan tampak sangat ramai, tapi hatinya terasa kosong. Lebih baik jika Shuai tidak menyebutkan soal Chi, sekarang dia mulai sedikit menyesal.

Dia mengangkat teleponnya, ponselnya telah diam selama 30 menit tanpa ada pemberitahuan pesan yang belum dibaca.

Sudahkah mereka pergi ke restoran? Pasti akan ada banyak perempuan mencoba untuk lebih dekat dengannya, bertanya kepadanya: 'apakah anda punya pacar? Jika Chi mengatakan tidak, mereka akan mengatakan: siapa yang anda coba untuk bohongi? Kami tidak percaya anda, anda harus minum sebagai hukuman. Jika Chi mengatakan ya, mereka akan mengatakan: anda menyakiti perasaan kita, anda harus minum sebagai hukuman.'

Beberapa gelas minuman masuk kedalam perut kosongnya. Chi telah 'kelaparan' selama beberapa hari, bisakah dia mengatasinya?

Memikirkan hal ini, ia mengirim pesan lain untuk rekan kerja wanita di kantor Chi.

'Jika Chi mabuk dan melakukan hal-hal yang tidak pantas, pukul saja dia!'

Perasaan cemburu adalah yang terburuk, itu akan membuatmu tidak fokus dan berakhir mengirim pesan kepada orang yang salah, Wu malah mengirimkannya kepada orang yang disebutkannya di dalam pesan. Wu telah melakukan hal bodoh ini, pada saat dia menyadarinya, pesan itu telah dikirim. Saat ini dia hanya ingin melempar ponselnya menjadi beberapa bagian untuk mencegah pesan itu sampai kepada Chi.

Sedihnya, Chi menerima pesan itu dua detik setelah dikirimkan.

"Jika Chi mabuk dan melakukan hal-hal yang tidak pantas, pukul saja dia." Chi membaca pesan Wu sambil menyeringai.

"....."

Gang menghentikan mobilnya tepat didepan jalan, Chi terus memegang telepon dalam saku mantelnya. Berjalan ke dalam klinik  seolah-olah tidak ada yang terjadi. Wu seperti semut di dalam panci panas. Melihat Chi yang tiba-tiba datang, dia tidak yakin merasa lebih takut atau bahagia, jantungnya memompa sangat cepat, tapi dia merasakan  perasaan aman.

"Apakah kau membaca pesan yang baru saja ku kirimkan  padamu?" Tanya Wu.

Chi menjawab, "Pesan apa?" Dia berpura-pura ingin mengambil telepon dari dalam sakunya.

"Jangan membacanya, itu omong kosong!"

Wu dengan cepat menarik tangan Chi dari dalam sakunya, kemudian tidak pernah melepaskannya, "Kenapa kau kesini?"

Chi membungkus tangannya di sekitar Wu, dia baru saja turun dari mobil, tangannya terasa sangat hangat.

"Aku akan membawamu pulang."

Nada Chi agak monoton, tetapi menciptakan gelombang tsunami dalam hati Wu, pada saat itu, Wu merasa seperti mereka benar-benar memiliki rumah. Meskipun sedikit, ada sedikit sakit, karena itu benar-benar rumah untuk kedua orang gila ini.

Kalau dipikir-pikir, Wu tidak bisa menahan senyumnya.

Chi merasakan tangan dingin Wu.

Seorang pria gentleman akan berkata, 'Sini, biarkan aku hangatkan tanganmu.'

Seorang bajingan akan berkata,  'Ayo, kita  mencari kehangatkan bersama-sama.'

Hari ini adalah akhir bulan desember, cuaca sangat dingin, ada lapisan salju di lapangan bola basket.

Dia mengingat beberapa waktu yang lalu ketika dia akan bermain di sini. Sekarang dia pergi ke gym, memiliki seorang pelatih di sampingnya  dan tubuhnya semakin kencang.

Tapi sekarang, ketika dia berlari-lari di sekitar halaman luas ini, Wu merasa sangat bebas, darahnya menjadi hangat, rasanya seperti dia telah menemukan gairah dan api yang ada didalam hatinya.

Meskipun dia memiliki banyak lapisan pada pakaiannya, gerakannya masih cepat, dia berhasil menghindari blok dan serangan dari Chi, gesit dan tajam. Dia berbelok, Sebelum dia sempat melompat, sepasang tangan menemukan jalan ke bagian pantatnya.

Ia sedang mencoba mendekati Chi satu tahun yang lalu, bahwa waktu itu Chi juga meraba-rabanya dan ia merasa terbakar amarah. Sekarang Chi juga meraba-rabanya, tapi itu adalah jenis api yang berbeda, membakar di dalam, api gairah.

Wu mendengus, meraih pergelangan tangan Chi dan berkata, "Aku masih ingin bermain beberapa waktu lagi."

Chi tidak memaksanya, sudah lama sejak Chi melihat Wu menjadi sangat energik, dia hanya membiarkan Wu melakukan keinginannya. Setelah setahun pelatihan, tembakan Wu telah menjadi lebih cepat dan halus.

Tangannya meraih ke ring dengan erat, jelas mencoba untuk memamerkan kekuatan lengannya.

Dia menghitung didalam hati, 1, 2, 3, 4 …

Ketika ia berada di hitungan ke 9, tubuhnya tiba-tiba bergoyang, ia kehilangan keseimbangan dan jatuh dari ring. Chi kemudian meletakkan pantat Wu di pundaknya, salah satu lengannya terkunci di sekitar paha Wu dan yang lain di sekitar pinggulnya, kemudian dia berjalan santai sambil membawanya menuju mobil.

Wu tidak berani bergerak karena dia tidak ingin jatuh, tapi dia tidak ingin dipegang oleh Chi seperti ini, jadi dia mengangkat salah satu kakinya di atas kepala Chi dan naik di pundaknya.

Jika Gang di sini, ia pasti akan mengatakan ini: 'bola anda semakin besar, bagaimana anda bisa begitu berani untuk naik di atas Chi!'

Wu tidak hanya berani naik di atas Chi, dia bahkan berani menggodanya.

Wu menggaruk di sekitar apel adam Chi, membuat Chi mulai terbakar di dalam, tapi Wu hanya mengatakan, "Ketika aku masih kecil ayahku sering membawaku seperti ini, dia akan selalu membawaku untuk menonton orang yang menjual pil kuat di jembatan. Tahukah kau apa itu?"

Chi hanya tahu bahwa ada dua bola besar di belakang lehernya.

Wu kemudian melanjutkan, "Pria itu mengenakan rompi kulit dan sepasang celana panjang, memperlihatkan tubuhnya yang penuh dengan otot, aku masih dapat mengingat slogannya, 'hei, lihatlah, mengapa lenganku begitu besar? Mengapa aku begitu energik? Hei, aku makan pil yang kuat. Hei, lihat pil ini, satu kantung untuk satu penny, makan setiap hari, setiap bulan, setiap tahun, anda akan...' Aku lupa bagian akhirnya."

Chi menyela, "Aku tahu..."

Wu terkejut, "Kau tahu? Kau pernah mendengarnya? Apa akhirnya?"

"Tumbuh dua buah bola yang besar!"

Wu pertama kali terkejut, kemudian dia memukul tengkuk Chi, Apa-apaan, kenapa dia selalu berbicara tentang itu?

Chi mengambil jalan yang panjang, Wu bahkan tidak menyadari ketika dia dengan senang hati bercerita. Tangannya memegang dagu Chi, kemudian dia merasakan jenggotnya yang baru dipotong, tiba-tiba dia merindukan ayahnya.

"Aku rindu ayahku," kata Wu.

Chi menjawab, "Jangan khawatir, kau masih memiliki seorang Godfather !"

Wu kemudian menyadari siapa yang Chi maksud, "Fuck, siapa yang kau panggil anak?" Xiao Ca Bao adalah anakku, kau saudaranya, siapa lagi anakku?

Wu menggunakan kejantanannya untuk menyikut tengkuk Chi, "Apakah kau percaya aku bisa membuat beberapa lubang di lehermu?"

"Tidak perlu melakukan itu," Chi mengatakannya dengan tenang," Hanya dengan bolamu, kau akan dapat membuat dua buah lubang."

Wu menjerit, lalu dia dimasukkan ke dalam mobil.

Shuai hanya berdiri tidak jauh dari sana, dia menyaksikan muridnya yang datang untuk menemukan penghiburan didorong  ke dalam mobil, sukacita itu, apa-apaan maksudnya!

Fuck, kau kesini hanya untuk pamer kepadaku!

Dia menggertakkan giginya, dia menendang pintu dan menjatuhkan makan malam di atas mejanya. Baiklah aku hanya akan makan sendirian!

Setiap kali Shuai merasa jengkel, nafsu makannya menjadi lebih baik, dia tidak pernah menyebutkannya kepada Wu tapi dia pernah memiliki periode dimana beratnya lebih dari 200 pon, dan dia jauh 'brilian' daripada Wu.

Begitu dia mengunyah makanan, dia kemudian mengangkat matanya, tiba-tiba ada orang yang duduk di depannya dan entah berasal dari mana, membuat Shuai hampir tersedak sampai mati.

Apa-apaan, dari mana hantu liar ini muncul tiba-tiba? Dia bahkan tidak membuat satu suara pun!

Mata Guo benar-benar tampak seperti dia sedang dirasuki.

"Kenapa kau memperlakukanku seperti ini?" Guo bertanya kesal.

"Seperti apa?" Balas Shuai.

"Dingin."

"Bukankah aku selalu seperti ini?" Jawab Shuai.

Guo mengambil sepasang sumpit dan dengan mudah membaginya menjadi dua dengan jarinya, "Iya, tapi sekarang terasa berbeda, apa yang berbeda dari sebelumnya, Aku berpikir bahwa kau lebih mengenal dirimu sendiri!"

Shuai mencemooh, "Seperti yang kau katakan, kau bahkan tidak bisa membaca pikiranku?"

"Aku tidak bisa, aku masih berharap Dokter Shuai akan membantuku meringankannya."

Shuai hanya menjawab, "Aku sibuk."

Setelah mengatakan itu, dia mengangkat sumpitnya dan hendak makan, tetapi pergelangan tangannya dipegang oleh Guo, matanya memancarkan getaran dingin, nadanya bahkan lebih dingin.

"Kau melihat mereka berdua di luar, kau merasa tidak enak, lalu sekarang kau melampiaskannya padaku?" Shuai mencemooh.

Guo menjadi bingung, "Siapa yang aku lihat?"

Shuai bersikeras, "Kau bersumpah bahwa kau tidak mengikuti mobilnya kesini?"

"Aku datang ke sini ketika jam sibuk, setiap jalanan macet, apakah aku tahu mobil siapa yang harusnya aku ikuti?"

Shuai melemparkan sumpitnya, "Berhenti bersikap bodoh!"

Guo kemudian menyadari, benar-benar ada beberapa kesalahpahaman di antara mereka, dan itu tidak kecil sama sekali.

.......
















Continue Reading

You'll Also Like

Kesayangan By xwayyyy

General Fiction

74.5K 10.4K 25
hanya fiksi woyyyy!!!!!!
106K 7.8K 23
Menikah dengan 'dia' adalah hal yang sama sekali tidak pernah ada di pikiran Salsa maupun Lian. Kedua nya sudah menjadi musuh bebuyutan sedari kecil...
Bayangan By awheey

General Fiction

135K 10.5K 57
Karena bayangan akan hilang setiap kali cahaya datang.. Kehadiran Bhanu Baskara di hidup Anantari Purnama mampu mengubah dirinya yang semula selalu b...
STRANGER By yanjah

General Fiction

908K 96.7K 56
Terendra tak pernah mengira jika diumurnya yang sudah menginjak kepala empat tiba-tiba saja memiliki seorang putra yang datang dari tempat yang tak t...