Kangen sama Mew?
(sudut pandang penulis)
Di masa sekarang.
Mew terbangun dari tidurnya, menyambut pagi yang indah. Akibat perbuatannya semalam, tubuhnya yang seksi terbuka tanpa sehelai benangpun.
Terdengar suara dari sampingnya, "selamat pagi, sayang."
Mew menengok. Nampak wajah tampan Gulf yang juga baru bangun. Gulf menyandarkan kepalanya pada bahu Mew. Mereka saling tersenyum. Tangan Mew mengelus wajah tampan kekasihnya.
Gulf : "Semalam enak banget sayang. Aku puas banget."
Mew : "Aku juga. By the way, kita ada jadwal apa hari ini?"
Gulf : "P'Mew lupa? Jadwal kita hari ini kosong, alias libur. Jadi, hari ini kita bisa nge-seks sepuasnya."
Mew : "Ih, dasar mesum. Udah ah, aku mau ke dapur dulu. Aku akan buatkan sarapan untukmu, sayang..."
Nggak lama kemudian, Mew sudah berada di dapur. Sayangnya, ternyata persediaan bahan makanan telah habis.
Gulf menuju dapur dan menghampiri Mew. "Ada apa, Phi?"
Mew : "Kita harus belanja sekarang. Isi dapur kosong."
Gulf memeluk Mew dari belakang. "Belanja mah bisa nanti. Yang penting sekarang nge-seks dulu."
Mew tersenyum. "Tapi gantian ya. Dari kemarin aku terus yang di masukin. Sekarang gantian kamu yang di masukin."
"Ayo!" kata Gulf. Lalu ia bersandar pada meja dapur. Mereka lalu berciuman penuh cinta.
Kemudian, Mew membuka kancing kemeja Gulf. Ia mulai menciumi tubuh indah kekasihnya, mulai dari leher, dada, perut, hingga sampai celana Gulf yang belum terbuka.
Mew berlutut di depan Gulf, dan membuka celana kekasihnya. Lalu, Mew memegang p€nis Gulf dan memasukkan kedalam mulutnya.
"Aahh... mantap," Gulf mendesah dan memejamkan mata saking keenakan. Mew terus menghisap p€nis Gulf, hingga akhirnya benda itu mengeluarkan cairan putih yang banyak.
Mew berdiri dan membalik tubuh Gulf. Bok0ng Gulf yang terbuka di depannya sungguh menggoda. Mew membuka celananya dan bersiap memasukkan, tapi ia teringat sesuatu.
Mew : "Kondom nya?"
"Di saku celana ku," jawab Gulf dengan wajah lemas yang bersandar pada lemari dapur. Celana Gulf telah turun ke lantai. Sejenak Mew membungkuk dan mengambil kondom dari saku celana itu.
Mew memakaikan kondom pada p€nis nya yang tegang. Lalu memasukkan nya pada bok0ng Gulf. Kenikmatan pun mulai terasa.
Dapur itu menjadi saksi dua pangeran yang menikmati surga dunia. Nafsu, kenikmatan, dan cinta menyatu dalam kegiatan seks yang mereka lakukan sambil berdiri itu.
-----------------------------------------------------------
Tanggal tua, di hari kerja.
Sebagai artis, jam kerja Mew dan Gulf tidak sama dengan kebanyakan orang. Ada kalanya disaat masyarakat libur, artis seperti mereka bekerja.
Begitu pun sebaliknya. Hari ini dimana masyarakat bekerja, membuat supermarket yang mereka datangi cukup sepi.
Selain Mew dan Gulf, hanya sedikit orang yang datang berbelanja. Salah satunya, seorang pria berpakaian serba hitam. Ia mengenakan jaket hitam, dengan hoodie yang menutupi hingga bagian samping wajahnya. Masker hitam juga menutupi separuh wajahnya. Ia juga mengenakan kacamata hitam, dan kedua tangannya dilapisi sarung tangan hitam.
Mew mendorong troli, sedangkan Gulf memilih-milih barang untuk dimasukkan ke dalamnya. Mereka berbelanja sambil mengobrol mesra, dengan senyum dan tawa yang selalu menghiasi wajah mereka. Terkadang kalau nggak ada orang lewat, Gulf mencuri kesempatan untuk mencium pipi Mew. Lalu, Mew mengingatkan kalau ada CCTV yang melihat adegan mesra tersebut.
Mew : "Malu dilihat CCTV."
Gulf : "Kenapa malu? Memangnya aku mencuri di supermarket ini? Aku hanya mencium kekasihku."
Mew menggeleng melihat tingkah Gulf. Tanpa sengaja, Mew melihat pria serba hitam yang juga mendorong troli nya, dan memasukkan barang yang akan ia beli.
Mew dan Gulf terus melangkah menyusuri supermarket besar, dengan pengunjung yang sedikit itu. Mew tiba-tiba haus, lalu ijin kepada Gulf untuk mengambil minuman di rak pendingin. Gulf mengangguk, dan gantian dia yang harus memegang troli.
Mew meninggalkan Gulf menuju rak minuman, yang berjarak beberapa meter. Sesampainya, Mew mengambil sebotol air dan meminumnya. Kemudian, tiba-tiba hape nya berdering. Mew mengambil hape di sakunya dan menjawab panggilan telepon.
Manager Mew menelepon dan membicarakan soal pekerjaan. Sambil mengobrol, Mew membalik tubuhnya dan sekilas melihat pria serba hitam.
Dari manager nya, Mew mendengar bahwa ia dan Gulf lagi-lagi mendapat tawaran syuting iklan. Mew tersenyum senang, karena pundi uang nya bertambah lagi. Hingga tanpa ia sadari...
Pria serba hitam berjalan mendekati Mew. Tangannya merogoh saku, dan mengeluarkan sebuah pisau. Saat ia berada di dekat targetnya, dengan pisau itu ia menusuk perut Mew.
...
"AAAAAA...!!!"
Seorang wanita menjerit melihat kejadian itu...
Gulf menengok kearah suara jeritan. Ia berlari kearahnya. Tampak wanita itu shock saat melihat... Mew jatuh dengan darah mengalir dari perutnya...
Pria serba hitam dengan pisau berdarah di tangannya, langsung berlari secepat mungkin. Gulf reflek langsung mengejar pelaku. Sedangkan wanita yang melihat kejadian itu, langsung menelpon nomor darurat untuk menolong Mew. Orang-orang di sekitar Mew mencoba memberi pertolongan pertama semampu mereka.
-----------------------------------------------------------
Pelaku berlari hingga ke halaman parkir, menghindari kejaran Gulf yang berlari secepat mungkin. Orang jahat itu berlari lebih kencang. Mendadak ia tersandung dan tubuhnya terbanting ke aspal.
Gulf menubruk tubuh pria itu, mendudukinya dan meninju wajahnya berkali-kali sekuat tenaga. Ia melakukannya sambil berteriak penuh amarah.
Gulf terus memukuli, hingga masker dan kacamata hitam pelaku terlepas. Dan nampaklah wajah asli pelaku. Gulf terkejut saat melihat wajah yang ia kenal.
"Khom?" Gulf menyebut nama si pelaku.
Khom mendorong tubuh Gulf yang menduduki nya.
Kini, mereka berdua duduk terkapar diatas aspal. Mereka saling berpandangan. Mata mereka meneteskan air jernih yang terus mengalir.
Gulf : "KENAPA KAU LAKUKAN INI, BANGS*T!!!"
Khom menangis memandangi Gulf. "Seharusnya kau tau alasannya."
Gulf menangis tersedu-sedu. Perasaan nya campur aduk. Rasa takut dengan keadaan Mew, rasa bersalah telah mengecewakan Khom, juga meratapi kejadian yang paling buruk.
"TAPI ENGGAK GINI CARANYA!!!" teriak Gulf. Ia berusaha untuk tenang. "Aku enggak nyangka kau sejahat ini, Khom..."
"...kenapa harus Mew? Dia enggak salah apa-apa. Aku yang salah, Khom. Seharusnya kau bunuh aku. Bunuh aku sekarang!!!"
Khom menggeleng. "Aku sangat mencintaimu, Gulf. Enggak mungkin aku melukaimu sedikitpun, apalagi membunuh mu. Aku hanya ingin memiliki mu, Gulf."
Gulf masih menangis tersedu-sedu. Ia terpejam menahan airmata. Khom merangkak mendekati Gulf. Ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh Gulf, menyentuh orang yang ia cintai untuk melepas kerinduan. Dan rasa ingin memiliki.
Namun belum sempat tangan itu menyentuh, tiba-tiba dari belakang, tubuh Khom ditarik dengan kasar.
Ia ditarik oleh seorang polisi, yang telah tiba beserta sejumlah polisi lainnya. Khom pasrah saat ia diborgol dan diseret oleh polisi.
Mata Khom yang terus meneteskan air jernih, masih memandangi Gulf dan tak pernah lepas. Gulf masih terduduk di aspal, ia menunduk dan menangis, menyesali semua yang terjadi.
-----------------------------------------------------------
Di dalam Rumah Sakit...
Setelah bertanya pada petugas, Gulf lalu menuju ruang operasi dimana Mew mendapat penanganan. Gulf berdiri di depan ruangan tersebut.
Gulf terduduk di lantai. Wajahnya lelah dan pucat. Ia sangat takut dengan apa yang dialami Mew.
Ia masih duduk di lantai dan bersandar pada dinding. Matanya bengkak karena terlalu banyak menangis. Tatapan nya kosong, pasrah dengan apa yang akan terjadi. Hingga tiba-tiba, Mew berjalan menghampirinya.
Gulf menengok dan langsung berdiri. Di depannya, tampak Mew yang biasa saja. Pakaian nya masih sama dengan sebelum kejadian, tanpa bekas luka apapun yang mengotori nya. Seolah tidak terjadi apa-apa.
Gulf menatap Mew dengan heran. Ini tidak masuk akal.
Mew tersenyum manis kepada Gulf. Tangan Mew menggenggam pipi Gulf dengan lembut.
"Gulf... cinta ku... jaga dirimu baik-baik."
Perlahan tubuh Mew bergerak mundur, menjauhi Gulf. Tangan Mew terlepas dari wajah kekasihnya. Tangan itu masih terulur kearah Gulf, walau tubuh Mew terus mundur, seperti ditarik oleh sesuatu. Gulf melangkah kearah Mew yang semakin menjauh. Tubuh Gulf lemas, hingga ia hanya bisa berlutut dan mengulurkan tangannya kearah Mew.
Dari belakang Mew, muncul cahaya yang sangat terang. Cahaya itulah yang terus menarik Mew menjauhi Gulf. Cahaya itu menyinari wajah Mew, membuat wajah itu semakin cerah.
"Mew... jangan pergi..."
"...tidak... ini halusinasi... ini tidak nyata..."
(bersambung)
-----------------------------------------------------------
Adegan diatas, terinspirasi dari drama Korea "Master's Sun".
Tunggu cerita selanjutnya! 😌