[2] SISTER'S PROBLEM

By igotyour7

29.2K 3.5K 1.8K

PART 2! Dua orang saudara dengan kisah cinta rumit mereka Author: Minkuk97 & slutherin_ Genre: Romance, Adult... More

Notification
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27 [A]
Chapter 27 [B]
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38 [A]
Chapter 38 [B]
Chapter 38 [C]
Chapter 39 [A]
Chapter 39 [B]
Chapter 40 [A]
Chapter 40 [B]
Chapter 40 [C]
Chapter 41 [A]
Chapter 41 [B]
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
INFORMATION

Chapter 49

419 61 9
By igotyour7

"Tadi itu apa?"

Seperti sudah ditahan sejak lama, sebuah pertanyaan muncul ke permukaan dengan tekanan suara yang begitu menghayati.

Kepala keluarga Choi sudah lebih dulu undur diri dari forum. Hal ini sangat ditunggu-tunggu oleh Seungcheol, karena ia sangat gatal untuk membuka suara tanpa ada tekanan dari mereka yang tidak tau apapun.

"Oppa ...."

"Kalian bersama?"

Pertanyaan Seungcheol sangat jelas, semua orang mengerti maksudnya.

"Menurutmu bagaimana, Hyung?" Mingyu merespon dengan pertanyaan lain, ia memberikan sedikit tawa di ujung kalimat pertanyaan itu.

"Oppa, mengapa kau yang bersemangat? Sekarang kau peduli dengan hubunganku?"

"Kalian merencanakan apa? Jika kalian berpikir untuk memperkeruh keadaan setelah apa yang terjadi, percayalah itu bukan ide yang bagus."

"Mingyu hanya membantuku," ucap Yunseo. "Dia menjadi pacar yang baik di hadapan Ayah dan Ibu, menyelamatkanku dari rasa malu. Setidaknya aku tidak perlu cemas dan berkata orang yang kuceritakan pada mereka akan kunikahi suatu saat ternyata malah menikah dengan adikku sendiri. Benar, kan? Aku tidak mungkin berkata aku diselingkuhi oleh kekasihku dan ternyata orang itu malah menjadi menantu baru mereka."

Areum lebih suka diam, dia hanya menunduk saja seperti ia tidak mendengar apapun. Wonwoo juga diam. Ia memasang ekspresi tenang seperti bukan dia orang yang terus disindir. Di balik meja ia masih menggenggam tangan Areum. Ia tidak pernah melepaskan tangan itu. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengendalikan dirinya sendiri.

"Kau ingin memancing masalah?" Seungcheol masih tidak senang, ia menjadi orang yang paling emosi. "Kau ingin mengatakannya pada Ayah?"

"Masalah apa, Oppa? Aku dan Mingyu di sini sedang bekerja sama dengan kalian. Bukankah kita semua terlihat seperti pasangan normal? Ini sudah cukup kan? Pernikahan adikmu sudah terlaksana, the baby has his father, lalu? Kami memberikanmu jalan mudah untuk happy ending."

"Yunseo benar, Hyung." Mingyu mengangguk pelan, "kami sudah mencoba berpura-pura bahagia di depan orang tua kalian. Apa belum cukup juga?"

Seungcheol akhirnya diam. Dia merasa kalah. Dia sesungguhnya sangat kesal namun ia tidak bisa menolak kalimat mereka. Meskipun ia sangat tidak suka dengan sikap Yunseo dan Mingyu, ia tidak bisa menolak jika mereka sedang bekerja sama.

"Oppa, kenapa kau kesal pada kami? Lucu saja. Apa ada masalah kalau aku bersama Mingyu?"

Alasan itu juga membuat Seungcheol bungkam. Ia juga bingung. Alasan mengapa ia terganggu melihat Yunseo dan Mingyu bersama? Tidak jelas. Padahal mereka selalu bersama sejak kecil. Lalu mengapa baru sekarang ia terganggu. Jika mencari jawaban yang paling benar, alasannya hanyalah Areum.

"Tidak apa, Hyung." Wonwoo membuka suara dengan pelan, semua orang otomatis menatapnya. Areum bahkan juga mengangkat kepala setelah sekian lama. "Itu hak mereka jika mereka memutuskan untuk bersama," lanjut pria itu dengan ramah. Ia menarik senyum di bibirnya, lalu menatap Yunseo dan Mingyu bergantian. "Akhirnya mereka bisa dengan bebas menunjukkan hubungan mereka pada semua orang, sungguh melegakan."

Tentu saja ada yang tidak beres dari kalimat Wonwoo. Tentu saja dia telah memberikan serangan verbal. Tentu saja ia memberikan sindiran keras pada mereka. Pria itu menyelesaikan kalimatnya masih dengan senyum yang lebar, di balik itu ia mengetahui jika Areum tidak baik-baik saja. Genggaman pria itu berangsur-angsur terasa menyakitkan karena ada sebuah pelampiasan dari Areum.

"Apa maksudmu?" Mingyu terpancing, suaranya tegas menyatakan ia tersindir. Bahasa formal juga menghilang dari barisan suku kata yang diucapkannya.

Wonwoo semakin lebar senyumnya, bahkan lebih mirip seperti seringai. Entah ia menyadarinya atau tidak, ia benar-benar sedang memancing sebuah perdebatan. "Maksudku kalian lebih bebas sekarang. Tidak perlu bersembunyi lagi."

"Memangnya apa yang kami sembunyikan?" ucap Yunseo yang berbicara dengan nada meremehkan.

"Hubungan kalian," balas Wonwoo. "Aku tau yang kalian ucapkan pada Ayah dan Ibu tadi itu benar. Kalian tidak berbohong sama sekali. Aku tau kalian bersama sejak lama."

"Apa kau sedang berusaha menjadikan kami penjahatnya sekarang, Jeon Wonwoo?"

"Aku tau tentang hubungan kalian. Bahkan sebelum ada sesuatu antara aku dan Areum, sudah ada sesuatu di antara kalian. Kalian tidak pantas bertindak seperti kalian korban dan menyalahkan aku dan Areum. Padahal kalian membuat kami seperti badut sejak lama."

"Kau menulis sebuah cerita?"

"Katakan padaku Kim Mingyu. Apa kau mengkhianati Areum di belakangnya? Kau selingkuhi dia bersama Yunseo?"

"Tentu tidak. Kau mengada-ada."

"Ah ...." Wonwoo menghela napas lalu mengusap wajahnya kasar. "Aku kasihan padamu, Yunseo." Ia berdecih, "baginya kau hanya sebatas teman tidur saja."

"Hah?"

"Kau khianati aku juga adikmu sendiri hanya untuk jadi teman tidur bajingan itu."

"Maling teriak maling."

Wonwoo tertawa hina, "setidaknya aku bertanggung jawab pada wanita yang aku tiduri," ucap pria itu, "katakan padaku ... jika Areum tidak denganku, kapan kalian akan mengaku? Apa kalian akan terus menyembunyikannya?"

Yunseo balik menghina, "kau sepertinya berpikir terlalu jauh. Aku dan Mingyu sudah menyelamatkan wajahmu di hadapan mertuamu, seperti ini kau perlakukan kami?"

"Dia sepertinya haus akan perhatian. Sedang berusaha menjadi yang terluka agar terlihat seperti merekalah korban," tambah Mingyu.

"Mereka cocok, sama-sama menyedihkan." Yunseo berucap lagi, "untuk apa menuduh kita berselingkuh padahal mereka yang begitu. Sampai mengandung anak pula, siapa yang rendahan di sini?"

"Yunseo!" Seungcheol berteriak ke arah Yunseo.

"Ah, aku lupa kalau si murahan itu punya banyak penjaga. Iya ... terserah. Akulah yang jahat di sini. Teruskan menjadikan aku sebagai tumbal kalian."

Wonwoo melirik kecil pada Areum, ia melihat sekilas air mata menetes di balik wajah yang entah sejak kapan kembali tenggelam. Dia tau bahwa Areum terluka dengan keadaan ini. "Hei, kau tidak salah. Berhenti menyalahkan dirimu," ucap pria itu pelan seraya mengusap kepalanya. "Percaya padaku, mereka tidak sepolos yang kau kira."

Seungcheol merasa pening dengan pembicaraan yang baru saja ia hentikan. Ia tidak tau apapun tentang tuduhan Wonwoo, namun ia cenderung percaya meski ia tak suka dengan perasaan itu. Ia mencoba adil dalam pembelaan, tetapi ia tak bisa. Ia tidak tau apa-apa.

"Bagaimana kalau kalian saja yang ceritakan pada kami." Kini giliran Mingyu yang memancing, "Areum-a, bagaimana rasanya selingkuh dariku?"

Wonwoo otomatis menyela, "kau pikir kau bicara dengan siapa?"

"Bukan denganmu, bedebah. Aku bicara pada Areum ... gadis yang-cih, orang yang selingkuh dariku dan hamil bersama pria lain." Mingyu balas menyerang Areum, wajah wanita itu semakin sulit dilihat. "Apakah kau suka saat pria itu menyentuhmu? Apa kau senang saat bercinta dengannya? Kau berlagak suci di hadapanku, nyatanya kau buka lebar selangkanganmu padanya."

"Hoi!"

Splash

Seungcheol menggebrak meja dengan keras karena tidak terima, namun kalimat kebenciannya tidak sempat keluar. Tepat setelah ia berdiri Mingyu sudah lebih dulu basah akan air dari gelas yang di siram ke arahnya. Pria itu otomatis menoleh ke sebelah, ia terkejut karena tidak menduga bahwa Bona--yang sejak tadi hanya diam saja, akan melakukan itu.

"Kau sangat tidak sopan!" ucap Bona geram.

"Aku?" Mingyu bertanya dengan nada tak terima. "Aku bicara kenyataan, bukan?"

"Lalu kau berharap apa? Kenapa kau salahkan dia? Jika dia selingkuh, otomatis ada yang tidak beres darimu. Sebelum kau merendahkan wanita seperti itu, kau berkaca dulu!"

Mingyu berdecih seraya meraih tisu untuk mengeringkan wajahnya, "aku? Nuna ... kau siapa ikut campur masalah ini? Aku punya hak untuk bicara apapun yang aku mau dan tidak ada yang salah dari apa yang aku katakan." Mingyu berdiri dari duduknya dan menunjuk Areum, "orang itu selingkuh dariku. Dan dia hamil bersama pria lain! Biar aku balik pertanyaanmu, Jeon Wonwoo. Jika Areum tidak hamil, akankah kalian mengatakan yang sejujurnya?"

"Kalian berlagak seperti satu-satunya korban ..." Wonwoo menghela napas, "ah, baiklah. Tidak masalah jika kalian ingin seperti itu. Aku juga akan melakukan hal yang sama."

Ia kemudian meraih ponselnya, lalu memeriksa sesuatu. Mingyu dan Yunseo saling mencuri pandang karena mereka tak tau apa yang direncanakan oleh Wonwoo. Pria itu berekspresi seakan ia punya segalanya, dan itu membuat mereka sedikit panik.

"Ceritakan pada kami, apa yang terjadi di villa Incheon tanggal 19 Maret?"

Benar saja, seketika ekspresi Mingyu dan Yunseo berubah. Mingyu pelan-pelan kembali duduk, ia seperti langsung mengingat jawaban atas pertanyaan Wonwoo dan engga mengutarakannya. Yunseo tidak beda jauh, ia juga diam setelah berhasil mengingat.

"Aku yakin hari itu bukan yang pertama kali. Mungkin cerita kalian tentang ulang tahun tadi menjadi salah satunya. Biar aku ulang pertanyaanku--atau lebih tepatnya pertanyaanmu sendiri--kapan kalian akan memberitahu kami tentang hubungan kalian?" Wonwoo berdecih. "Jangan jadikan Areum penjahat jika kalian sendiri sudah berkhianat di belakangnya."

"Sudah. hentikan! Kita di sini bukan untuk membahas semua ini. Kalian semua sudah dewasa, seharusnya kalian tidak saling menyalahkan." Bona berkata ketus pada semua orang. "Berhentilah saling menyakiti satu sama lain. Kalian saudara bukan? Kalian harusnya saling menjaga, bukan saling menyakiti."

"Bona benar. Ini sudah malam. Semua orang lelah hari ini. Lebih baik kita beristirahat. Kau boleh Mingyu. Wonwoo, kau bisa tinggal bersama Areum di sini. Masalah kalian silahkan kalian bicarakan lagi nanti." ujar Seungcheol dengan nada pelan. Dia menunjukkan ekspresi tenang meski hatinya tidak.

Wonwoo menoleh pelan pada Areum yang masih sangat lesu. Ia yakin wanita itu tidak akan setuju jika mereka tidur bersama malam ini. Dengan segala hal mengejutkan itu, tak mungkin dia baik-baik saja.

Mingyu yang sudah dipersilahkan untuk pergi segera angkat kaki dengan wajah kesal. Diraihnya jas miliknya dengan kasar, ia mendengus sambil melangkahkan kaki. Yunseo mengejarnya, meski begitu ia sempat mengirimkan tatapan benci pada semua orang.

Wonwoo melihat ekspresi itu tetapi ia tidak peduli. Ia hanya memikirkan Areum. Dia hanya diam dan diam saja. Itu tidak baik. Pria itu berharap Areum setidaknya mengucapkan satu kata, apa saja. Seharusnya dia berekspresi setelahtau kejadiannya. Namun dia hanya diam. Sejujurnya, Wonwoo tak suka dengan Areum yang seperti ini. Ia tidaksuka Areum yang hanya diam padahal ia tau ia telah disakiti.

"Kau mau beristirahat sekarang? Aku akan antarkan ke kamar," ucap pria itu.

Areum menggangguk saja lalu mereka pergi dari sana.

Tersisa Bona dan Seungcheol. Mereka juga berada di posisi yang tidak nyaman. Mereka tau tentang semua yang terjadi dan mereka harus menyembunyikan semua itu dari orangtua mereka. Perdebatan tadi tidak hanya menyakiti pihak-pihak terkait, tetapi juga perasaan seorang kakak yang merasa gagal menjaga adik-adiknya.

Bona menyadari semraut wajah Seungcheol ketika pria itu mengerang sambil mengusap kasar wajahnya.

"Kau baik-baik saja?"

"Aku bingung harus ke mana aku memihak," jawab Seungcheol pelan. "Aku tak ingin mereka kecewa lagi. Bagaimana caranya membuat mereka akur?"

"Kau harus kuat."

"Aku tau, hanya saja ... aku merasa gagal menjaga mereka."

"Jangan berkata begitu. Kau sudah memperjuangkan kebahagiaan mereka. Kau juga harus memikirkan tentang dirimu sendiri. Tak apa, sekarang Areum sudah bersama Wonwoo. Yunseo, kita akan pikirkan bersama. Mari berharap dia akan bahagia. Aku akan terus membantumu untuk menjaga adik-adikmu."

TBC

Bau bau mau end udah dekat

>Minkuk97
>slutherin_

Continue Reading

You'll Also Like

530K 32.2K 126
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
196K 23.3K 28
Misi pertama gue udah berhasil bikin ka gita mencair, sekarang misi gue selanjutnya adalah bikin ka gita nikahin gue! - Kathrina.
510K 36.4K 44
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
136K 10.9K 35
Supaporn Faye Malisorn adalah CEO dan pendiri dari Malisorn Corporation yang memiliki Istri bernama Yoko Apasra Lertprasert seorang Aktris ternama di...