JEFF & VALE (End)

By velinaaa02

5.5K 3K 10.1K

~SEBELUM BACA FOLLOW DULU YAA~ Jeff Stenly adalah anak kedua dari pasangan Steven Stenly dan Risma Wiguna.Jef... More

Perkenalan
Cowok Sombong
Dasar lele -Jeff Stenly
Males Sama Orang Soms
Makasih Jeff
JeVa
Permintaan Maaf
Marah?
GUE BENCI SAMA COWOK KAYAK LU
Khawatir
Calon Menantu?
Terbongkar Semua
Ditinggalin Mulu -Valeria Abigail
Ya emang lu murahan!
Pengganggu?
Berdamai
trio jomblo?
Hampir Telat:v
Panik
Kesempatan Kedua
Digodain?
Kecelakaan
Curiga
Berakhir Sia- Sia
Rumah Sakit
Bentakan Jeff
Surat Ijin
Diusir
Bubur Ayam:v
Dear Mantan❤
Kesempatan Untuknya
THT??😂
Satu Rumah?!?!?!!
Rencana untuk Labrak 'dia'
Ketahuan
Michael a.k.a Ael
Anak Baru
Cantika Hermawan
Teman Lama
Complete!!!
Ada Apa Dengan Michael?
Persyaratan
Disamperin..
Tamu Tak Diundang
Kerja Sama?
Oke. Deal!
Ada Yang Aneh
Berubah & Cemburu?
Kok Bisa?
Postingan..
Bertengkar
Hampir Terungkap
Orang Asing
Tertangkap!
Ternyata....
🔥Smakin Panass🔥
Menghilang?
Diculik?
Rumah Sakit Lagi..?!
Permintaan
Batal
Pdkt Ulang?🤭
Telat
🍡Sate Mang Arif🍡
Waktunya
Pengakuan Tak Terduga😶
Sudah tahu.
Rizky
Kelulusan
Official
Berulah Kembali
Pamit
⏪ Flashback ⏪
Gak ada kabar
2 Tahun LDR
Berubah
Tak Berjodoh?
Tak Bisa Bersama
Akhir Cerita (Tamat)
Extra Part
Infoo pentinggg...

Cerita Masalalu

49 37 77
By velinaaa02

Haloo guys!!! Hari ini author balik lagi nih ehehee...












Udahlah enggak usah banyak basa- basi lagi... author langsung ke ceritanya...

Selamat membaca... Enjoy!!!

******************************************

Setelah menempuh perjalanan cukup lama. Akhirnya Vale dan Jeff sampai di tempat itu. Tapi kok aneh ya. Masa mau ketemu orang disini, pikir Jeff.

"Le.. Katanya mau ketemu sama si dia. Yang katanya cinta pertama lu. Kok mala disini?" ujar Jeff bingung.

"Iya. Aku emang biasa ketemunya disini. Lagian dia emang tinggal disini semenjak 7 tahun lalu" ujar Vale membuat Jeff bingung.

"Maksudnya?" sambil melihat ke kanan dan ke kiri, tapi tidak ada permukiman warga disini. Terus tinggal dimana.

"Ayo ikut aku" Vale menggandeng tangan Jeff untuk mengajaknya masuk ke tempat itu.

"Loh kok masuk?" Jeff semakin bingung dengan Vale yang mengajaknya masuk ke sini.

"Udah sampe" Vale melepaskan gandengannya saat sudah sampai di tempat tujuannya.

Vale langsung jongkok di depan gundukan tanah.

"Hallo Pa. Udah lama ya Ale enggak kesini. Maafin Ale ya Pa, karena terlalu sibuk sampe- sampe enggak jengukin Papa. Oh iya Mama nitip permintaan maaf juga karena enggak bisa datang ke sini. Mama lagi di Bandung karena Oma meninggal. Oh iya Papa tahu enggak kalau Ale seneng banget sama sekolah Ale yang baru, eh enggak baru juga sih. Maksudnya yang sekarang ini. Ale dapat banyak banget teman baru disana. Oh iya Pa, Ale bawa teman Ale loh. Namanya Jeff, dia orang yang baikkk banget, dia selalu jagain Ale dan selalu ada buat Ale" ujar Vale sambil menatap gundukan tanah yang batu nisannya bertuliskan nama 'Ferry Malik'.

"Hallo Om. Perkenalkan saya teman anak om, Jeff. Saya mungkin memang baru kenal anak om, tapi entah kenapa saya ingin sekali selalu ada disisinya, selalu jadi tempat dia buat bersandar dan tempat dia buat menyampaikan segala keluh kesahnya. Saya janji bakal menjaga anak om yang bawel ini hehee" ujar Jeff 'saya janji akan menyayanginya dengan sepenuh hati saya. Saya sangat sayang sama anak om' Lanjut Jeff dalam hati sambil menatap Vale yang sangat terkejut dan malu dengan perkataan Jeff tadi.

'AHHHH MAMA!!! VALE BAPER MAAA! TOLONG BAWA VALE PULANG MA!!! VALE ENGGAK KUAT'

"Kenapa?" Tanya Jeff bingung.

'Pake nanya lagi lu samsudinn!!! Ya gue baperlah... Oon dah!'

"Gpp" Jawab Vale singkat.

"Hmm yaudah kalau lu masih mau ngobrol sama papa lu, lanjutin aja. Gue tunggu di motor ya" sambil mengusap lembut puncak kepala Vale dan berlalu dari sana.

"Pa. Aku kangen sama Papa. Papa udah seneng ya pasti disana? Hmm apa sih Ale. Ya pasti seneng lah. Oh iya Pa, Ale mau jujur sama Papa. Sebenarnya Ale suka sama Jeff, cowok yang tadi Pa. Ale juga enggak tahu sejak kapan Ale suka sama dia. Kalau menurut Papa gimana? Tapi Ale sadar diri, karna Ale tahu Jeff enggak ada rasa apa- apa sama Ale. Tapi enggak apa- apa deh, yang penting Jeff selalu ada buat Ale, Ale udah senengg banget. Maafin Ale ya Pa, Ale jadi bucin banget ehehee. Pa sebentar lagi udah mau sore, Ale pamit pulang ya Pa. Jangan kangen Ale ya, soalnya Ale enggak bakal kangen Papa. Hehee enggak deng, Ale pasti bakal kangennnn banget sama Papa" tak sadar air mata Vale jatuh dengan mulusnya.

"Ih kok Ale jadi cengeng sih" buru- buru Vale menghapus air matanya.

"Hmm udah ah. Ale pamit dulu ya Pa. Babai Papa ganteng" setelahnya Vale menuju ke tempat Jeff.

"Udah?" Tanya Jeff saat melihat Vale menghampirinya.

"Udah"

"Kok lu nangis? Kenapa?" Tanya Jeff khawatir.

"Enggak apa- apa kok Jeff. Aku cuma kangen aja sama Papa" jawab Vale seadanya.

Jeff langsung membawa Vale kedalam pelukannya. Vale sedikit terkejut dengan perlakuan Jeff, tapi akhirnya dia balas juga pelukan Jeff. Ya walaupun kagak ada elite- elite-nya pelukan di depan kuburan, tapi gpp lah.

"Udah jangan sedih- sedih lagi dong. Nanti Papa mala sedih juga disana. Mending sekarang kita cari makan aja. Udah hampir sore dan lu belum makankan?" jawab Vale dengan anggukan.

"Yaudah ayo pergi dari sini" sambil berjalan kearah motornya di parkir.

"Iya ayo" susul Vale.

"Btw kenapa kamu jadi manggil Papa juga?" Tanya Vale merasa lucu karena Jeff memanggil Papanya dengan sebutan 'Papa'.

"Emang kenapa? Gak boleh?" Tanya Jeff balik.

"Enggak apa apa sih. Tanya aja sih"

"Mau samain aja sih sebenernya" jawab Jeff tidak nyambung?

"Samain apaan?" Tanya Vale bingung.

"Kan gue panggil Mama Rosa dengan sebutan Mama. Yaudah manggil Papa lu dengan sebutan Papa juga lah. Gak boleh?" Tanya Jeff lagi.

"Iya iya boleh. Udah deh jalan" suruh Vale.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sekarang Vale dan Jeff berada di sebuah restaurant yang cukup sederhana. Mereka sekarang sedang menyantap makanan mereka masing- masing.

"Pelan- pelan makannya Le. Enggak bakal ada yang berani nyomot makanan lu" ujar Jeff mengingatkan Vale.

"Hehehe iya iya" akhirnya Vale makan dengan pelan, tidak seperti tadi yang makannya terburu- buru banget kayak orang yang enggak makan 3 hari, bahkan seminggu.

Setelah selesai makan, keduanya berbicara mengenai banyak hal, salah satunya sekolah. Tiba- tiba Jeff mengingat sesuatu.

"Oh iya Le. Gue boleh nanya sesuatu?" Vale langsung memfokuskan pandangannya kearah Jeff.

"Nanya apa? Tumben mau nanya pake ijin- ijin dulu"

"Hmm ini soal nama lu sih" Jeff membuat Vale semakin bingung. Memang ada apa dengan namanya? Memang ada yang salah ya?

"Kenapa sama nama aku? Ah... Aku tau... Kamu udah sadar ya kalau nama asli aku itu Vale bukan Lele" ucap Vale sambil memanyunkan bibirnya.

"Bukan itu. Sok tau deh. Lagian gue selalu sadar kok pas manggil lu, enggak pernah mabok juga" ujar Jeff santai merasa tidak ada salah.

"Hmm.. Iya terserah kamulah. Yaudah mau tanya apa tadi?" Tanya Vale lagi.

"Gue boleh tahu kenapa lu nutupin nama Papa di nama lengkap lu? Gue tahu kok kalau nama lengkap lu ada nama belakang Papa kan?" Tanya Jeff penasaran.

"Ohh kamu perhatiin nama Papa tadi ya?" Jeff mengangguk tanda mengiyakan.

"Tapi kok kamu tau kalau aku ada nama belakang Papa?" Tanya Vale bingung. Pasalnya dia tidak pernah cerita sama siapa- siapa. Kalau Mama yang kasih tahu enggak mungkin juga, karena Mama yang mala nyuruh gue buat nutupin nama belakang Papa.

"Dulu pas perkenalan, lu hampir keceplosan bilang nama belakang lu. Dan kebetulan gue denger lu bilang 'Mal' dan pas tadi kita di kuburan nama belakang Papa lu Mal-" buru- buru Vale menutup mulut Jeff, agar tidak melanjutkan kata- katanya.

"Stttt... Jangan disebut" Ujar Vale memperingati.

"Kenapa?" Tanya Jeff saat mulutnya sudah tidak ditutup oleh tangannya Vale.

"Mama yang nyuruh aku sembunyiin nama belakang itu karena banyak musuh Papa yang mengincar aku. Papa orang jujur dia enggak suka korupsi dan sebelum kejadian itu, Papa membatalkan kerjasama dengan perusahaan Pak Setiawan karena Pak Setiawan mencoba buat menipu Papa dan akhirnya Pak Setiawan dilaporin ke polisi. Setelah itu, anak dari Pak Setiawan mulai mengusik keluarga aku dan akhirnya memakan satu korban, yaitu Papa" jelas Vale.

"Kejadian yang lu maksud apa?" Tanya Jeff semakin penasaran.

"Mobil papa di sabotase sama salah satu dari anak Pak Setiawan karena dia dendam sama Papa"

"Terus anaknya Pak Setiawan itu udah masuk penjara juga?"

"Enggak ada bukti yang kuat buat jeblosin anaknya Pak Setiawan, dia orang yang kuat. Akusama Mama enggak bisa apa- apa" ujar Vale sambil menghela napas.

"Terus keluarga Pak Setiawan sampai sekarang masih ganggu keluarga lu?' Tanya Jeff lagi,

"Udah hampir 2 tahun ini, keluarga Pak Setiawan enggak ganggu aku sama Mama. Aku seneng sih udah enggak ada yang ganggu lagi, tapi aku masih ada rasa khawatir kalau tiba- tiba keluarga Pak Setiawan nyerang lagi"

"Tenang aja Le. Gue janji bakal jagain lu sama Mama. Dan lu enggak sendirian, ada teman- teman yang lainnya juga kan"

"Iya. Makasih ya Jeff. Tapi aku mohon jangan kasih tahu yang lain tentang nama aku ya" mohon Vale.

"Iya gue janji"

Setelah itu, mereka memutuskan untuk pulang dari restaurant itu. Ditengah perjalanan pulang, Jeff merasa ada yang mengikuti mereka. Jeff langsung menambah kecepatan motornya.

"Le... Pegangan yang kenceng ya. Gue mau ngebut" suruh Jeff.

"Lah kenapa? Kan bahaya Jeff"

"Udah pegangan aja yang kuat. Nanti gue jelasin kalau udah sampe rumah" dan setelahnya Jeff langsung menancapkan gas-nya. Untung saja Vale sudah pegangan kuat ke Jeff kalau enggak bisa- bisa terbang tuh bocah.

"Astaga Jeff. Jangan ngebut dong. Aku takut" protes Vale yang berada dikursi penumpang alias di belakang Jeff.

"Kalau enggak ngebut kita bisa kesalip. Udah diem aja. Tutup aja matanya dan pegangan yang kuat. Oke" dan akhirnya Vale mengiyakan aja.

Sampai di rumah juga akhirnya. Jeff sedikit lega saat melewati lampu lalu lintas tadi. Untung saja saat melewati lampu lalu lintas tadi, lampunya masih berwarna hijau dan kebetulan mobil yang mengikuti Jeff tadi tersalip oleh satu mobil, sehingga saat gilirannya mobil yang mengikuti Jeff tadi melewati lampu lalu lintas, mobil itu tertahan oleh lampu merah.

"Untung udah sampe rumah" ucap Jeff bersyukur.

"Iya sih sampe rumah, tapi kepala aku jadi pusing tahu gara- gara kamu ngebut- ngebutan" keluh Vale.

"Maaf deh. Soalnya aku ngehindarin orang yang ngikutin kita pas keluar dari resto tadi"

"Hah?! Emang ada yang ngikutin? Kok aku enggak tau sih. Kamu juga kenapa enggak bilang- bilang ke aku juga" ujar Vale.

"Iya tadi ada 1 mobil yang ikutin kita. Gue emang sengaja enggak bilang sama lu, kalau gue kasih tau adanya lu jadi panik kayak sekarang" balas Jeff.

"Iya sih. Kamu tau mobilnya gimana?" Tanya Vale sedikit memberikan Jeff tanda tanya besar. Buat apa nanya tentang mobil.

"Lu kalau panik suka ngomong ngelantur ya le?" Vale dibuat bingung dengan perkataan Jeff.

"Ha? Ngelantur gimana maksudnya?"

"Pertanyaan lu yang tadi menurut gue aneh. Ngapain pake nanya tau mobilnya gimana apa enggak. Makanya gue bilang omongan lu ngelantur" balas Jeff.

"Hmm aku tuh nanya serius. Tau mobilnya apa enggak? Tinggal jawab susah banget" ucap Vale serius.

"Iya iya maaf deh. Mobilnya Bugatti" ujar Jeff.

"Itu kayaknya mereka Jeff. Mereka kembali Jeff" ucap Vale sedikit ketakutan.

"Kenapa?" Tanya Jeff lembut sambil membawa Vale dalam dekapannya.

"Mereka yang aku cerita tadi" ucap Vale pelan.

"Tenang aja gue bakal jagain lu terus kok" ujar Jeff berusaha menenangkan Vale.

"Ekhem... Kalau mau mesra- mesraan jangan di depan rumah juga kali" suara itu membuat Jeff dan Vale buru- buru melepaskan pelukannya.

'Dasar setan! Ganggu aja!'

"Ma-maaf kak" Ujar Vale sambil menunduk malu karena terciduk oleh Michael, Jessica dan Rika. Lah kok ada Rika.

"Hahahaa iya santai aja kali. Kalau mau lanjut di dalem aja sana" ledek Michael.

"Ahh enggak kak" elak Vale malu.

"Woi Valee kenapa lu jadi malu- malu gitu? Tumben banget, biasanya malu- maluin lu" ledek Rika.

'Kurang ajar tuh bocah!!!'

"Apaan sih lu. Udah ah gue ma-mau ke dalam duluan" pamit Vale.

"Gue masuk juga" susul Jeff.

"Caelahhh Vale disusulin. Mau lanjut yang tadi yaa?" Teriak Jessica membuat Vale makin mempercepat langkahnya karena malu.

Vale sudah sampai di depan kamarnya dan hendak masuk, tetapi Jeff menahan Vale.

"Le.. Lu jangan mikirin yang tadi ya. Gue janji bakal jagain lu" setelahnya pergi meninggalkan Vale yang masih mematung.

'Pliss kalau ini kenyataan gue berharap ini kagak cepet berlalu. Kalau ini cuma mimpi gue kagak mau bangun!!! MAKKKKKK VALE BAPER MAK!!! JEFF KAMPRET! udah 3x gue dibikin baper dalam sehari, berasa jadwal minum obat' Vale tersenyum- senyum di depan pintu kamarnya.

"Caelahhh ngapain lu senyam- senyum masih waras kan lu?" Tanya Rika meledek sambil menyenggol bahu Vale pelan.

"Se-sejak kapan kalian disini?" Tanya Vale sedikit terkejut dengan kehadiran mereka berdua yang sangat tiba- tiba.

"Udah daritadi bambank. Lu-nya aja yang kagak sadar" balas Jessica.

"Kurang ajar lu nyebut- nyebut nama kakek gue segala. Tiati diikuti lu sampe rumah Jess" ujar gue menakut- nakuti Jessica.

"astaghfirullahaladzim. Jangan sampe diikutin. Amit- amit Val. Jangan ngomong gitu dong" protes Jessica.

"Yaelah gue canda doang kali. Lagian kurang kerjaan banget kakek gue ngikutin lu. Lagian digituin aja takut lu, sama aja kayak Kak Ael penakut"

"Ekhem. Siapa yang kamu sebut penakut Val?" Tanya orang yang ada di sebelah kiri Vale.

"Eh ternyata ada Kak Ael. Itu kak... Aku yang penakut kok. Iya kan Rik. Jess?" Vale menatap Rika dan Jessica untuk mencari pembelaan.

Dan untungnya mereka berdua lagi berbaik hati.

"Iya Kak Michael. Vale yang penakut. Iyakan Jess?" ujar Rika menatap Jessica.

"Iya kak. Tapi ya, kalau emang Vale bilang kamu penakut ya kan emang iya. Jadi jangan proteslah" ujar Jessica membuat Michael cemberut.

"Ih kok kamu jahat sih bilang begitu ke aku. Kamu udah enggak sayang sama aku lagi ya?" What?!! Kenapa jadi alay begitu?

"Kamu apa- apaan sih. Kok jadi nanya begitu, ya aku sayang lah. Kalau kagak ngapain aku masih pacaran sama kamu" Jawab Jessica.

"Iya juga ya. Oke deh makasih cayangkuhhh. Lop yu" Ujar Michael sedikit alay. Eh enggak- enggak. Tapi SANGAT ALAY!!!

"Alay!" cibir Vale, Jessica dan Rika kompak.

"Ih kalian tega. Dahlah aku ngambek aja" dan setelahnya Michael pergi dari sana.

"Jess pacar lu sehat tuh? hahaa" Tanya Rika sambil tertawa kecil, takut kedengeran sama Michael.

"Kayaknya lupa minum obat Rik ahahaa" Tambah Vale.

"Hmm gitu ye lu berdua. Pacar gue di nistai di depan gue. Parah!!! Tapi emang iya sih, rada aneh ahahaa" Yeee sama aja si Jessica.

"Udah deh mending masuk aja yuk" ajak Vale.

******************************************

Nah gimana nih part kali ini?? Seru gk?

Jangan lupa baca part selanjutnya ya... Tunggu update-an dari Author lagi yaa...













Jangan lupa Vote dan Komen untuk part ini!!

See u guys!! Bye...

Continue Reading

You'll Also Like

1.3M 35.5K 8
Di balik dunia yang serba normal, ada hal-hal yang tidak bisa disangkut pautkan dengan kelogisan. Tak selamanya dunia ini masuk akal. Pasti, ada saat...
1.2M 167K 26
[Fantasy & (Minor)Romance] Seluruh umat manusia tahu kenyataan bahwa volume air di bumi semakin naik dan menenggelamkan satu persatu pulau di dataran...
547K 88.9K 30
✒ 노민 [ Completed ] Mereka nyata bukan hanya karangan fiksi, mereka diciptakan atau tercipta dengan sendirinya, hidup diluar nalar dan keluar dari huk...
THEORUZ By L I L Y

Teen Fiction

16.3M 1.5M 54
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...