Third Person POV.
'Pemberhentian berikutnya, Stasiun Yokohama. Penumpang dipersilahkan untuk bersiap dan memeriksa barang bawaan sebelum meninggalkan kereta.'
(Name) pun segera berjalan perlahan menuju pintu keluar. Dan tak lama, kereta pun berhenti lalu pintu kereta terbuka.
Saat pintu kereta terbuka (name) segera turun dari kereta.
"Baiklah, mari kita bersiap sebelum bertamu." Gumamnya.
[Flashback On]
Ponsel (name) berdering, ada sebuah panggilan yang masuk.
(Name) yang sedang merapikan cucian piring pun segera menghampiri ponselnya, dan melihat siapa yang meneleponnya.
Tetapi, dari layar ponselnya hanya terdapat nomor yang tidak dikenal yang menghubunginya.
Namun (name) tetap menjawab panggilan itu, dan mulai menaruh ponsel di telinganya.
["Konnichiwa."] Sapa orang yang meneleponnya.
(Name) mengingat suara siapa itu, itu Pria pemimpin organisasi yang tempo hari yang ditemuinya.
Akhirnya dia menyerah, kah? Pikir (name).
"Konnichiwa." Balas (name).
["Masih mengingatku?"]
"Tentu saja aku ingat."
["Baguslah, apa kau sibuk? Aku ingin membicarakan tentang penawaranmu, kalau tidak sibuk datanglah ke tempatku di Yokohama."]
"Aku akan kesana sesegera mungkin. Maaf kalau aku akan datang tiba-tiba nanti."
["Tidak masalah. Kedatanganmu ku nanti."]
[Flashback Off]
Kini (name) sudah menyamar menjadi Maroon, dan ia sedang memasuki sebuah gedung.
Maroon menghampiri meja resepsionis.
"Ada yang bisa kubantu?" Tanya resepsionis ramah.
"Aku punya janji dengan atasan kalian." Jawab Maroon.
"Tunggu sebentar." Ucap resepsionis itu yang kemudian terlihat menelepon seseorang.
Dan tak lama ada seseorang staff yang datang menghampiri meja resepsionis. Staff itu membimbing Maroon ke ruang kerja Pria itu yang berada di lantai paling atas dari gedung ini.
Saat memasuki ruangan, Maroon disambut dengan suasana mewah dan elegan dari ruangan itu. Ruangan itu memiliki penerangan yang cukup minim, dan tidak seluruh sisi ruangan diberikan penerangan.
Tetapi dengan penerangan seperti itu, Maroon dapat melihat kalau ruangan itu memiliki tema vintage Eropa, mulai dari aroma bangunan Eropa yang khas. Seperti aroma museum-museum bersejarah Eropa yang Maroon masuki ketika mencari koleksi.
Dan peralatan yang berada di dalamnya, sofa berwarna merah yang memiliki motif yang rumit, meja yang memiliki ukiran kayu yang mendetail, serta aksesoris. Dan juga karpet merah berkualitas tinggi yang dapat dirasakan Maroon ketika melangkah ke dalam ruangan. Semuanya terlihat original, berkelas dan mahal.
Serta ukuran ruangan yang lebar plus tinggi menjulang membuat ruangan ini terkesan berada di dalam sebuah mansion besar. Itu yang mungkin akan orang pikirkan jika tidak ada kaca di sisi kiri ruangan yang perlahan muncul ketika dinding yang menutupinya bergeser saat Maroon memasuki ruangan.
Kaca muncul hanya sampai seperempat dari dinding ruangan, memberikan penerangan lebih ke dalam ruangan dan memperlihatkan pemandangan kota dari tempat itu, serta menambah kesan indah ruangan ini.
Lihatlah semua barang mahal itu, ini lebih cocok sebagai ruang santai daripada ruang kerja. Batin Maroon melihat ke seluruh ruang kerja yang tampak anggun, santai dan nyaman.
Meskipun begitu, tempat ini dipenuhi berbagai macam sensor alarm dan perangkap. Bahkan penyusup maupun pembunuh bayaran profesional pun akan kesulitan menembus tempat ini. Batin Maroon mengobservasi sekitarnya.
"Terima kasih sudah datang." Terdengar suara Pria.
Maroon menengok ke arah suara itu datang, tetapi hanya terdapat sisi gelap ruangan yang tidak terkena penerangan cahaya dari kaca maupun dari lampu.
Namun Maroon dapat mendengar suara langkah kaki yang samar-samar mendekat, lalu perlahan Pria berambut raven muncul dari bayangan dan menampakkan dirinya.
"Oh iya, kita belum berkenalan dengan benar. Hajimemashite, ore wa Yamazaki Yuto. Douzo yoroshiku." Ucapnya memperkenalkan diri.
"Ha'i, watashi wa Maroon desu. Yoroshiku nee Yamazaki-dono*." Ucap Maroon memperkenalkan diri.
"Langsung saja, kesepakatannya adalah aku memberikanmu informasi nya dan kau akan mengurusnya. Dan selama itu juga aku tidak boleh menyentuhnya." Jelas Yamazaki.
"Tepat sekali. Dan kuperjelas, bagian dari kau tidak boleh menyentuhnya berarti baik kau, para staff organisasi ini maupun ada orang lain yang berada dibawah wewenang dan pengetahuanmu. Tidak boleh menyentuhnya. Apa itu bisa diterima?" Tanya Maroon.
"Tentu bisa." Jawab Yamazaki tersenyum.
Yamazaki pun memberikan Maroon sebuah flashdisk. Lalu Maroon mengambilnya.
"Senang bisa bekerjasama denganmu Yamazaki-dono." Ucap Maroon tersenyum.
"Aku akan memanggil staffku untuk mengantarmu keluar. Dan aku menantikan janjimu Maroon-Kun*. Mungkin kalau cocok kita akan bekerjasama lebih lanjut." Ucap Yamazaki.
"Sejujurnya aku tidak berharap itu akan terjadi. Tapi siapa yang tau apa yang akan terjadi kedepannya." Balas Maroon.
Tak lama kemudian staff yang mengantar Maroon tadi, datang untuk mengantarnya kembali.
Dan sebelum Maroon benar-benar keluar ruangan itu. "Dan juga Yamazaki-dono. Maaf ya kalau aku mengganggu pertemuan kalian." Ucap Maroon lalu ia meninggalkan ruangan itu dan dibimbing oleh staff tadi untuk keluar dari gedung itu.
Saat merasa Maroon sudah menjauh dari ruangan baru Yamazaki membuka mulutnya. "Sepertinya dia menyadari keberadaanmu. Kau harus berlatih menghilangkan kehadiranmu lagi, karena sepertinya keahlianmu itu mulai tumpul." Ucap Yamazaki sambil memandang sisi gelap ruangan.
"Ha'i. Demo Boss, kau percaya dia akan melakukan sesuai yang dia ucapkan tadi?" Tanya seseorang yang keluar dari balik bayang.
"Iya."
"Aku sedikit meragukannya. Apa Boss sudah berencana untuk memanipulasinya?"
"Dia hanya perlu melakukan hal yang tidak bisa kita lakukan. Dan kalau tidak ingin gadis itu melakukan sesuatu yang tidak sesuai ucapannya, maka kita juga jangan mengganggunya sejak awal. Jika aku memanipulasinya bisa-bisa organisasi ini akan dilanda kekacauan." Jawab Yamazaki.
Meskipun Maroon tidak memberi ancaman, sebenarnya banyak hal yang ia ketahui dan miliki untuk bisa mengacaukan organisasi itu. Tentu Yamazaki mengetahui betul tentang itu.
Selama bisa saling menguntungkan, mereka berdua memutuskan untuk tidak menganggu satu sama lain.
***
Di Kantor Kepolisian Global,
Sakuya sedang melihat layar komputernya yang terdapat gambar Gangler eksperimen tempo hari.
"Kukira akan sangat sulit untuk mulai bekerjasama dengan para pencuri lagi." Ucap Sakuya tiba-tiba.
Lalu semua orang yang sebelumnya sedang sibuk dengan urusan masing-masing, mulai teralihkan karena mendengar ucapan Sakuya tadi.
"Doushita no Sakuya?" (Ada apa) Tanya Tsukasa.
"Yah, bertarung bersama mereka mengingatkanku. Sungguh melegakan karena mereka bisa berpihak pada kita untuk melawan musuh yang lebih kuat." Balas Sakuya.
"Sayangnya kita tak bisa mengakui itu secara resmi. Untuk menegakkan kedamaian, Kepolisian Global harus bertanggung jawab secara terbuka." Ucap Komisaris Hiltop.
"Ha'i." Ucap Jim menyetujui.
"Dan jika kita memiliki hubungan terbuka dengan kelompok seperti para pencuri itu, itu bisa menghancurkan reputasi kita." Sambungnya.
"Kita bahkan tak mengetahui tujuan mereka." Ucap Tsukasa bertanya-tanya.
Keiichiro yang mendengar itu sedikit termenung.
Tetapi tak lama sirene Jim berbunyi. "Bahaya! Ada Gangler yang muncul!" Ucap Jim.
"Ikuzo!" Ucap Keiichiro lalu ia beserta Sakuya dan Tsukasa segera pergi ke lokasi.
***
(Name) merasa ponselnya bergetar dan terdengar suara notifikasi. Lalu (name) segera mengambil ponselnya itu.
"Hmm, Gangler? Lokasinya juga tidak begitu jauh dari sini." Gumamnya melihat notifikasi itu.
Sepertinya lebih baik aku memantau saja. Batinnya.
***
Terdapat cahaya yang mengenai beberapa warga, dan seketika mereka berubah menjadi anak-anak.
Sementara itu, seorang Gangler terkekeh. Ia tampak senang dengan para warga yang berubah menjadi anak-anak karena ulahnya.
"Tanoshi desu ne." (Ini menyenangkan) Ucapnya sambil terkekeh.
"Itu dia si Envy Childer." Ucap Yellow.
Para Lupinranger telah menemukan Gangler itu lebih dulu dari para polisi.
"Eh, biar kutebak. Kalian adalah..."
"Pencuri yang dibicarakan semua orang." Potong Blue.
"Ini peringatan untukmu. Karena kami, akan mengambil harta Karunmu." Peringat Red.
Envy hanya terkekeh mendengarnya. "Banyak omong!" Serunya sambil menyerang ketiga Lupinranger itu.
Para Lupinranger berhasil menghindari serangan itu, dan kini mereka menembak Envy dengan VS Changer.
Envy terkena tembakan hingga ia sedikit kehilangan keseimbangan, dan ketiga Lupinranger itu mengambil kesempatan dengan berlari mendekati Envy.
Tetapi sebelum itu, Envy berhasil bangkit. "Lumayan juga. Tapi bagaimana dengan yang ini?" Ucap Envy lalu menggunakan kekuatan koleksinya.
Lalu terdapat angin yang mendorong dan membuat mereka bertiga terbang, Yellow tampak terpekik kaget dengan hal itu.
Envy yang awalnya tampak puas melihat hal itu seketika kaget dengan ketiga Lupinranger itu yang kembali mendarat dengan menggunakan payung sebagai parasut mereka.
Mereka pun kembali menutup payung yang dipakai. "Kami tau kemampuan dari koleksi yang kau miliki." Ucap Red.
"Kalau begitu, apa kalian mengetahui kemampuan seperti apa yang kumiliki?" Ucap Envy lalu ia menggunakan kekuatannya, kali ini benar-benar kekuatan murni miliknya.
Kekuatannya itu berupa bola-bola dan menuju para Lupinranger, namun sempat dihindari.
Tetapi ketika bola-bola itu berbalik, mereka tidak sempat menghindar lagi.
Dan seketika,
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ketiga Lupinranger itu berubah,
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Menjadi anak-anak.
Saat menyadarinya, Red dan Yellow berteriak.
"Shimatta. Dia bisa membuat seseorang menjadi lebih muda." Ujar Blue.
"Pppfffttt.... Mereka jadi anak kecil dong. Ppffftt..." Ucap Maroon yang menonton dari kejauhan.
"Hehehe... Yang aku sukai dari anak-anak adalah betapa kecil kemungkinan mereka bisa melawan, dan betapa mudahnya menyingkirkan mereka." Ucap Envy.
Namun tak lama X datang. "Bonjour. Satu pencuri lagi sudah tiba." Ucapnya.
"Noel." Ucap Blue melihat kedatangannya.
"Serahkan dia padaku." Ucap X lalu maju untuk menyerang Envy.
Sementara itu Blue melihat sekelilingnya dan netra-nya menangkap tempat jual pakaian untuk anak-anak.
"Kochi da." (Lewat sini) Instruksi Blue yang kemudian diikuti kedua rekannya.
Tapi setelah dilihat-lihat, mereka kelihatan kawaii. Batin Maroon melihat mereka bertiga.
Dan X masih sibuk menghadapi Envy.
"Yare-yare, pembuat masalah lainnya." Ucap Envy.
Kemudian Envy sekali lagi mengeluarkan kekuatannya dan bola-bola itu mulai keluar. Namun, X berhasil menembak semuanya sebelum ada bola yang bisa menjangkaunya.
"E-eh?" Refleks Envy kaget.
"Kurasa itu takkan mempan lagi." Ucap X.
"Jangan bergerak! Kepolisian Global!" Seru Keiichiro memerintah sambil mengacungkan VS Changer ke arah Envy bersama dengan kedua rekan lainnya.
"Ada pengganggu lain lagi. Ini sangat merepotkan, kurasa aku akan mengganti pemandangannya." Ucap Envy lalu menggunakan kekuatan koleksinya.
X dan para Patranger bersiap sebelum terkena serangannya. Tetapi ternyata Envy menggunakannya untuk melarikan diri dari mereka.
X pun melepas perubahannya, dan para Patranger menghampirinya.
"Kita harus meminta Jim untuk melacaknya." Usul Noel.
"Ya." Ucap Keiichiro menyetujuinya.
Sementara itu Sakuya menghampiri sesuatu, sepertinya ia menemukan sesuatu.
Tampak sebuah VS Changer yang tergeletak begitu saja di jalan dan Sakuya mengambilnya lalu menunjukkannya pada rekannya.
"Senpai, coba lihat ini. Kore." (Ini) Ucap Sakuya.
"VS Changer?!" Seru Keiichiro dan Tsukasa.
Sementara itu terlihat ekspresi Noel yang kaget dan panik. Dan para Lupinranger yang sudah mengganti baju pun terkejut melihat hal itu.
"Yabai yabai! Aku menjatuhkannya!" (Gawat) Ucap Umika panik.
"Itu bukti yang perlu dikumpulkan. Aku akan membawanya." Ucap Noel.
Seketika ketiga Lupinranger cilik itu terlihat lega.
Tapi sayangnya ketika Noel mau mengambil VS Changer, tangan Keiichiro menghentikannya.
"Kurasa tidak." Ucap Keiichiro.
"Noel, kau berencana untuk mengembalikan ini kepada para pencuri kan?" Ucap Tsukasa membaca tujuan Noel.
Mendengar itu Sakuya seketika memeluk VS Changer itu.
"Kau akan ikut denganku untuk mencari Gangler yang kabur itu. Koi." (Ayo) Ucap Keiichiro lalu memegang kerah jaket Noel dan menyeretnya untuk ikut bersamanya.
"Oh la la." Ucap Noel yang terlihat pasrah saat terseret oleh Keiichiro.
Wajahnya terlihat bingung harus bagaimana dan hanya bisa merasa bersalah pada ketiga Lupinranger cilik karena tidak bisa mendapatkan VS Changer itu.
Plis itu mukanya komuk banget sih. Mood booster banget liat dia tersiksa gitu. Batin Maroon tertawa melihat wajah Noel yang bingung dan panik.
"Ayo kembali dan melapor." Ajak Tsukasa.
"Ha'i!" Jawab Sakuya lalu mereka berdua kembali ke kantor Kepolisian Global.
"Ini gawat." Ucap Kairi.
"Mari kita biarkan Noel mengurus Koleksi milik Envy. Kita harus mengambil VS Changer itu." Instruksi Touma yang dijawab dengan anggukan oleh kedua rekannya.
"Sudah selesai ya? Dan kurasa Noel bisa mengatasi Envy. Kalau VS Changer tadi biarkan saja pada mereka bertiga, toh mereka yang menghilangkannya. Sebaiknya aku mengurus targetku sendiri saja." Ucap Maroon lalu bangkit.
"Tapi, sepertinya aku mau jalan-jalan saja dulu." Sambungnya lalu ia meninggalkan tempat itu.
***
Sakuya dan Tsukasa sedang berjalan menuju kantor Kepolisian Global, hingga akhirnya langkah mereka terhenti karena mendengar ada yang memanggil dan menghampiri.
"Ano, sumimasen. Kalian dari Kepolisian Global kan?" Tanya Touma.
"Benar, doushita?" Tanya Sakuya.
Lalu dari belakang terdapat Umika dan Kairi yang berjalan menghampiri mereka, sambil berakting seolah-olah Kairi tengah menangis dan Umika yang mencoba menenangkannya.
"Kami datang kesini dalam liburan keluarga, tapi kami terpisah dari orang tua kami." Jelas Touma mengarangnya.
"Souka. Jadi kalian tersesat ya?" Ucap Sakuya sambil berlutut untuk menyamakan tingginya dengan Kairi dan Umika versi anak-anak.
Lalu Sakuya melempar pandangan ke senpai-nya, meminta klarifikasi apa yang harus dilakukan pada ketiga anak-anak itu.
"Bisakah kalian membantu kami?" Pinta Touma.
"Wakatta. Ayo bawa mereka ke pos polisi terdekat." (Baiklah) Usul Tsukasa.
Terlihat wajah Touma yang sedikit terkejut karena itu tidak sesuai dengan rencananya. Tetapi sepertinya itu membuat Kairi harus mengimprovisasi aktingnya, dia memegang tangan Tsukasa dan menghentikannya.
"Matte, Oka-san." (Tunggu) Ucap Kairi.
"Oka-san?!" Beo Tsukasa dan Sakuya saat mendengarnya, mereka terlihat syok.
"Etto, ano. One-san terlihat mirip seperti ibu kami." Jawab Touma buru-buru mengarang agar bisa dibawa oleh para polisi itu ke kantor mereka.
"Tsukasa-senpai, mungkin kita juga harus mencarinya." Usul Sakuya.
"Shikashi, kita sedang ada kasus." (Tapi) Tolak Tsukasa.
"Sampai Jim menemukan Gangler itu saja. Nee?" (Ya) Balas Sakuya memohon pada senpai-nya itu.
Tsukasa masih terlihat ragu, hingga akhirnya ia menatap wajah Kairi versi kecil yang dipikir-pikir terlihat lucu dan imut di tambah wajahnya yang memelas meminta untuk ikut. Hingga akhirnya Tsukasa memalingkan wajahnya, sebagai penyuka sesuatu yang imut tentu saja Tsukasa tidak dapat menolaknya.
"Souda." Ucap Tsukasa menyetujui usul Sakuya.
***
Di Kantor Kepolisian Global,
"Jaa, aku akan pergi ke kantor dan melapor. Aku akan membawa VS Changer ini juga." Ucap Sakuya.
"Ya, tanomu." (Tolong ya) Balas Tsukasa lalu Sakuya pun pergi meninggalkan Tsukasa bersama ketiga anak itu.
Untuk beberapa saat mereka melihat kepergian Sakuya.
"Jadi, nama kalian adalah Touru-kun, Fumiko-chan, dan Kaiji-kun ya? Bisa ceritakan lebih banyak tentang Okaa-san dan Otou-san kalian?" Pinta Tsukasa pada mereka bertiga.
"Ha'ii!" Jawab Fumiko (Umika) dan Kaiji (Kairi) berseru kompak, mereka berdua tampak lucu dengan wujud anak-anak itu.
Untuk sesaat Tsukasa memalingkan wajahnya. "Ka-kawai." Gumamnya melihat hal itu dan sepertinya ia melamun mengingat hal itu lagi.
"Ano, Tsukasa-san?" Panggil Touru (Touma) yang kemudian membuyarkan lamunan Tsukasa.
Tsukasa pun kembali berfokus dan menengok ke arah Touru yang memanggilnya.
"Bisakah aku pergi ke toilet sebentar?" Pinta Touru.
"O-oh, toiletnya—" Ucap Tsukasa seraya bangkit.
"Tenang saja, aku bisa melakukannya sendiri. Tolong jaga adikku sebentar." Potong Touru sambil bangkit lalu pergi, dan diperhatikan oleh ketiga orang yang tersisa di meja.
***
"Oke. Kita akan memutuskan untuk melakukan apa dengan benda ini, jadi aku akan berbicara dengan para petinggi." Ucap Komisaris Hiltop sambil memegang VS Changer yang dibawa Sakuya.
"Jaa, aku akan membantu anak-anak yang tersesat itu." Balas Sakuya lalu memberi hormat dan kemudian pergi meninggalkan ruangan.
"Aku juga akan mengikuti rapat. Jim." Panggil komisaris Hiltop sambil menyodorkan VS Changer pada Jim.
"Aku sedang sibuk mencari Gangler itu. Tinggalkan saja di meja! Mattaku." (Ya ampun) Omel Jim dengan sedikit menggerutu, ia tidak suka jika diganggu saat fokus bekerja.
Lalu komisaris Hiltop meletakkan VS Changer itu di meja tengah ruangan dan pergi.
Sementara itu, Touma sedang berada di pintu toilet. Ia menunggu Sakuya dan Komisaris Hiltop melintas meninggalkan ruang kantor mereka.
Seharusnya sekarang di Kantor ini hanya tersisa robot yang tak bisa bertarung itu, ini kesempatanku. Batin Touma lalu ia pergi menuju ruang kantor para Patranger, dan memasukinya.
Tak lama kemudian Jim melihat kedatangan Touma, dan butuh beberapa detik untuk robot itu menyadari kalau ada anak-anak di ruangan itu.
Jim terlihat panik, sirine di kepalanya berbunyi. "Siapa kau?!" Tanya Jim pada Touma.
Perlahan suara sirine Jim berhenti berbunyi.
"Ano, aku diajak kemari oleh Tsukasa-san dan Sakuya-san. Tapi aku tersesat." Jawab Touma sambil memperhatikan sekitarnya dan ia melihat keberadaan VS Changer di meja.
"Oh, salah satu anak yang tersesat itu ya. Chotto matte kudasai, aku akan segera menghubungi Tsukasa-san." Ucap Jim lalu ia kembali ke depan komputer nya.
Kemudian Touma mengambil kesempatan untuk mengambil VS Changer itu. Namun, suara pintu terbuka menghentikan langkahnya dan komisaris Hiltop muncul dari pintu itu.
Terlihat Komisaris Hiltop sedikit terkekeh. "Aku melakukannya lagi, selalu melupakan sesuatu." Ucapnya.
Lalu Komisaris Hiltop menyadari keberadaan Touru dan seketika ia paham bagaimana kemungkinan ada anak kecil itu di kantor ini.
***
Keiichiro dan Noel masih berkeliling untuk mencari Envy, namun sepertinya Keiichiro masih memiliki banyak pertanyaan di benaknya mengenai para pencuri.
"Noel." Panggil Keiichiro pada akhirnya.
Noel pun menghentikan langkahnya dan melihat ke arah Keiichiro.
"Tentang waktu itu—" Ucap Keiichiro dan ia kembali mengingat ucapan Noel saat ia berduel dengannya.
"Merebut kembali koleksi Lupin, dan mengembalikan orang yang kami sayangi"
"—apa Lupin Red, Lupin Maroon dan kalian semua memiliki tujuan yang sama? Apa yang akan terjadi setelah seluruh koleksi terkumpul?" Tanya Keiichiro.
Mendengar pertanyaan itu Noel terlihat sedikit termenung dan menghela nafasnya. "Warui, tapi aku tak bisa menjawab pertanyaan itu." Jawab Noel.
"Memutuskan untuk tetap diam lagi ya?" Terka Keiichiro yang sudah terbiasa dengan sifat Noel yang selalu rahasia-rahasiaan dengan mereka.
Namun sebagai jawaban Noel menggeleng. "Bukan cuman itu, Keiichiro-kun. Kami sendiri pun masih juga tidak tahu apa yang akan terjadi." Jawab Noel.
Noel tidak ingin berlarut-larut dengan pembicaraan itu, ia berjalan lalu mengganti topik. "Ya sudahlah, ayo kita cari si Envy. Itu hal terbaik yang bisa kita lakukan sekarang." Ucap Noel lalu menarik lengan Keiichiro untuk mencari Envy.
Dan tak jauh dari tempat mereka, terdapat (name) yang memperhatikan mereka. Padahal niat awalnya hanya refreshing tapi malah bertemu dengan mereka berdua dan mendengarkan perkataan mereka sedari percakapan dimulai.
Tujuanku dengan mereka tidak sama pak polisi pemarah. Hanya saja, untuk mendapatkannya, aku harus melakukannya dengan cara yang sama. Batin (name) menjawab.
Dan dengan mendengar pertanyaan Keiichiro tadi membuat (name) semakin was-was dengan polisi yang satu itu.
Sepertinya polisi pemarah itu sudah mulai mengerti dan mulai memperhatikan, tapi setelah selama ini polisi itu baru mengobservasi sekarang? Apa ego nya setinggi itu? Tapi ini bisa memburuk jika dia memahami para pencuri. Pikir (name) memperhatikannya.
TBC
*-dono : sebutan untuk orang yang dihormati, baik karena umur yang lebih tua atau karena posisi yang lebih tinggi dan juga bisa sebagai formalitas.
*-kun : merupakan embel/akhiran yang biasa digunakan untuk seseorang yang lebih muda/bawahan, bisa untuk perempuan dan laki-laki. Namun penggunaan untuk perempuan cukup jarang dan biasanya mereka yang sudah berumur yang menggunakannya sehingga membuatnya terlihat seperti panggilan yang formal
Untuk ruangan kerja Yamazaki mungkin lebih mudahnya kalian membayangkan ruang kerjanya Mori Ougai dari Bungou Stray Dogs.
And yes, Bungou Stray Dogs menjadi inspirasi author untuk membuat karakter Yamazaki Yuto.
Btw, gimana kabar kalian? I hope you guys okay.
Dan author disini, ingin menyampaikan sesuatu. Ini udah telat sih, tapi aku pengen sampein aja.
Aku berhasil lolos SBMPTN Fakultas Teknik di UNJ (つ≧▽≦)つ
Seneng pake banget rasanya bisa melanjutkan pendidikan
Tapi, ada tapinya nih.
Kemungkinan buku ini,
Bakal update lamaaa baanggeettt,
Well, fakultas teknik. Biasanya jurusan di fakultas ini jarang punya waktu senggang.
Tapi aku sebisa mungkin pengen lanjutin buku ini,
Maybe aku akan hiatus, untuk bikin banyak draft dan juga biar enggak ada plot yang kosong atau alur yang tumpang tindih. Sama mematangkan ide kedepannya untuk cerita ini.
Also, i wanna thank you to you guys.
Karena berkat kalian,
Book ini berhasil mencapai 23k view dan 3,35k vote.🥳🥳🎉🎉🎉🎉
\(^o^)/
Aku enggak pernah nyangka bakal banyak yang baca ini buku,
I LOVE YOU GUYS
Well i hope you guys enjoy this chapter.
Don't forget to voment if you like it.
(つ≧▽≦)つ
Dan kalau ada kritik atau saran kutunggu.
Stay safe and healthy
See you next chapter.
Adieu.