ARTIST ✔ | hyunmin

By staywolppy

19K 2.9K 108

Berisi kekacauan hari-hari Seungmin karena punya tetangga artis. Warning⚠️ • bxb • bahasa non baku Ps. Tiap... More

Cast
00 - Prolog
01 - Ngebut
02 - Ke Mana Aja
03 - Gunting Kuku
04 - Standar Muka Artis
05 - Makan Cilok
06 - Capek, ya?
07 - Takutnya Kebablasan
08 - Ya Gitu
09 - Mau yang Asli
10 - Adegan Drama
11 - Mimpi Lain
12 - Siapa yang Berubah?
13 - Tentang Chan
14 - Dikira Gampang
15 - Meresahkan
16 - Teman Hidup
17 - Mulai Lagi
18 - Will You
19 - Harus Milih?
20 - Last
21 - Kembali
22 - Teman Baru
23 - Selamat Tinggal
24 - Hai, Tetangga

25 - Naskah dan Takdir (End)

771 82 11
By staywolppy

Artist 25 (End)

╭┈─────── ೄྀ࿐ ˊˎ
╰┈─➤

Hyunjin kembali menjalani aktivitasnya seperti biasa. Perlahan dia mulai bisa melupakan perasaannya pada Seungmin. Bahkan sekarang Hyunjin terlihat lebih enjoy dan menikmati pekerjaannya sebagai seorang bintang.

Kalau dipikir-pikir, pekerjaannya tidak terlalu buruk. Bermain peran juga termasuk seni, bukan? Tapi tentu saja Hyunjin tidak melupakan mimpinya dulu. Ia tetap melukis di waktu senggang untuk mengekspresikan isi hatinya. Ya, meskipun harus sembunyi-sembunyi dari orang tuanya, tapi tak apa, Hyunjin pikir hal itu cukup menyenangkan—seperti sebuah tantangan kecil.

Malam nanti adalah resepsi pernikahan Seungmin dengan Chan. Hyunjin belum tau dia akan datang atau tidak. Apakah dia siap melihat orang yang pernah dicintainya bersanding dengan laki-laki lain.

Ah, memikirkannya membuat konsentrasi Hyunjin buyar. Ia pun memilih untuk kembali fokus pada lembar naskah di tangannya.

"Hyunjin, make up dulu ya?" ucap salah satu crew yang baru saja menghampirinya.

Hyunjin hanya mengangguk. Kemudian meletakkan naskahnya dan mengekori ke mana perginya wanita tadi.

"Hei, Bro!" panggil seorang cowok yang tengah duduk di depan meja rias.

Kim Doyoung namanya, pemeran pendamping dalam drama yang juga dibintangi Hyunjin kali ini.

Hyunjin mendudukkan pantatnya di kursi sebelah Doyoung sambil berkata, "Udah selesai lo?"

"Yoi, cakep banget anjir muka gua," balas Doyoung yang tengah mengagumi pantulan wajahnya di cermin.

"Btw, gue gugup sumpah," sambung Doyoung.

"Kita mau syuting drama, bukan uji nyali," sahut Hyunjin santai.

"Yeu, lo mah enak udah profesional. Lah gua?"

Doyoung memang masuk dalam deretan pendatang baru di dunia seni peran. Dan drama ini adalah drama pertama yang dibintanginya. Wajar saja kalau cowok itu gugup. Tidak seperti Hyunjin yang sudah memainkan puluhan drama dengan berbagai genre.

"Enak ya lo jadi pemeran utama terus, fansnya paling banyak pasti. Apalagi honornya," celetuk Doyoung tanpa menoleh ke lawan bicaranya.

Salah satu sudut bibir Hyunjin tertarik. Membicarakan pemeran utama membuatnya teringat akan sesuatu. Ya, dalam setiap drama memang Hyunjin selalu mendapatkan peran utama. Namun, siapa sangka dalam kehidupan nyata, Hyunjin tak lebih dari seorang figuran yang tak sengaja masuk dalam kisah percintaan si tokoh utama.

Yang namanya figuran tentu saja tak akan sering muncul, hanya sesaat kemudian hilang seperti tak pernah ada dalam layar.

"Nikmatin aja peran lo, semua udah ditulis di naskah, nggak akan bisa lo ubah."

Sama seperti takdir, mau sekeras apapun kamu berusaha, kalau takdirmu sudah digariskan seperti itu, kamu bisa apa?

"Iya juga sih. Ya udah gue keluar duluan, ya?" pamit Doyoung seraya bangkit dari posisi duduknya.

Hyunjin mengacungkan jempolnya sebagai respon. Ia menoleh ke kanan kiri, mencari-cari seseorang yang akan meriasnya. Hyunjin sudah lama menunggu, tetapi tak kunjung ada yang menghampirinya. Ini sama saja dengan membuang-buang waktu.

"Ah, maaf Tuan, saya terlambat."

Seorang cowok manis menghampiri Hyunjin dengan langkah tergesa. Di tangan kanannnya terdapat kotak make up berukuran sedang, Hyunjin langsung bisa menyimpulkan bahwa orang itu yang akan meriasnya.

"Tuan? Bisa saya mulai?"

Tanpa sadar, Hyunjin sejak tadi terus menatap wajah manis itu tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Eh, iya bisa. Oh ya, jangan panggil Tuan, Hyunjin aja," kata Hyunjin.

"Maaf Tuan, sepertinya kurang sopan kalau saya hanya memanggil nama," jawabnya sopan.

"Tapi gue nggak suka dipanggil tuan!" tegas Hyunjin dengan tatapan tajamnya.

Sepertinya berhasil, lawan bicaranya langsung mengangguk cepat.

"B–baik, Hyunjin."

Tak ingin membuang waktu lebih banyak lagi, si penata rias mulai mempercantik pahatan wajah Hyunjin. Tentu saja sambil terkagum-kagum. Sungguh ini baru pertama kalinya cowok itu melihat Hyunjin dari jarak sedekat ini. Ah, biasanya bahkan hanya melihat lewat layar televisi.

Dia bukan penata rias tetap, ia hanya menggantikan kakaknya yang tidak bisa datang karena harus mengurus sebuah acara pernikahan.

"Nama lo siapa?"

"Eh?" Cowok manis itu menghentikan sapuan brushnya karena heran akan pertanyaan Hyunjin.

"Iya, nama lo siapa?" ulang Hyunjin.

Aneh, kenapa tiba-tiba ingin berkenalan? Tapi tidak ada salahnya juga. Bukankah sebuah keberuntungan bisa memperkenalkan diri di depan seorang artis, siapa tahu mereka bisa menjadi teman. Tapi ya ... jangan terlalu berharap juga.

"Jeongin, Yang Jeongin."

Hyunjin tersenyum, senyuman yang sulit untuk diartikan apa maknanya.

Selesai dirias, Hyunjin pun pergi meninggalkan Jeongin. Sebentar lagi gilirannya untuk take adegan.

Kemampuan akting Hyunjin semakin hari semakin meningkat. Sutradara memberinya pujian saat ia berhasil memerankan adegan action dengan ekspresi dan juga skill yang sempurna.

Proses syuting berakhir saat menjelang senja. Semua crew sibuk mengemasi barang-barang, sedang para artis menuju ruang ganti untuk berganti pakaian. Mereka ingin cepat-cepat pulang, hari ini cukup melelahkan.

Berbeda dengan yang lainnya, Hyunjin justru terlihat tengah kebingungan di antara kerumunan orang. Ia mencari-cari seseorang yang ia sendiri ragu apakah orang itu masih ada di tempat ini atau justru sudah pergi.

"Yang Jeongin!" panggil Hyunjin cukup keras.

Jeongin yang berada tak jauh dari Hyunjin pun menoleh ke belakang. Cowok itu sepertinya hendak pulang, di pundaknya menghantung sebuah tas juga tangannya membawa kotak make up tadi.

"Hyunjin? Iya, kenapa?" tanya Jeongin dengan sedikit memeringkan kepalanya lucu.

Hyunjin segera menghampiri Jeongin agar lebih leluasa untuk mengobrol. Ia bernapas lega, untungnya belum terlambat.

"Lo nanti malam kosong?" tanya Hyunjin.

"I ... ya."

"Mau pergi sama gue nggak?"

***

Malam yang indah. Cahanya bulan dengan kerlipan bintang-bintang terlihat berpadu sempurna di langit. Tampaknya seluruh semesta tengah berbahagia hari ini. Hanya Hyunjin saja yang tidak, tapi tak apa, Hyunjin bisa berakting bahagia seperti yang lainnya. Terkadang bakatnya itu berguna juga, ya.

Mobil Hyunjin berhenti di pelataran sebuah hotel berbintang yang sudah dibooking untuk acara pernikahan. Si pengemudi menoleh ke samping. Ya, Hyunjin tak datang sendiri. Tentunya setelah ia berhasil membujuk penata rias manis itu agar mau menemaninya kemari.

"Siapa yang nikah?" tanya Jeongin sembari melepas seatbeltnya.

"Mantan," jawab Hyunjin asal.

"Mantan pacar? Kok aku nggak pernah denger berita kalau kamu punya pacar."

Jeongin ini tidak seperti Seungmin yang tidak pernah melihat tayangan televisi. Jeongin selalu tahu berita apa yang tengah hangat baik di kalangan masyarakat biasa maupun selebriti sekalipun.

"Mantan gebetan," ralat Hyunjin dengan wajah datar.

Jeongin menahan tawanya. "Kalah saing nih ceritanya?"

Kalah saing? Hyunjin tidak pernah merasa mempunyai saingan, tuh. Malahan kalau dilihat-lihat justru Hyunjin yang paling unggul, Chan tidak ada apa-apanya. Tapi ... ya, semua kembali kepada takdir.

"Udah ayo keluar! Kelamaan di sini ntar masuk-masuk acaranya udah kelar."

Mereka memasuki ruangan dengan dominasi warna putih dan gold. Tidak terlalu ramai karena memang yang diundang hanya keluarga besar dan beberapa teman dekat saja.

Hidangan tertata rapi di setiap meja. Lengkap dari makanan berat hingga dessert dan tentu saja minumannya juga. Seketika perut Jeongin langsung memberontak ingin diisi.

"Eh, mau ke mana?"

Hyunjin refleks menarik tangan Jeongin saat cowok manis itu hendak pergi darinya.

"Makan," jawab Jeongin polos.

"Ntar aja, ikut gue dulu."

Jeongin mendengus sebal. Padahal ia ingin sekali mencicipi hidangan yang tampak menggoda itu. Namun, apa boleh buat. Ia ke sini kan diajak Hyunjin, jadi Jeongin harus mengikuti semua yang diperintahkan tuannya itu.

Hyunjin menarik napas panjang sebelum naik ke pelaminan untuk mengucapkan selamat pada pasangan pengantin. Kemudian ia mengangkat kepalanya, pemandangan yang sungguh menakjubkan ada di depan mata. Seungmin begitu manis dengan tuxedo berwarna putih dan di sebelahnya, Chan terlihat sangat tampan dengan aura yang maskulin. Serasi sekali, bukan?

"Seungmin," sapa Hyunjin saat dirinya sudah berdiri di dekat Seungmin.

Seungmin menoleh. "H–hyunjin, datang juga akhirnya."

Seungmin lega, tadinya ia sempat khawatir tamunya yang satu ini tidak akan datang. Keduanya saling melempar senyuman, lalu Hyunjin mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan mulus Seungmin.

"Selamat, ya. Semoga langgeng," ucap Hyunjin sebagai formalitas.

Memang biasanya para tamu mengucapkan kata-kata itu, kan? Hyunjin hanya mengikuti. Tidak mungkin kan ia menyuarakan isi hatinya yang sebenarnya. Mana ada mengucapkan selamat, tapi doanya menginginkan mereka cepat berpisah.

Hyunjin buru-buru melepaskan tangan Seungmin saat sepasang mata menatapnya dengan aura yang tidak mengenakkan. Siapa lagi kalau bukan Chan.

"Bro, selamat juga. Bahagiain Seungmin, ya. Jangan pernah lo sakitin dia," pesan Hyunjin sambil menjabat tangan Chan yang berotot.

"Pasti," balas Chan mantap.

Setelah Hyunjin beralih menyalami Chan, otomatis sekarang yang ada di depan Seungmin adalah Jeongin. Dua cowok manis itu saling tatap, Seungmin dengan senyum ramahnya dan Jeongin dengan senyum kikuk.

"Kamu datang sama Hyunjin?" tanya Seungmin.

Jeongin mengangguk.

"Siapanya?" lanjut Seungmin lagi.

Apa yang harus Jeongin katakan? Dia bukan teman apalagi saudara dari Hyunjin. Haruskah ia jujur bahwa dirinya hanya seorang penata rias yang diminta untuk menjadi gandengan seorang jomblo ke pesta pernikahan.

Jeongin menggigit bibir bawahnya. Tidak tahu harus mengatakan apa. "Mmm ...."

"Calon gue."

End

Continue Reading

You'll Also Like

33.5K 5.5K 37
Memulai kisah awal bersama setelah banyaknya rasa sakit yang mereka terima dalam kehidupan keduanya. Saling menggandeng tangan bersama, bersampingan...
129K 14.7K 52
Keseharian pasangan SoonWoo, dimana Soonyoung yang harus sabar punya pacar gak peka macam Wonwoo dan Wonwoo yang juga harus sabar punya pacar antimai...
245K 24.1K 44
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...
286K 38.5K 185
"Kenormalan seseorang ga bisa cuma diukur dari orientasi seksualnya aja." Something happens around us. Have you known all of them? The Boyz with othe...