3 bulan sebelummya
Sumpah pelajaran hari ini boring banget. Paling benci sudah kalo belajar sejarah apalagi gurunya yang kalo ngomong datar aja. Padahal udah masuk IPA buat ngehindari SEJARAH tapi masih ada aja.
Jam dinding sudah menunjukkan angka 09.55. Yeah sebentar lagi istirahat. Kulihat banyak teman-temanku yang sudah tertidur. Apalagi teman sebangkuku ini. Siapa lagi kalo bukan Retha.
Kringgg....kringgg...kringgg...
Akhirnya bel istirahat pun berbunyi. Ahh jadi gak sabar buat ke kantin.
"Jangan lupa ya kalian pelajari lagi tentang peninggalan pada zaman purba. Ya sudah Ibu pergi dulu." Ucap Bu Ratna yang segera pergi keluar kelas.
Tiba-tiba Anya dan Dhea menghampiriku.
"Bel, Tha ke kantin yuk." Ajak Anya.
"Ayo nah yaa, aku udah lapar nih gara-gara pelajarannya Bu Ratna yang boringnya minta ampun." Tambah Dhea.
"Iya-iya. Ya udah kalian duluan aja aku mau bangunin Retha dulu." Ucapku sambil menggoyangkan bahunya Retha.
"Ya udah kita duluan yaa. Bye." Ucap Dhea dan Anya berbarengan.
'Aduh ini anak kalo udah tidur susah banget dibanguninnya'
"Tha...Rethaa...bangun...RHETASYA FANIA PUTRI BANGUNNN.." Aku berteriak sambil menggoyangkan bahunya lebih kencang yang akhirnya membuat Retha terkejut dan langsung terbangun.
"Ahhhh..kenapa sih Bell pake bangunin aku segala?" Tanya Retha sambil mengosokkan kedua matanya menggunakan tangannya.
"Ini sudah istirahat tau! Emangnya kamu gak mau ke kantin apa?" Tanyaku.
"Sudah istirahat kah?! Kenapa gak bilang dari tadi?" Retha pun segera menarikku dan bergegas pergi ke kantin.' Dasar ini anak padahal aku udah bilang dari tadi..Huhhh'
***
Sesampainya di kantin aku dan Retha segera ke gerai milik Pak Mamat.
"Pak mie ayam 1 sama es jeruk ya." Ucapku.
"Saya sama kayak dia juga ya pak." Ucap Retha yang disertai anggukan ole pak Mamat.
Setelah menunggu akhirnya pesanan kita datang juga. Kami pun segera duduk berhadapan dengan Anya dan Dhea.
"Kalian kok lama banget sih?!" Ucap Dhea.
"Tau tuh. Kita itu udah nunggu kalian ampe jamuran tau." Tambah Anya.
"Ya maaf, habisnya nih anak satu nah susah betul dibanguninnya." Jawabku sambil mengarahkan pandanganku ke Retha. Retha pun dari tadi cuman senyum-senyum aja. 'Dasar ini anak' batinku.
Tiba-tiba aku melihat sesosok laki-laki yang begitu kukenal. Ya siapa lagi kalo bukan Brian. Sumpah tuh anak makin hari makin tampan aja. Hidungnya yang mancung, tatapan matanya yang bisa bikin klepek-klepek, giginya yang rata, senyum yang manissss semanis gula dan tentu saja bodynya yang bagus karna sering olahraga. Sedangkan aku, hidungku gak mancung, gigiku ada yang gingsul, terus bodyku juga biasa-biasa aja. Pokoknya kalo disandingkan sama dia tuh kayak bumi dan langit. Andai aja dia tau kalo aku suka sama dia.
Kalo ditanya udah berapa lama aku suka sama dia jawabannya ya lama banget. Jadi ingat pas pertama kali aku ketemu sama dia. Waktu itu aku masih kelas 3 SD.
Flashback
Kringg...kringgg...
"Yeay akhirnya istirahat. Ke kantin dulu ahh." Batinku.
Saat ditengah perjalanan tiba-tiba kakak kelasku yang berjumlah 4 orang mendatangiku.
"Eh kamu!" Pangilnya.
"Saya?" Tanyaku sambil menunjuk diriku sendiri." Ya iyalah kamu emang siapa lagi!" Jawabnya dengan geram.
"Kenapa kak?" Tanyaku dengan muka polos.
"Siniin uangmu." Jawabnya sambil menyodorkan tangannya kedepanku.
"Emangnya buat apa kak? Ini kan uangku." Tanyaku lagi.
"Ihh ini anak dibilangin siniin ya siniin!"
"Gak mau ahh." Aku pun segera berlari sekuat yang aku bisa. Tapi kakak kelas itu tetap aja ngejar aku. Saat itu aku hendak menagis karna kalo aku berhenti pasti mereka akan mengerjai aku. Dan aku gak akan bisa ngelawan mereka karna body mereka lebih besar daripada aku. Aku terus berlari dan memanggil nama 'Papa' betharap sosok Papaku akan datang menolongku.
Tiba-tiba saja ada tangan yang menarikku untuk masuk ke dalam ruang janitor. Akupun terkejut dan hampir ingin berteriak. Tapi sebuah tangan berhasil membekapku.
"Sssttt.. jangan berisik." Ucap orang itu dan dari suaranya aku bisa tahu kalo dia laki-laki.
Akupun terdiam mengikuti perintahnya. Tiba-tiba saja aku mendengar suara kakak kelas yang tadi mengejarku.
"Ishh kemana lagi itu anak?"
"Tuh kan dia kabur. Kamu juga sih Gas gak megang tangannya dia jadi kabur kan!"
"Loh kok aku lagi, ya kamu lah yang salah kenapa gak kamu aja yang langsung ambil uangnya dari kantongnya kalian kan sama-sama cewek!"
"Udah deh, mending cari target yang baru aja lagi kan masih istirahat juga."
"Ya udah deh."
Setelah itu tak terdengar suara lagi. Lelaki yang tadi membungkam mulutku langsung melepaskannya. Aku pun bisa bernapas lega.
Kita pun segera keluar dari ruangan kecil yang pengap itu. Aku segera mendongakkan kepalaku dan yang kulihat adalah sebuah mahakarya terindah ciptaan yang maha kuasa. Kuperhatikan wajahnya lekat-lekat. Mata yang berwarna hazel green, hidung yang mancung dan senyimnya yang manis dengan lesung pipit di kedua sisi bibirnya. Tanpa kusadari aku menatapnya lama banget sampai orang yang kuperhatikan tadi tampak heran.
Cowok tadi segera mengibaskan tangannya di depan kepalaku. " Haaallooo... kamu gapapa kan?" Tanyanya sambil memegang jidatku yang membuatku otomatis langsung mengerjapkan kedua mataku.
"E..Eh..i..iya.. Gapapa kok." Jawabku terbata-bata. "Oh kirain." Jawabnya sambil tersenyum. 'Ya Allah senyumnya manis banget' batinku.
"Oh ya, makasih ya kak..." Astaga aku gak tau namanya.
"Panggil aja Brian gak usah pake kak. Lagian kita umur kita juga sama." Jawabnya sambil menjabat tanganku.
"Makasih ya Brian." Ucapku.
"Iya sama-sama." Jawabnya.
Tak lama bel pun berbunyi lagi.
Krinnnngggg....krrriiiinnnggg
"Sudah masuk tuh aku duluan ya." Ucap Brian
"Iya aku juga. Dahhh." Jawabku sambil melambaikan tanganku.
"Bye Bella." Jawabnya lagi. Tunggu.... tadi dia bilang ' bye Bella' kan? Atau apa aku salah dengar? Tapi kupingku gak bermasalah kok berarti..
Brian tau namaku!! Yeayy..
End of flashback.
"Bell...Bellaaa...Beeeellllllaaa woyy!!" Aku pun langsung terkejut dan ternyata yang meneriaki ku itu si Retha. Anak satu ini suaranya toa banget.
"Iyaa. Apaan sih Tha?" Tanyaku dengan wajah yang sedikit sebal.
"Kamu ini loh orang ngomong panjang lebar tapi gak didengerin juga!"
"Hah! Iyakah? Emang tadi kalian ngomong apa?"
"Tuh kan!" Aku hanya tersenyum malu mendengar kalimat yang keluar dari mulut Retha.
"Pasti lagi mikirin Brian lagi kan?" Tebak Dhea yang benar 100%. Aku pun segera menggeleng.
"Alah gak usah bohong. Kita semua tau kok." Jawab Anya yang disertai dengan anggukan dari kedua temanku lainnya.
Aku hanya bisa tersenyum.
Kriiinnngggggg.....kkkkrrrrriinnnggggg...
Setelah suara bel terdengar menggema di seluruh penjuru sekolah. Aku dan ketiga temanku-Anya,Dhea dan Retha- segera pergi kembali ke kelas. Tapi perutku masih lapar soalnya mie ayam yang kupesan tadi belum sempat kuhabiskan. Sayang sekali kan aku harus buang-buang makanan.
________________________________________________
Maaf ya lama aku updatenya ( kayak ada yang nungguin aja lagi) . Habisnya tugas sekolah makin hari makin banyak. Ini sih juga updatenya buru-buru soalnya tadi temanku marah-marah karna aku lama banget updatenya. Jadi maaf ya kalo gaje juga banyak tulisannya yang typo.
Jangan lupa Vommentnya yaa↖(^▽^)↗