Pada dasarnya, rasa bersalah dan penyesalan akan datang ketika semua sudah terjadi.
Ketika Yoshi sudah marah, Yoshi sakit hati, barulah Junkyu merasa menyesal dan bersalah.
Kenapa ia sangat bodoh untuk menyadari semua ini dari awal. Sosok Yoshinori juga butuh seorang disampingnya, dan dengan bodohnya Junkyu tak menyadarinya.
Apa sekarang Yoshi mau memafkannya?
Setelah semua yang ia lakukan?
Junkyu berharap iya.
Ia akan meminta maaf setulus tulusnya kali ini, untuk Yoshi. Ia tidak mau kehilangan satu satunya sahabatnya.
Hanya Yoshi yang mengerti dirinya; hanya Yoshi yang tau kelemahannya, yang tau apapun tentang dirinya.
Hanya Yoshinori yang mampu mengobati lukanya, hanya Yoshi yang mau menerima semua keluh kesahnya.
Kenapa dengan bodohnya dulu ia mengatakan pada Yoshi bahwa dirinya merasa asing kecuali pada Haruto?
Kenapa ia sebodoh itu!?
"Huhh..."
Pada akhirnya hanya helaan nafas yang mampu ia keluarkan.
Sekarang; ia sudah menggunakan setelan serapi rapinya. Bersiap untuk menemui Yoshi dan meminta maaf dengan tulus.
Saat hendak berangkat kerumah Yoshi yang jaraknya hanya beberapa meter dari rumahnya; ponsel kesayangannya berdering menandakan seseorang sedang menghubunginya.
Haruto❣
"Hallo, Junkyu."
"Kenapa?"
"Apa kita bisa bertemu ditaman kota?"
Junkyu menggigit bibir bawahnya; bingung ingin menjawab apa, jika bisa ia ingin menolak.
"Apa tidak bisa..... Besok saja?"
Sungguh, Junkyu benar benar berharap Haruto mau mengerti dirinya. Ia hanya ingin meminta maaf pada Yoshi, dan tidak mau mengulangi—
"Ini penting, tentang hubungan kita."
"Baiklah, aku berangkat sekarang!"
—kebodohan yang sama.
❣❣❣
Junkyu benar benar mendatangi Haruto ditaman kota dengan menaiki taxi. Nada Haruto tadi bisa menjelaskan bagaimana gentingnya masalah sekarang.
Tapi entah kenapa— ia merasa ada yang salah.
Ia benar benar berdoa agar mereka tidak terjebak dalam masalah yang cukup besar.
Setidaknya ia tidak ingin hal buruk terjadi.
"Haruto," Panggil Junkyu.
Yang dipanggil menolehkan kepalanya; tersenyum kecil, terkesan terpaksa.
"Ada apa memanggilku kesini?" Tanya Junkyu.
Haruto tampak menarik nafas dengan dalam, entah apa yang akan ia ucapkan namun itu terlihat serius.
"Maafkan aku."
Junkyu semakin merasa ada yang aneh. "Kenapa meminta maaf?"
"Sebaiknya hubungan kita— berakhir sampai disini saja."
"M-maksudmu?"
"Kita putus!"
Seolah waktu berhenti terputar; matanya tanpa diperintah tiba tiba mengeluarkan air mata.
Tak dapat ia pungkiri bahwa ini sakit, benar benar sakit.
Dunianya benar benar hancur hari ini.
"K-kenapa?" Tanya Junkyu, benar benar berusaha tetap tenang.
"Aku tidak bisa melanjuti hubungan kita karena aku—" Haruto menarik nafas sedalam dalamnya. "Aku akan menikah dengan seseorang."
Apa bisa Junkyu egois sekarang? Ia benar benar tidak bisa membiarkan Haruto mengakhiri hubungan yang begitu ia lindungi sejak dulu.
"Aku menghamili anak orang, karena itu aku harus bertanggung jawab, maaf."
Dan dunia Junkyu semakin hancur saat itu juga.
❣❣❣
Setelah semua jelas; hubungannya dengan Haruto sudah berakhir.
Biar bagaimanapun ia harus membiarkan Haruto bertanggung jawab atas wanita yang ia hamili.
Ia ingin marah, ingin mengamuk karena Haruto bermain dibelakangnya, tapi sayangnya semua sudah terjadi.
Ia hanya bisa menangis sekeras kerasnya seraya terus saja menyalahi dirinya sendiri yang tak bisa menjaga Haruto'nya.
Sekarang, tujuannya saat ini adalah Yoshi; satu satunya orang yang dapat menenangkan dirinya. Ia butuh Yoshi sekarang.
Ia kini berada tepat didepan rumah milik Yoshi; dan satu hal yang ia lihat secara pasti adalah dekorasi rumah Yoshi yang sedikit berubah.
Ia memiliki perasaan yang buruk tentang ini, Yoshi tak suka mengganti dekorasi rumahnya.
Dengan air mata yang masih terkumpul dimatanya; Junkyu beberapa kali menekan tombol lonceng rumah Yoshi.
Selang beberapa detik setelahnya— seseorang membukakan pintu untuknya, seseorang yang tak ia kenal; bukan Yoshi nya.
"K-Kamu siapa?"
Sosok yang membuka gerbang itu mengerutkan keningnya. "Kamu yang siapa? Kenapa beridiri didepan rumahku?"
Junkyu semakin mengerutkan keningnya. "Ini kan rumah Yoshi."
"Oh Yoshi? Dia sudah menjual rumah ini kemarin, katanya dia mau pindah, kamu teman dari Yoshi ya?"
Y-Yoshi?
Ini tidak mungkin!?
Setiap pertanyaan selanjutnya yang diucapkan oleh penghuni baru rumah Yoshi itu tidak lagi ia hiraukan.
Tangannya relfeks menutup matanya kala air matanya semakin deras mengeluarkan air mata tanpa bisa ia cegah.
"Eh, kenapa kamu menangis?"
Seolah tiba tiba tak bisa mendengar apa apa, Junkyu sudah tidak lagi mendengarkan apa yang ditanyai oleh orang tersebut.
Ia hanya menangis, kemudian pergi meninggalkan orang yang menjadi penghuni rumah baru milik Yoshi tanpa berkata kata atau sekedar berpamitan.
Ia berlari kerumahnya sendiri, hendak menuju kamar pribadinya; namun baru saja sampai di ruang tamu— ia sudah tidak dapat menahan bobot badannya hingga terjatuh dilantai dengan lutut sebagai penompang tubuhnya.
Tangannya masih setia menutupi wajahnya yang terus mengeluarkan air matanya.
Dengan menggunakan ponselnya, ia menghubungi Yoshi; namun nomor Yoshi tidak aktif.
Ponselnya ia biarkan saja terjatuh dilantai; ia memilih untuk menutup kembali wajahnya yang semakin lama semakin penuh dengan air mata.
Tanpa diperintah lebih dahulu, otaknya secara otomatis memutar memory lamanya bersama Yoshi seakan menjadi video yang tak mau terhenti.
"Karena kamu manis, hanya dengan melihat gambar wajahmu saja sudah mampu membuat hatiku tenang."
"Tak apa, itu hanya mimpi, aku ada disini tenang saja."
"Aku hanya tidak ingin senyum kalian terganggu karena kehadiran diriku."
"Enggak kyu, kamu gak pernah nyakitin aku."
"—tapi jangan suruh aku menghapus rasa cintaku, asal kamu tau rasa cintaku tidak semurah itu."
Junkyu belum meminta maaf pada Yoshi.......
Junkyu bahkan belum mengucapkan kata kata terakhir......
Junkyu bahkan tak sadar bahwa pertemuan terkahirnya bersama Yoshi adalah saat dimana ia menyianyiakan rasa Yoshi.
Kenapa aku bodoh untuk menyadari semua ini sejak awal—
—aku sadar Yoshi, kamulah orang yang aku butuhkan.
Yoshi, kembalilah, aku—
—aku mencintaimu.
“Kamu tidak akan tau gimana sakitnya semua ini, karena kamu hanya datang ketika kamu butuh.”
—END—
Endingnya ngeselin ya skskskskskks,
Aku mau bikin QnA
Tapi gak tau pada mau ikut apa kaga.
Nanti bakal ada squel cerita ini, dan squelnya bakal aku up dibook ini juga.
Tapi sebelum itu,
Aku ngadain QnA dlu.
Pertanyaan untuk;
- Yoshinori
- Junkyu
- Author (aku)
Hehehe, tanya aja ya, apapun itu ❤❣
Sampai ketemu gess❣