[END] Finally You're Mine

By naanaa_77

2.8K 325 459

Seorang pemuda jatuh cinta dengan seorang perempuan. semua terlihat begitu mudah, hanya saja sang perempuan a... More

Introduction Cast
#1
#2
#3
#5
#6
#7

#4

293 35 40
By naanaa_77

PS: diharapkan kebijakan pembaca ya! Adegan dilakukan dibawah pengawasan ketat penulis dan bukan untuk ditiru!!

Salam sayang,
Author🐰

***

"YA! HAN JISUNG!"

Seketika Jisung membuka matanya dan segera melepaskan ciumannya dari Nana. Ia juga dengan cepat melepaskan pegangannya pada leher Nana, dan langsung mengarahkan kepalanya, menatap ke sumber suara.

Sedangkan Nana yang sudah hilang kesadaran langsung terjatuh dan tertidur di atas badan Jisung.

Dari arah dapur, Seungmin menatap Jisung dengan mata terbelalak dan mulut terbuka. Tangannya masih memegang gelas berisi air putih untuk diberikan ke Nana.

"Ani... Ani, Seungmin-ah! Ini bukan seperti yang kau pikirkan..." ujar Jisung sibuk membela diri, ketika Ia mendengar suara tidak mengenakkan dari atas badannya.

HOEKKKK!!!

"ARGHHH NOONA!!!" Jisung langsung berteriak panik saat melihat Nana memuntahkan seisi perutnya yang sudah Ia makan sebelumnya ke atas badan Jisung.

Seungmin yang melihat Nana mengeluarkan isi perutnya di badan Jisung juga langsung ikut panik seketika, "ANDWAE! ANDWAE NOONA!!!"

Seungmin segera berlari mendekat ke arah Nana dan Jisung. Setelah meletakkan gelas yang dipegangnya di atas meja tamu, Seungmin segera mengangkat badan Nana dari atas badan Jisung.

"Mian, Jisung-ah..." ujar Seungmin sambil menyandarkan tubuh Nana ke atas Sofa.

Jisung pun segera berdiri sambil memegangi pakaiannya, memastikan agar muntahan Nana tidak jatuh mengotori lantai. Ia melihat Nana dan Seungmin dengan tatapan bingung, "Aku harus gimana?"

"Kau ke kamarku saja, pakai salah satu bajuku yang ada di dalam lemari..." jawab Seungmin menunjuk ke arah kamarnya.

Dengan cepat Jisung langsung berlari ke kamar Seungmin dan mengambil pakaian Seungmin untuk Ia pakai.

Di ruang tamu, Seungmin sibuk membersihkan sisa-sisa muntahan yang ada di sofa dan lantai sambil mengeluh pelan, "Aigoo Noona..."

"Bajuku yang kena muntahan ini, ditaruh dimana??" tanya Jisung bingung saat keluar dari kamar, sambil membawa bajunya yang kotor terkena muntahan Nana.

Seungmin segera menunjuk ke arah kamar mandi dan berkata, "kau bilas dulu di kamar mandi sana... Nanti aku cuci bersamaan dengan pakaian kotor lainnya."

Jisung pun segera menuruti ucapan Seungmin dan pergi menuju kamar mandi untuk membilas pakaiannya.

Seungmin kemudian kembali sibuk membersihkan tubuh Kakaknya, melepaskan sweater luaran yang dikenakan Nana, dan membilas wajah Nana yang penuh dengan sisa-sisa muntahannya.

Setelah selesai, Seungmin segera menyusul Jisung di kamar mandi dan memberikan baju Nana kepadanya sambil berkata, "aku minta tolong bilaskan baju Nana Noona juga ya?"

Tanpa banyak bicara, Jisung langsung mengambil baju yang disodorkan Seungmin dan segera membilas pakaian Nana bersama dengan pakaiannya sendiri.

Sambil menggelengkan kepalanya, Ia hanya bisa tersenyum jika mengingat apa yang telah Ia lakukan beberapa menit yang lalu, dan melihat apa yang sedang Ia lakukan sekarang.

Membilas pakaian bukan pekerjaan sehari-hari yang biasa dilakukan Jisung. Dirumahnya terdapat asisten rumah tangga yang selalu siap menyediakan apa saja yang Ia butuhkan, termasuk mencucikan pakaiannya.

Tapi disini? Jisung malah membilas pakaiannya sendiri, ditambah pakaian Nana. Setelah Ia mencium perempuan itu lima menit sebelumnya.

'Ah.. benar... Ciuman pertamaku dengan Nana Noona...' batin Jisung. Wajahnya tidak bisa berhenti tersenyum lebar membayangkan kejadian tadi.

Seungmin yang masih berdiri di depan pintu kamar mandi, melihat sahabatnya dengan senyum licik. Sambil menyandarkan badannya pada batas pintu kamar mandi, Ia pun mulai menggoda Jisung, "kau segitu senangnya disuru membilas pakaian sampai harus tersenyum seperti itu? Atau kau kegirangan karena bisa membilas pakaian Noona??"

Jisung segera melirik tajam ke arah Seungmin karena sudah membuyarkan lamunan indahnya, "kau pikir aku semesum itu!"

"Tapi barusan aku melihatmu, Han Jisung!" ujar Seungmin meledek Jisung, "tanganmu, ada di leher Noona... Lalu bibirm---"

"Ya! Mian, Seungmin-ah... Itu... Itu bukan maksudku... Maksudku..." Jisung terbata membela dirinya sendiri. Ia tidak tahu haru berkata apa kepada Seungmin.

Toh faktanya memang dia membalas ciuman Nana. Dan dia ikut mencium Nana, dan menariknya untuk bisa lebih dekat lagi.

Seungmin terkekeh melihat sahabatnya terbata-bata berusaha membela dirinya, "tidak usah terlalu kau pikirkan. Nana Noona memang seperti itu kalau sudah mabuk..."

Senyum Jisung mendadak hilang seketika saat mendengar perkataan Seungmin barusan, "hah? Gimana?"

"Iya... Noona itu seorang kissing monster kalau sudah mabuk. Makanya, Seonho Hyung selalu memastikan Nana Noona tidak pulang malam-malam, dan selalu meneleponnya jika Noona sedang berada di luar rumah."

"Seonho Hyung tidak mau adiknya mencium sembarang pria begitu saja jika sudah mabuk. Itulah alasan mengapa kalau Noona mau mabuk, Seonho Hyung akan menyediakan berkaleng-kaleng bir di rumah. Biar Noona tidak mencium orang tidak dikenal." ujar Seungmin panjang lebar.

Jisung segera membanting pakaian basah yang dipegangnya dan segera melangkah keluar kamar mandi, mendekati tempat Seungmin berdiri dan bertanya, "kau serius?"

Dengan santai, Seungmin menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan Jisung.

"Tapi, tadi aku menciumnya..." ujar Jisung panik, "dia membalas ciumanku"

Seungmin langsung mengulurkan tangannya dan menepuk-nepuk lembut kepala Jisung sambil tersenyum dan berkata, "maaf Han Jisung, tapi itu bukan ciuman pertama Kakakku... Selamat patah hati!" ujar Seungmin sambil tertawa puas.

"Kau!" Jisung segera mengalungkan tangannya di leher Seungmin dan menariknya sambil bercanda, "bukan itu maksudku!!!"

"Akh! Basahhhh Jisung-ah..." ujar Seungmin sambil menunjuk ke bercak air di depan kamar mandi, "kau bisa diomeli Noona kalau menyipratkan air sampai kemana-mana!"

Jisung segera melepaskan tangannya dari Seungmin dan mengeringkannya pada pakaian yang Ia kenakan, serta dengan patuh mengelap kering bercak air yang tadi ditunjuk Seungmin.

"Mana baju yang tadi kau sudah bilas? Biar aku masukkan ke mesin cuci..."

Menurut, Jisung langsung memberikan pakaian basah yang diminta Seungmin, dan lanjut mengeringkan lantai yang basah tadi.

Selesai mengeringkan lantai, Jisung segera kembali ke ruang tamu dan mendekati Nana yang sudah pulas tertidur di atas sofa.

Jisung membelai lembut rambut Nana, dan menyelipkan beberapa helai rambutnya ke belakang kuping, dan mengelus lembut pipi perempuan berambut pirang ini.

Jarinya mulai mendekati bibir Nana dan menyapunya lembut.

'Bibirnya lembut...' batin Jisung sambil tersenyum.

"Jisung-ah!!" teriak Seungmin memanggil nama Jisung dari arah dapur, "tolong bantu aku lagi!"

Kaget mendengar suara Seungmin tiba-tiba, Jisung segera menarik tangannya dari wajah Nana dan melihat canggung ke arah suara Seungmin dan membalasnya, "Apa?"

"Tolong bawa Noona ke kamarnya..." ujar Seungmin setengah berteriak, "aku akan membawa baskom dan handuk untuk lanjut membersihkan Noona nanti..."

"Eo-- Eoh!!" balas Jisung cepat. Kemudian Ia pun langsung mengangkat lengan Nana dan mengarahkannya ke pundaknya sendiri. Sambil memastikan Nana masih tertidur, Jisung perlahan mengangkat tubuh Nana dengan posisi bridal style.

'Eoh? Ringan juga...' batin Jisung saat sudah menggendong Nana.

Dengan pundak yang disandari kepala Nana, Jisung berjalan pelan menuju tangga. Dan sesampainya di depan tangga, Jisung terhenti sebentar. Ia mengambil napas dalam, dan mulai melangkahkan kakinya menaiki anak tangga satu per satu sambil tetap memastikan Nana tertidur lelap dalam pelukannya.

Saat keduanya sampai di depan kamar Nana, dengan menggunakan sikunya, Jisung membuka pintu kamar Nana dan segera melangkah masuk ke dalam kamar.

"Permisi, Noona..." gumam Jisung sambil tetap menggendong Nana memasuki kamar, Sebelum melangkah lebih dalam lagi, Jisung sempat menutup pelan pintu kamar Nana menggunakan kakinya. 

Sampai di depan kasur, dengan lembut Jisung meletakkan Nana di atas kasur. Wajahnya yang berada tepat di hadapan wajah Nana, membuat Jisung tidak dapat menahan dirinya sendiri.

Pelan pelan, Jisung mulai membawa bibirnya mendekati bibir Nana dan menciumnya. Bagai gayung bersambut, Nana seakan tersadar dan membalas ciuman Jisung.

Jisung sempat terkejut dan menghentikan ciumannya sesaat untuk melihat apakah Nana sudah tersadar atau belum. Dan melihat Nana masih dalam kondisi yang sama seperti sebelumnya, Jisung kembali berani mendekatkan bibirnya dan lanjut mencium Nana.

Dengan perlahan ciuman keduanya mulai memanas. Jisung mulai sibuk memainkan lidahnya dan mencari celah untuk bisa memasuki mulut Nana. Seketika mulut Nana pun terbuka, seakan memberikan kesempatan bagi lidah Jisung untuk masuk dan bertautan dengan lidahnya.

Dan lagi-lagi Nana membalas ciuman panas Jisung.

Tangan Jisung mulai membelai lembut pipi Nana sambil tetap tidak melepaskan ciumannya. Lengan Nana pun mulai bergerak membelai lembut kepala Jisung, dan perlahan menarik kepala Jisung untuk bisa lebih dekat lagi dengannya.

Ciuman panas keduanya berlanjut untuk beberapa saat, sampai akhirnya mereka harus berhenti sejenak untuk menghirup oksigen.

Jisung masih tidak percaya bahwa malam Ia sudah berhasil mencium Nana, perempuan yang Ia sukai selama 3 tahun terakhir ini. Dan ciuman keduanya bukan hanya sekedar ciuman biasa. Ciuman itu terasa begitu panas dan penuh nafsu.

Ia kembali melihat Nana dengan seksama, membelai lembut pipinya, dan mengecup lembut pipinya sambil bergumam lembut, "noona, seandainya kau tidak mabuk..."

Jisung sudah siap untuk kembali mencium Nana ketika Ia mendengar langkah kaki menaiki tangga. Dengan cepat Ia segera berdiri dari posisi berlututnya, dan bergegas membuka pintu kamar untuk menyapa Seungmin.

"Thanks..." balas Seungmin saat Jisung membukakan pintu untuknya.

"Hmm..."

"Wajahmu kenapa merah begitu?" tanya Seungmin saat memperhatikan wajah Jisung dengan seksama, kemudian Ia pun berkata lagi, "kakakku berat ya?"

"Ish!" balas Jisung malas, "apa lagi yang bisa aku bantu??"

"Tidak ada lagi sepertinya... Aku hanya mau membasuh tangan dan wajah Noona sebentar." balas Seungmin sambil menyeka pelan wajah, leher dan tangan Nana.

Jisung berdiri terdiam di sudut kamar, menyaksikan Seungmin membersihkan Nana sambil melipat kedua tangannya. Sesekali jarinya menyentuh bibirnya sendiri. Jisung tidak bisa mengelak, masih terbayang segar dalam ingatannya, ciuman panasnya dengan Nana malam ini.

"Kau mau menginap disini malam ini?" tanya Seungmin ke Jisung sesaat setelah Ia menyelesaikan tugasnya dan sudah menyelimuti Nana.

"Eo-- hm... Ya, OK!" jawab Jisung tergagap, "Nanti aku kabari orang rumahku..."

"OK..." ujar Seungmin sambil melangkah keluar dari kamar Nana.

Jisung pun segera mengikuti Seungmin keluar dari ruangan. Sesaat sebelum menutup pintu kamar Nana, Jisung kembali melempar pandangannya ke arah perempuan berambut pendek yang sudah terlelap di atas ranjang dan tersenyum sekilas.

"Untung besok hari Sabtu..." ucap Seungmin lagi, yang lagi-lagi menyadarkan Jisung bahwa masih ada sahabatnya yang berdiri di belakang dirinya.

"Eo-- Eoh..." balas Jisung tergagap.

"Sudahlah... Jangan kau pikirkan tentang ciumanmu dengan Noona tadi. Percayalah, besok pagi dia tidak akan ingat apa-apa!" ujar Seungmin sambil menepuk pundak Jisung untuk menyemangatinya.

Sambil turun ke bawah, Jisung hanya bisa tersenyum kikuk dan menganggukkan kepalanya, berusaha untuk mempercayai perkataan Seungmin.

***

CKLEK.

Saat terdengar suara pintu terkunci, pelan-pelan Nana membuka matanya, mengintip dan memastikan bahwa sudah tidak ada adiknya dan temannya di dalam kamar.

Setelah memastikan bahwa keduanya sudah turun ke bawah, Nana segera membuka lebar kedua matanya dan terduduk di atas kasur.

"Dasar Adik tidak tahu diri!" umpat Nana sambil menyingkirkan selimut dari atas badannya, "berani-beraninya bilang aku berat. Bukannya dia berterimakasih ke Jisung karena sudah menggendongku! Cih!"

Jisung. Han Jisung.

Mendengar dirinya mengucapkan nama Han Jisung, membuat Nana seketika teringat dengan apa yang barusan Ia lakukan dengan laki-laki muda itu.

"Ciuman! Aku mencium Han Jisung!" Nana tercekat dan seketika menutup mulutnya dengan cepat menggunakan kedua tangannya.

"Ya! Nana-ya! Kau sudah gila ya!!!" Nana mengutuk dirinya sendiri,"michin nom-ah!! Sadar Nana-ya!! Itu sahabat adikmu!!"

Di dalam kepalanya masih terbayang saat Ia mendekati Jisung dan menciumnya saat di ruang tamu, sebelum akhirnya Ia memuntahkan isi perutnya ke atas baju Jisung.

"Kenapa aku ingat kejadian itu sih..." keluh Nana.

Dan yang barusan terjadi, Jisung menciumnya, dan Ia membalasnya. Ia membalas ciuman Han Jisung. Nana langsung mengacak-acak rambutnya. Ia masih tidak percaya Ia membalas ciuman sahabat adiknya sendiri.

"Aaaakkkkkkhhh!!!" teriak Nana sambil menutupi mulutnya dengan bantal.

Perlahan, jari jemari Nana menyentuh bibirnya sendiri, dan kembali mengingat ciumannya lagi dengan Jisung beberapa saat yang lalu.

'Bibirnya...' batin Nana, 'Lidahnya...'

"AISHHH NANA-YA!" ujar Nana geram dengan dirinya dan pikirannya sendiri.

"Besok apa yang harus aku lakukan saat melihat dia??" keluh Nana dengan wajah merengut.

Dan malam itu, Nana hampir tidak bisa tidur. Setiap Ia memejamkan mata, kepalanya memutar kembali kejadian malam itu. Saat Ia mencium Jisung. Saat Jisung menciumnya.

Wajah Jisung juga berkali-kali muncul dalam bayangan kepalanya, membuat Nana semakin gelisah dan tidak bisa tidur nyenyak.

"Aishhh!!!!!!" Malam itu, Nana hanya bisa berkali-kali menggeram kasar sambil mengacak-ngacak selimut di kasurnya.

***

Continue Reading

You'll Also Like

186K 16.6K 53
FIKSI
1.7M 17.5K 3
*Wattys 2018 Winner / Hidden Gems* CREATE YOUR OWN MR. RIGHT Weeks before Valentine's, seventeen-year-old Kate Lapuz goes through her first ever br...
68.5K 4.6K 47
Tiga pasang remaja yang di takdirkan menemukan bayi yang di takdirkan mengurus ke empat bayi karna suatu insiden dulunya bayi bayi itu di tempatkan...
713K 70.6K 45
Bertransmigrasi menjadi ayah satu anak membuat Alga terkejut dengan takdirnya.