FAKBOI (END)

By shasacaci

3.8M 449K 176K

UDAH PERNAH NGUBAH PAKBOI JADI BUCIN BELUM? KALO BELUM COBAIN DEH, RASANYA.... AH MANTAP! *** "Pacaran yuk?"... More

Prolog
01 : Awal mula
03 : Isi Surat
04 : Si Bucin seblak
05 : Si Fakboi
06 : Ajakan Pertama
07 : Pipip Pipip Calon Mantu
08 : Latar Belakang
09 : Berkenalan
10 : Keluarga Bengek
11 : Buaya
12 : Mantan
13 : Crash
14. Marah
15 : Bernyanyi bernyanyi
16 : Bunda
17 : Bercerita
18: Mama, Papa berkenalan
19 : Keliling Bandung
20 : Ruangan adem
21 : Rasa yang tiba-tiba
22 : Awal Pembalasan
23: Pendekatan
24 : mengenal ips enam
25 : Bertengkar
26 : can i call u
27 : Revisi Kontrak
28 : Dikejar macan tutul
29 : Ngamen ceritanya
30 : Dispen
31 : ikan cupang
32 : rencana yang gagal
33: Gelayy
34 : Akhlaknya :)
35 : how my tukang seblak and i text
36 : turnamen
37 : Blank
38 : Final
39 : Cedera
40 : pertanyaan menjebak
41 : peternak ikan cupang
42 : ketika si fakboi sakit
43 : mereka yang semakin dekat
44 : Thanuwijaya berhbd
45 : sebar undangan
46 : kita flashback dulu ye
47 : ketika si fakboi ultah
48: mari kita lihat seberapa uwu mereka
49 : kontrak yang telah usai
50 : bimbang
51 : ketika kang ghosting diblok
52 : with ustadz Tunama
53 : ayam vs cupang
54 : berduka cita
55 : Kiki dan Nini
56 : dilabrak
57 : menjauh
58 : aksi gilanya
59 : hati yang tidak bisa dimengerti
60 : merenungkan diri
61 : pembuktiannya
62 : terimakasih, maaf dan semoga bahagia
63 : ada apa dengan Cessie?
64 : alasan cessiee
65 : Dehaan, Yogas membantu
66 : permasalahan selesai
67 : terhubung kembali
68 : masalah yang tiada hentinya
69 : random pisan heran
70 : permintaan Laura
71 : quality time
72 : beautiful in white
73 : Fakboi to bucinboi
74 : mukbang seblak
75 : Berita
76 : Mencari kebenaran
77 : Skorsing
78 : Rumah Sakit
OPMEM GRUP CHAT
79 : beberapa hari sebelumnya
79.1 : beberapa hari sebelumnya
79.2 : beberapa hari sebelumnya + (opmem rp)
80 : Selesai
Epilog
Extra Chapter
Sequel

02 : Memulai

83.7K 8.4K 892
By shasacaci

IG: @anishaty

[Shanetta Arsynta Maura]

0o0

Tak jauh dari club, atau tempat tongkrongan anak hitz kota. Kakaknya pasti ada disalah satu tempat itu, dia sempat mengechat teman kakaknya dan teman kakaknya itu mengatakan bahwa Allisya-kakaknya ada di salah satu club agak jauh dari daerah tempat ia tinggal. Dan parahnya kakaknya itu datang sendiri.

"Heh! Allisya!" Ace langsung memanggil kakaknya ketika melihat Allisya yang setengah sadar terduduk dikursi bar.

Allisya langsung menoleh, dia tersenyum ketika melihat adiknya datang. Gadis itu langsung berseru, "hai, baby!"

Ace langsung memasang raut datar, "halah bacot bebi bebi!" laki-laki itu mencibir. "Pinter!" Ace menoyor pelan kepala kakaknya, dia memang adik kurang ajar.

"Ngapain ke club sendiri dongo? Kalo lo diapa-apain gimana?" tanya Ace yang tak habis pikir, "ayo cepet balik!"

"I don't want to go home, I want to drink more, drink more baby hahaha...."

"Sengklek," Ace bergedik.

"Come on baby, come on!" Allisya berkata sembari menarik-narik tangan Ace.

"Ngapain anjing? Putus cinta ya lo?" tanya Ace. Allisya tak menjawb dia hanya menarik tangan Ace sesekali menjedug-jedugan kepalanya pada tangan adiknya.

"Gue yang sakit, ego! Sadar oi!" Ace mulai kesakitan karena tangannya di jadikan pelampiasan. Ace menghentakkan tangan kakaknya, kakaknya sudah persis seperti orang gila karena sekarang Allisya malah tertawa sendiri.

Laki-laki itu tersadar dengan pakaian kakaknya yang kurang bahan. Ace menghela nafas lalu membuka jaketnya untuk diberikan pada kakaknya. Dengan tidak ada akhlaknya, Ace melemparkan jaketnya tepat didepan muka Allisya.

Apalagi saat tersadar bahwa Allisya diperhatikan penuh nafsu oleh beberapa laki-laki yang ada disana.

"Gue tau Papi miskin, tapi gak usah pake baju kurang bahan gini Marpuah! Kalo mau ke club syar'i an dikit napa," Ace mulai menggerutu. Dia masih berbaik hati, jadi dia mengambil lagi jaket dari muka kakaknya. Menarik tangan kakaknya agar berdiri lalu ia melilit jaket dipinggang Allisya. Agar paha belakang Allisya sedikit tertutup.

"Ayo naik," suruh Ace agar Allisya naik kepunggungnya. Tapi Allisya malah terdiam dengan pandangan yang entah kemana. Ace menghela nafas lalu dengan dongkol ia menarik tangan kakaknya agar mendekat lalu segera menggendongnya.

Dengan susah payah, Ace membawa Allisya keluar dari tempat gelap itu. Ace memasukkan langsung memasukkan Allisya ke mobil, dia tersenyum ketika kakaknya sudah terduduk di jok mobil. Ace langsung mengeluarkan hape, memfoto Allisya untuk membuat laporan pada Ibunya.

Ace
Tersangka ditemukan, jangan lupa seblak|
nya Ibundzz👀

Ema
|langsung dibikin ganteng👍

Ace tersenyum melihat balasan Bunda nya, lalu ia beralih pada kakaknya yang malah tertidur.

"Awas ngiler di mobil gua woy!" kata Ace yang khawatir akan mobilnya yang ditiduri Allisya. Ace sedikit membungkuk untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Allisya yang terduduk dimobil. Ace mendekat lalu berbisik,"besok-besok mabok lagi ya, biar gue dibikinin seblak terus sama kanjeng ratu, oke!"

0o0

Hari ini Shanetta berangkat sekolah lebih awal dari biasanya. Dia berangkat bersama Papanya tidak bersama Favian. Sengaja, Shanetta menghindari laki-laki itu. Tapi tepat setelah Shanetta keluar dari mobil, ponselnya berdering menandakan ada yang menelpon.

Benar saja dugaan nya, yang menelpon adalah Favian. Sebenarnya Shanetta agak malas mengangkat telpon dari cowok itu. Tapi pada akhirnya gadis itu mengangkatnya.

"Halo, An. Maaf ya aku gak bisa jemput. Aku ini baru bangun, kamu berangkat duluan aja daripada kesiangan."

Shanetta kira Favian akan menanyakan keberadaannya, atau kenapa ia berangkat duluan. Tapi malah Favian kesiangan. Shanetta langsung badmood, dia menoleh pada Papanya. Dia mute panggilan itu sebentar untuk memberi salam perpisahan pada Papanya.

"Dadah Papaw!" Shanetta memaksakan senyum ketika melihat papanya yang melambai kearahnya, Shanettapun ikut melambaikan tangan.

Setelah kepergian Papanya barusaja Shanetta unmute panggilan itu.

"Kenapa dibisuin?" tanya Favian.

"Gak papa."

"Kamu marah aku bangun siang?"

"Enggak, cuman yaudah cepetan mandi. Jangan sampe telat."

"Oke aku tutup ya telpon nya."

"Iya."

Favian mematikan sambungan telpon lebih dulu, setelah itu Shanetta menghela nafas seraya mematikan ponselnya. Barusaja akan membalikkan badan tapi sudah ada yang memanggil namanya.

"Shanetta!"

Shanetta langsung menoleh, mendapati Lilie yang tengah berlari kearahnya.

"Ilie!"

"Tumben mba bucin gak bareng mas bucin?" tanya Lilie.

"Enggak... Kekelas aja yuk?"

"Ay- eh Rhea tadi chat gue minta bareng."

"Yaudah, tungguin dulu aja," jawab Shanetta.

Shanetta dan Lilie menyisi, menunggu Rhea di dekat pos satpam. Tidak lama dari itu, sebuah motor datang, berhasil mencuri perhatian Shanetta. Bukan apa-apa, Shanetta kenal betul siapa pemilik motor itu. Itu motor Favian dan yang mengendarai motor juga Favian, jaket, helm dan tas nya itu milik Favian. Jelas bisa dikatakan jika itu Favian.

Tapi yang lebih menarik perhatiannya adalah ada gadis yang dibonceng Favian. Dari aura-aura nya sih, sepertinya gadis itu gadis yang dipasar malam.

"L-lie..." Shanetta menyekal tangan sahabatnya.

"Itu..." tunjuk Shanetta pada motor Favian yang semakin menjauh.

Mata Lilie memicing, dia merasa kenal dengan motor itu. "Itu kayak motor Ka Vian yak?"

"Bukan kayak emang iya, plat motornya sama."

"Tapi kok dia sama cewek, An?"

"Gak tau..." cicit Shanetta.

0o0

💎Beban keluarga💎


Gas elpiji
|lo dikelas? @ace
|bawain tas gue sm si hantu dong
|gue kesiangan gila
|cepatan dong! @ace

Hantu
|lo pura" ke toilet Cey
|kita bakal pura" ke tkng ftokopi

Ace benar-benar gabut dikelas, dia duduk sendiri. Mana guru yang mengajar pagi ini membosankan. Mau gimana lagi, pelajaran juga gak masuk ke otak. Jadi Ace iseng membuka hape dan dia dapat chat dari grup sengkleknya, ternayata kedua temannya itu datang terlambat tanpa ngajak-ngajak.

Ace
Kalian telat?|
Parah ga ngajak|

Hantu
|gue kesiangan goblok, mana sempat ngajak, keburu ditampol my mother

Gas elpiji
|ban motor gue kempes ditengah jalan tjay
|kebetulan ketemu si Hantu

Ace
Alasan!|

Gas elpiji
|bantuin lah Cey🙏
|seblak deh seblak

Mata Ace langsung berbinar ketika membaca kata "seblak" si semangat hidupnya. Dengan senyim mengembang, Ace membalas pesan dari temannya.

Ace
Pagi, siang, sore, 3 bungkus ya|

Hantu
|harus teratur ya bund, kyk minum obat

Ace
Ya ato ga|


Hantu
|Ji, iyain aja lah
|daripada modar ku pa umand

Gas elpiji
|iya deh iya, lo kebelakang sklh dulu ambil tas

Ace
Seblaknya harus mirip buatan my mom|

Gas elpiji
|CEKEK GUE AJA CEY! CEKEK!

Ace
betjanda|
GUE OTW BOSS!|

Ace keluar dari roomchat grupnya lalu mematikan ponselnya. Segera, ia mengacungkan tangan untuk pura-pura ketoilet.

"Pak!"

Guru yang sedang menjelaskan itu menoleh ke arah Ace, "iya ada apa Ace?"

"Toilet pak."

"Mmm, ya silahkan. Jangan lama," peringat guru didepan.

"Siap pak!" kata Ace seraya berdiri dan pergi dari kursinya.

0o0

Tepat setelah bel istirahat berbunyi, Shanetta keluar kelas. Dia akan bertanya tentang cewek yang dibonceng Favian tadi. Dia memberanikan diri untuk datang ke kelas Favian, sebenarnya agak malu karena harus melewati lorong kelas 12.

Tapi aksinya didukung oleh ketiga sahabatnya, Lilie dan Rhea sudah tau mengenai Favian.

"Kita tunggu diluar ya, masa masuk kedalem," kata Cessie seraya memberhentikan langkahnya.

Shanetta menoleh kebelakang, "iya, kalian tunggu disini aja," jawab Shanetta. Shanetta membalikkan badan, berjalan sampai depan itu. Tidak mungkin dia langsung masuk kekelas Favian.

"Eh, Shanetta?"

Tak perlu Shanetta mencari orang untuk memanggil Favian karena didepannya sudah ada Kean-teman Vian.

"Cari Favian?" tanya Kean, Shanetta hanya mengangguk.

"Vian nih Shanetta nyariin," Kean mengatakan seraya menoleh kebelakang kearah Vian dengan teman yang liannya duduk. "Masuk aja An," suruh Kean.

"T-tapi..." Shanetta agak ragu masuk kekelas itu.

"Udah sana masuk aja," Kean menyuruh lagi sambil menyisi, memberikan Shanetta jalan.

"E-em, iya." pada akhirnya Shanetta masuk kesana, dia langsung mencari Favian. Ternyata Favian duduk di kursi paling belakang, sepertinya sedang mengobrol dengan teman-temannya. Disini sepi, hanya ada beberapa orang saja. Teman-teman Favian dan dua perempuan yang masih menulis didepan.

"An? Sini!" suruh Favian.

Shanetta berjalan kearah Favian, teman-teman Favian ikut menyapanya yang dibalas hanya dengan senyuman.

"Kenapa? Tumben kamu kesini?" tanya Favian diiringi senyum.

"Aku-"

"Sayang! Es jeruknya gak ada aku ganti pake jus mangga gak papa?" seorang gadis bertanya seraya menghampiri Favian, bahkan gadis itu sedikit menabrak Shanetta.

Wait, tadi cewek itu bilang apa? Sayang?

Apa ini selingkuhan Favian?

"Ran," panggil salah satu teman Favian, bukan memanggil, itu terdengar seperti teguran.

Cewek itu bernama Rania, dia ada dikelas XII IPS 3. Raut wajah Rania langsung berubah ketika menyadari bahwa ada Shanetta disini, dia terkejut.

"An-"

"Selingkuhan kamu?" potong Shanetta.

"Hah?"

"Kak Rania selingkuhan kamu?" Shanetta mengulang pertanyaan dengan lebih jelas.

"Enggak, aku bisa jelasin-" lagi-lagi ucapan Favian dipotong Shanetta.

"Tinggal jawab, iya atau enggak?"

"Enggak, Rania emang udah biasa panggil sayang. Ke yang lain juga," Favian mengelak.

Shanetta menyalakan ponselnya lalu mencari foto yang dikirimkan Cessie malam itu, ia langsung menunjukkan pada Favian, "ada bukti ini juga masih mau ngelak?"

Untuk kedua kalinya Favian terkejut dengan apa yang diliat nya. Rania dan beberapa teman Favian juga ikut melirik layar yang ditunjukan Shanetta. Shanetta menatap Favian dan Rania bolak-balik. Jelas, mereka terkejut.

"Mau ngelak lagi?"

"Aku bisa jelasin, An. Aku-"

"Kamu selingkuh, tinggal jawab iya atau enggak."

"Iya, maaf tapi aku bisa jelasin."

Disaat itu juga rasa sesak memenuhi rongga dada Shanetta. Ia ingin menangis, tapi ia tak ingin menangis didepan cowok brengsek itu. Shanetta mengalihkan pandangan agar tak melakukan kontak mata dengan Favian.

"Gak perlu," sahut Shanetta dingin lalu ia menatap Favian, "berarti kamu bohong ya. Kamu bilang ada acara keluarga sampe malem, tapi ternyata kamu datang kepasar malem. Kamu bilang kamu bangun kesiangan tapi kamu datang kesekolah dua menit setelahnya bareng kak Rania lagi."

"Aku jelasin semuanya ya?"

Kalo dipikir-pikir, Shanetta tak mungkin memutuskan Favian tanpa mendengar penjelasan dari cowok itu, ia tidak ingin bertindak gegabah.

"Yaudah, silahkan."

Daritadi Rania dan teman Favian hanya diam, takut bersuara karena ini hanya masalah Shanetta dan Favian.

"Aku memang selingkuh sama Rania, tapi aku sama Rania gak saling suka. Kita cuman sama-sama ngelampiasin masalah hubungan masing-masing di hubungan ini," Favian mulai menjelaskan. Setau Shanetta memang Rania mempunyai pacar juga. "Percaya sama aku, An," pinta Favian.

"Kita ada masalah apa emang sebelumnya?" tanya Shanetta yang merasa hubungan nya baik-baik saja.

"Gak ada. Tapi aku kurang suka sama keluarga kamu yang selalu nuntut aku supaya jadi apa yang mereka mau. Papa kamu kadang selalu mojok-mojokin aku, kadang kalo aku ajak kamu keluar susah. Sampe hrus izin puluhan kali buat main keluar doang," Favian mengeluarkan unek-uneknya, "Papa kamu selalu komen tentang style aku yang kayak preman, yang selalu bilang aku urakan."

Shanetta tidak tau bahwa selama ini Favian risih dengan kemauan Papanya. Shanetta kira Favian menerima kritikan Papanya dan mengambil sisi positifnya saja. Tapi ternyata apa yang dilakukan orangtuanya itu menjadi Beban untuk Favian.

"Jadi selama ini kamu gak suka? Kenapa gak bilang?" jika ada masalah, mau Shanetta tuh Favian bilang. Jika tidak suka dengan Papa atau Mama nya bilang, bukan malah selingkuh dan nyari pelampiasan.

Lagian orangtua mana yang ngizinin anak perempuannya keluar bersama laki-laki jam sembilan malam?

Favian jarang mengajak main sore atau jam sembilan kebawah. Dia lebih suka mengajak keluar jam 9 keatas, jika orangtua sayang anaknya tak mungkin ia mengizinkan anaknya pergi dengan laki-laki malam-malam.

"Aku takut kamu minta putus karena aku gak suka aturan dikeluarga kamu," sahut Favian.

"Emang kamu selingkuh aku gak bakalan minta putus?"

Savage.

"Hubungan kita sampai sini aja," sambung Shanetta. Dia hendak pergi tapi ditahan oleh Favian.

"An, please. Aku gak mau putus-"

Shanetta membalikkan badan seraya menghentakkan tangan Favian, "jangan hubungin aku lagi, sekarang kamu bebas dan gak akan ada tuntutan lagi. Blok kontak aku, aku gak suka berkomunikasi lagi sama mantan."

0o0

Setelah beberapa menit bel istirahat berbunyi, barulah tiga curut itu keluar dari tempat persembunyian alias toilet. Jadi, setelah Ace mengambil tas Dehaan dan Yogas, mereka tak berniat masuk kelas lagi. Niat awal mereka memang akan berpura-pura ke tukang fotokopi lalu masuk lewat gerbang. Tapi kalo dipikir-pikir, ribet juga jadi saat melempar tas lewat tembok belakang, Dehaan dan Yogas ikutan manjat.

Dan pada akhirnya Ace tak kembali kekelas karena malas.

Ketiga laki-laki itu berjalan menuju kelas mereka untuk menyimpan tas. Seperti biasa, setelah bolos mereka biasanya melempar tas lewat jendela begitu saja. Karena menurut mereka ribet jika harus melalu pintu dan berjalan menuju bangku mereka.

Dehaan membuka jendela kelasnya yang jarang dikunci lalu melemparkan tasnya dan Yogas asal kedalam. Setelah itu mereka bertiga membalikkan badan, berjalan menuju kantin.

Selama perjalanan menuju kekantin, ketiganya tak henti-hentinya tebar pesona.

Ace berhenti didepan seorang gadis manis yang sedanf berdiri didepan kelasnya sendirian, "hei! Kamu tau gak kenapa aku gak suka Harry Potter?" tanya Ace pada gadis yang sedang membawa tumpukkan buku paket itu.

Gadis itu lantas menggelang seraya menahan senyum malu, ia sedikit menunduk.

"Karena aku lebih suka Harry-Harry bersama mu," lanjut Ace dengan senyum mautnya membuat gadis itu makin tersipu. Pipinya langsung memanas walau tau mungkin saja Ace hanya main-main. Tapi entah kenapa gadis itu masih baper.

Dan seperti biasa, setelah ngebaperin anak orang Ace langsung pergi. Ketiga laki-laki itu berjalan menuruni tangga lantai dua, kelas mereka ada dilantai tiga dan jaraknya lumayan jauh dari kantin. Disekolah ini hanya ada satu kantin, yaitu dilantai dasar. Walau hanya ada satu tapi luas kantin itu tidak main-main, apalagi berbagai macam pedagang ada disana.

Saat dilantai dua, Ace memberhentikan langkah, dia memepet tembok lalu membungkukkan badan. Dehaan dan Yogas yang tidak tau apa-apa mengikuti pergerakkan temannya didepan.

"Ini ngapain si?" tanya Dehaan dengan suara pelan, mereka bertiga sudah persis seperti penguntit.

"Sstt! Kayak ada yang nangis ya?" tanya Ace dengan suara pelan juga.

"Lah, iya, siapa tuch?" tanya Yogas.

"Jahat banget, gak nyangka dia setega itu," itu suara perempuan didalam yang sedang menangis.

"Mau gue tuh dia jujur, bukan malah selingkuh gini." setiap perkataan cewek itu selalu diiringi tangisan.

"Udah gak papa ikhlasin aja, An. Buat apa mertahanin cowok kayak gitu," gadis lain menyahut untuk menenangkan. "Ada cowok yang lebih baik dari kak Vian."

Merasa tau itu siapa, Yogas menegakkan tubuh seraya berujuar, "lah itu si-"

Tapi terpotong karena Ace sudah lebih dulu menarik tangan Yogas agar membungkukkan badan lagi, "kecilin suara lo nying," potong Ace dengan suara kecil karena Yogas berkata sangat keras. Untung sepertinya yang ada didalam sana tidak menyadari.

"Itu si Shanetta sama si Favian putus?" tanya Dehaan pada kedua temannya.

"Iya kayaknya anjir, diselingkuhan," sahut Yogas, mereka saling berbisik. "Parah anjir Favian gak bersyukur banget," sambung Yogas kemudian.

Ace tersenyum mendengar pernyataan itu, dia langsung mengubah posisinya. Dia setengah berdiri lalu merogoh saku celanan abunya mengambil sesuatu disana. Yogas dan Dehaan ikut mengubah posisi.

"Nih," Ace memberi sebuah kertas pada Dehaan.

"Apaan? Mau nembak cewek mana lagi?" tanya Dehaan seraya menerima kertas itu. Tak perlu membuka kertas putih yang dilipat itu Dehaan sudah tau apa isinya.

Ace tak langsung menjawab, dia membalas pertanyaan temannya dengan senyum miring.

"Cewek mana lagi? Sekali-kali kalo nemu cewek buat aing aja, capek jomblo," ujar Yogas.

"Nama panjang Shanetta apa?" tanya Ace mengabikan perkataan Yogas.

"Buat apaan?" tanya Yogas dengan kerutan di kening.

"Biasa," sahut Ace disusul smriknya.

Dan kedua temannya sudah tau apa arti perkataan Ace tadi.

To be continued...

-----oOo-----

Continue Reading

You'll Also Like

681K 57K 95
Jika dirinya Bintang, Dia adalah Bulan. Jika dirinya Kakak, Dia adalah Adik. Lantas, kenapa sosok adiknya sangat berkuasa? ** Tara, begitulah orang m...
849K 57.6K 67
Ting! @algeriandivanior.fansite menandai anda dalam sebuah kiriman! Belum sempat Algeriand meneguk air mineral di tangannya, kening pria tampan itu b...
1.1M 86.9K 68
⚠️ WARNING!!! BANYAK ADEGAN PRA-BAPER, HARAP BERSABAR ⚠️ "Kenapa harus aku? Yang lain kan masih banyak." ~ Syifaana Retalia Deandra "Kalo saya mauny...
118K 4.8K 37
Keyra Salshabilla Gadis dengan sejuta pesona. Gadis dengan paras cantik dan mempesona menjadikan dirinya menjadi most wanted di sekolahnya. Bertalent...