Dua orang lagi sedang berpencar di sekitar bar. Aji sedang duduk memantau yang berhadapan dengan DJ. Sedangkan Arka bergerak mobile untuk mengecek secara keseluruhan. Semuanya masih aman terkendali dan belum mendapatkan informasi apapun.
Ade masih menjadi telinga untuk mendengar percakapan bos bar ini. Sudah 2 gelas kecil alkohol yang ia minum. Tiba-tiba dari arah samping ada wanita yang menghampiri. Hanya memakai tank top dan celana pendek.
"Hai. Sendirian aja?"
Ade gugup seketika, "ah iya nih"
Wanita tersebut mulai makin mendekatkan wajahnya "yuk aku temenin"
"Errr tapi...."
Tiba-tiba Ben memanggil wanita tersebut, "Sayang, tolong ke kamar nomor 5. Ajak ngobrol Pak Budi"
Ade menghela napas "ah selamat. Bisa-bisa nanti gue kebablasan malah jajan"
Wanita itu mengucapkan perpisahan ke Ade dan memberikan kiss bye nya.
"Maaf ya mas cewek tadi sudah di booking" Kata Ben ke Ade.
"Ah iya gapapa. Saya baru tau di lantai atas ada kamar" Ade mulai membuka celah dengan pembicaraannya.
"Iya disini kita sediakan kamar juga yang khusus mau booking sampai pagi hahaha. Iya kan, bro?" Tanya Ben ke temannya. "Kalau mau booking atau butuh asupan kenikmatan, bisa hubungi saya ya" Ben langsung menyodorkan kartu namanya.
"Bingo" Kata Ade dalam hati dan berterima kasih.
Ade mulai berpikir, untuk mendapatkan wanita sebanyak itu pasti tidaklah mudah dan pasti ada unsur paksaan. Bisnis bar yang Ben jalankan merupakan kedok dari bisnis prostitusinya juga. Hal ini harus segera dilaporkan kepada veronica.
Mereka bertiga langsung keluar dari bar sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.
"Beres bos" Kata Aji merebahkan tubuhnya di kursi penumpang. "Mereka punya banyak wanita dan selalu open untuk di booking"
"Wah gilak bos di lantai atas banyak kamar- kamar VIP. Kira-kira wanita sebanyak itu tinggalnya dimana ya?" Tanya Arka yang mendapatkan tugas memeriksa setiap sudut.
"Nih kita tinggal booking salah satu wanita itu aja" Ade menyodorkan kartu nama Ben kepada bosnya. "Lalu kita cari tau"
"Kerja bagus kalian"