HIMPUNAN
  • Reads 22,530,220
  • Votes 3,141,383
  • Parts 77
  • Reads 22,530,220
  • Votes 3,141,383
  • Parts 77
Complete, First published Sep 02, 2018
[SELESAI]

Himpunan is where your home is.

"Kirain rumahku bukan himpunan, tapi kamu."

"Diam."

(feat OT21)
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add HIMPUNAN to your library and receive updates
or
#46lokal
Content Guidelines
You may also like
Tuan & Nona by alyaranti
13 parts Ongoing
"Mungkin bukan salah kamu yang ninggalin aku, tapi ini salah aku yang terlalu jadiin kamu duniaku." "Kamu tahu kehilangan apa yang lebih sakit dari kehilangan kamu? Iya, kehilangan diriku sendiri." *** Tuan, surat ini kutulis ketika hatiku sudah tidak lagi bertuan. Aku tidak tahu, apakah aku harus segera mencari pemilik sesungguhnya atau kubiarkan saja begini. Kebimbangan ini seperti kebimbangan saat melihat sebuah album lama yang telah usang dan berdebu, yang tak tahu harus dibiarkan saja tersimpan menjadi kenangan atau dibuang karena fotonya tidak bisa dilihat dengan jelas lagi. Setelah apa yang terjadi malam itu, aku seperti kehilangan arah. "Semua manusia nggak mungkin bertindak tanpa alasan, Na. Semua orang pasti punya alasan dari setiap apa yang dia lakuin." Kau selalu bilang kalau kau punya penjelasan atas apa yang kau lakukan. Namun, alasanmu itu tidak pernah kuduga. Sedetik saja ada di pikiranku pun tidak. Tidak ada yang bisa kulakukan pada malam itu selain membeku, membisu, dan membiarkan air mata mengalir deras di pipiku. "Kadang, memilih buat berhenti cari tahu itu lebih baik. Gue pikir itu lebih baik dibanding harus tahu fakta-fakta nyakitin yang susah buat diterima." Ada beberapa yang bilang kalau kejujuran yang pahit lebih baik dibanding terus-menerus tenggelam di dalam sebuah kebohongan yang manis. Namun, aku tidak tahu apakah aku menyesali keputusanku untuk mengetahui semuanya atau tidak. Semuanya mampu membuatku membisu.
Second Life : Ersya  by jeochan_
36 parts Ongoing
[Brothership] [Re-birth] [Not bl] Singkatnya tentang Ersya dan kehidupan keduanya. Terdengar mustahil tapi ini lah yang dialami oleh Ersya. Hidup kembali di masa lalu dalam raga yang sama. Mengulang masa lalu dan berniat mengubah masa depan. Ersya seperti diberi kesempatan untuk memperbaiki hidupnya. Ersya tak ingin kejadian di kehidupan pertamanya akan terulang kembali. Kehidupan bersama tiga abangnya dan juga daddynya beserta istri baru daddynya. Tak lupa dengan anak wanita itu yang akan menjadi bungsu baru Leonard. Menggantikan posisinya. Kisah Ersya yang berusaha menerima anggota baru di keluarganya. Ia akan seperti abangnya yang tak menolak kehadiran mereka. Itu pun jika Ersya tidak ingin bernasib sama dengan kehidupan pertamanya. Ersya yang berniat posesif pada adik barunya sama seperti abang-abangnya, sepertinya tak akan terjadi. Karena di kehidupan keduanya ini semua berbanding terbalik. Dimana bungsu baru yang menggantikan posisinya itu tiba-tiba posesif juga padanya. Seakan-akan posisi bungsu di keluarga Leonard tak tergantikan. Yang dulunya ia merasa semua sifat posesif abangnya dan daddynya akan berpaling ke bungsu baru itu, dan membuat dirinya tak terima dan berakhir dengan kejadian yang tidak diinginkan. Kini di kehidupan kedua, Ersya merasa tak kehilangan sifat abang-abangnya yang posesif padanya, malahan bertambah satu. Cerita ini bersifat fiktif belaka. Apabila ada kesamaan alur ataupun nama tokoh, itu hanya sebuah kebetulan semata. Karena cerita ini murni dari saya sendiri. cover : Pinterest.
You may also like
Slide 1 of 10
Tuan & Nona cover
LEGIO [✔] cover
Halo KKN ✔ [SUDAH TERBIT] cover
MELODIARY✅ cover
2A3: Passing By ✔ ✔ cover
• Love Scenario   ✔ | Sudah Diterbitkan  cover
Fanfiction - Cerita Cinta [End] cover
Second Life : Ersya  cover
2A3: That Girl ✔ ✔ cover
When I Love You | Renjun [✓] cover

Tuan & Nona

13 parts Ongoing

"Mungkin bukan salah kamu yang ninggalin aku, tapi ini salah aku yang terlalu jadiin kamu duniaku." "Kamu tahu kehilangan apa yang lebih sakit dari kehilangan kamu? Iya, kehilangan diriku sendiri." *** Tuan, surat ini kutulis ketika hatiku sudah tidak lagi bertuan. Aku tidak tahu, apakah aku harus segera mencari pemilik sesungguhnya atau kubiarkan saja begini. Kebimbangan ini seperti kebimbangan saat melihat sebuah album lama yang telah usang dan berdebu, yang tak tahu harus dibiarkan saja tersimpan menjadi kenangan atau dibuang karena fotonya tidak bisa dilihat dengan jelas lagi. Setelah apa yang terjadi malam itu, aku seperti kehilangan arah. "Semua manusia nggak mungkin bertindak tanpa alasan, Na. Semua orang pasti punya alasan dari setiap apa yang dia lakuin." Kau selalu bilang kalau kau punya penjelasan atas apa yang kau lakukan. Namun, alasanmu itu tidak pernah kuduga. Sedetik saja ada di pikiranku pun tidak. Tidak ada yang bisa kulakukan pada malam itu selain membeku, membisu, dan membiarkan air mata mengalir deras di pipiku. "Kadang, memilih buat berhenti cari tahu itu lebih baik. Gue pikir itu lebih baik dibanding harus tahu fakta-fakta nyakitin yang susah buat diterima." Ada beberapa yang bilang kalau kejujuran yang pahit lebih baik dibanding terus-menerus tenggelam di dalam sebuah kebohongan yang manis. Namun, aku tidak tahu apakah aku menyesali keputusanku untuk mengetahui semuanya atau tidak. Semuanya mampu membuatku membisu.