Namun, apa daya aku, 7 tahun di Pesantren hanya mampu bercengkrama sapa dengan lawan jenis lewat tangan yang bisa dijabarkan SEPERTINYA INI ORANG ALIM, padahal tidak sama sekali. "Maaf Mas, alhamdulillah baik. Mas gimana? Oya akk ..." "Eh iya aku hampir lupa. Aku udah bicarain sama orang tua aku rencana yang semalem kita obrolin di telepon. Mereka setuju dan ingin secepatnya, berhubung umurku juga udah terlalu matang. Jadi mereka planning minggu depan, gimana? Deg, bruukkk. Seketika kakiku lemas, dan entahlah terkahir yang aku ingat hanya wajah manis khas Jawa, dan kulit putih khas Sundanya.