Mulai Sekarang, Kamu Tanggung Jawab Saya [NCT Haechan & Taeil Fan Fiction]
  • Reads 298
  • Votes 51
  • Parts 4
  • Reads 298
  • Votes 51
  • Parts 4
Ongoing, First published Feb 22, 2021
"Aku ngga pernah punya ayah, papa atau apapun itu sebutannya. Selama ini juga mama cuma badan aja yang aku tau. Aku ngga tau apa yang aku rasain buat Om ini apa. Aku seneng ngelewatin waktu sama Om. Tiap diomelin kalo aku males beresin dapur atau berisik pas maen game, aku malah seneng. Aku sering ketawa karena itu."

"Dan sekarang waktu aku tau itu apa, aku sedih. Aku ngga pernah kayak gini. Waktu mama meninggal, aku ngga ngerasain apa-apa. Tapi kenapa sekarang aku sedih? Kenapa sekarang aku nangis?"

Sebuah kisah tentang tanggung jawab dan dipertanggungjawabkan.
All Rights Reserved
Sign up to add Mulai Sekarang, Kamu Tanggung Jawab Saya [NCT Haechan & Taeil Fan Fiction] to your library and receive updates
or
#176moontaeil
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Kisah Tak Sempurna cover
Little Dumplings cover
Kesayangan Bunda cover
The Qonsequences cover
He Fell First and She Never Fell? cover
Rafa  cover
Ziel Alexander Dominic [PDF]✔️ cover
After Graduation cover
𝐒oerabaja, 1730 cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.