Semejak kecil aku hidup bersama nenek , ayah harus bekerja di jepang dan ibu bekerja di jakarta. Tanpa kasih sayang orang tua aku tumbuh, bеrkеmbаng hingga terjerumus ke pergaulan yang salah. Sosok ku cukup menawan mampu memikat Ali , pemuda beragama islam. Perbeda agama mejadi penghalang cinta kami untuk bersatu. Sempat aku mempelajari agama islam, lewat chanel youtube, artikel google dan postingan video pendek di instragram. Namun aku memutuskan menikah saat usiaku 16 tahun dengan seorang lelaki seiman, beranama vian. Vian berusia 20 tahun, ia merupakan pengusaha Minum keras . Aku melihat sosok penganti ayah pada diri vian. Empat tahun sudah pernikahan ku dengan vian berjalan, kami dianugrahi seorang anak lelaki. Fero Alaska nama yang kami berikan untuk anak pertama kami. Aku memutuskan untuk bercerai dengan vian, aku tidak mau fero tumbuh berkembang dengan lingkungan para penimum. Setelah bercerai aku dan fero tinggal dirumah nenek untuk memenuhi kebutuham aku bekerja sebagai marketing. Entah perasaan apa Aku lebih sering menonton video, membaca artikel tentang agama islam , aku sungguh mengagumi gerakan sholat maupaun bacaan berbahasa arab. Aku memutuskan untuk mempelajari islam di rumah mualaf yang terletak disebalah Masjid Gede. Aku belajar dengan bunda anita, tentang menutup aurat, lafal dua kaliamat syahadat, sholat, bersuci dan puasa. Selesai sholat ashar aku mengucapakan dua kalimat syahadat di masjid disaksikan para jamaah. Aku sangat terharu mereka memperlakukan seperti keluarga. Aku bertemu kembali dengan Ali. Akankah Ali memperjuangkan cintanya kembali?