"Laki-laki sebaik ini, mana mungkin akan membunuhku di masa depan?" "Aku akan membuatmu menderita sampai kau mengemis kematian padaku." Ugh! Mimpi buruk bahwa Thunder, pacarku, kelak akan membunuhku dengan siksaan mental demi membalaskan dendam atas kematian keluarganya, membuat aku menyadari bahwa ternyata selama ini aku hidup dalam dunia novel yang pernah aku baca di kehidupan sebelumnya. "Kau kenapa? Apakah kau sakit? Wajahmu pucat sekali." Tidak mungkin. Laki-laki sebaik Thunder, mana mungkin berniat membunuhku? "Dia tidak sebaik yang terlihat. Di depanmu dia hanya atlet bela diri, di belakangmu dia adalah gangster." Charlisley Rodriguez, kakakku terus mengompori hubungan kami. "Papa gak suka jika kau dekat-dekat dengan berandal itu." Calderon Rodriguez. "Jangan dekat-dekat denganku, aku tidak mau berurusan dengan pacarmu!" kata semua cowok yang dekat denganku setelah aku putus. "Bukan aku tidak mau berteman denganmu, tapi aku tidak boleh," kata orang-orang yang menjauhiku. "Pada akhirnya, kau akan kembali kepadaku seperti anjing yang merangkak ke pemiliknya." Thunder, dia mungkin memang segila itu.