Pertemuan mereka bukanlah satu pertemuan yang didambakan. Bukan satu pertemuan yang baik. Sentiasa ada ribut petir yang melanda saat mereka bertemu. Muhammad Hans Umar, seorang lelaki yang cukup bencikan orang luar disebabkan kisah silam buruk keluarganya. "Saya tunggu awak. Nak say bye-bye." - Anggun Jelita "Bye-bye acik kau. Blah." - Hans Umar Orang kata, jangan terlalu benci. Nanti jatuh cinta. Itulah perkara yang Umar paling nak elak. Tapi, apa boleh buat? Mulut kata benci, tapi hati kata sayang. Walaupun mata Umar menjeling Anggun, namun hatinya meronta-ronta memanggil Anggun setiap kali dia mahu melelapkan mata. Gila! "Abang sayangkan Anggun?" - Anggun "Sayang." - Hans Umar "Tapi, kenapa abang bagi rantai Anggun pada Hana?" - Anggun "Sebab dia lebih layak." - Hans Umar Langit yang cerah tak semestinya sentiasa indah. Ribut yang membadai hubungan cinta mereka membuatkan Anggun hampir mengalah dan melepaskan cintanya demi kebahagiaan Umar. "Hubungan kita macam mana, abang?" - Anggun "Awak nak macam mana lagi?" - Hans Umar "Lebih baik saya undur diri. Saya tak nak berharap pada yang tak pasti." - Anggun Hati Anggun menangis. Jiwa Umar menjadi kosong. "Abang minta maaf, Anggun.."