Masih dengan pagi yang sama dengan hati yang dilingkupi oleh keinginan yang sama; ia berharap ia akan menemukan dirinya. Ia berharap ia bisa menangkap apa yang tubuhnya inginkan, ia berharap bisa menemukan apa yang membuat jiwanya kian lengang dan apa yang membuat hatinya selalu lapar. Sedari kecil, cita-citanya hanya satu; ingin menjadi gadis normal. Ia tidak mengharapkan hal besar terjadi pada hidupnya, ia juga tidak berharap menjadi seorang yang besar dan berpengaruh. Yang ia inginkan hanyalah ketika ia pulang dari kegiatan hariannya, keluarganya berkumpul untuk menunggunya pulang. Namun impian memang sebatas impian. Hari remajanya malah dimulai dengan begitu banyak keresahan. Dari mulai dua senior yang berlaku sebagai penguntit, orangtua yang selalu menyimpan rahasia darinya, sampai mimpi indah yang selalu menghantar nyenyak dalam tidurnya. Apakah hal besar benar-benar akan terjadi pada Lucillexie?