Proposal

78 10 7
                                    

"Jadi, maksud Pak Haryadi, kita harus menunda acara pernikahan ini sampai pandemi benar-benar berakhir?"

Jagad menelan ludah perlahan, agak gugup mendengar nada bicara Nyoman Tirta Segara, calon ayah mertuanya, yang terkesan cukup keras. Pemuda bertubuh atletis itu pun lantas melirik kedua orang tuanya dengan perasaan masygul. Wajahnya yang biasa ceria dan kerap diwarnai senyuman nakal kali ini tampak muram dan serius.

Jagad serta kekasihnya, Ni Luh Putu Raya Mahardika, semula telah berencana untuk melangsungkan pernikahan pada awal Mei mendatang. Namun, masuknya wabah virus Corona ke Indonesia belum lama ini membuat penyelenggaraan acara tersebut tentunya perlu sedikit dikaji ulang. Jagad pun merasa wajar saja ketika orang tuanya mengajak berkunjung ke rumah Raya guna merundingkan persoalan itu. Ia sama sekali tidak menyangka kalau papanya ternyata bakal mengajukan usul seperti tadi. Bagi orang lain, mungkin usul tersebut kedengarannya biasa saja, tapi untuk kasusnya dan Raya hal itu sedikit sensitif. Jagad kini menyesal karena tadi tidak berpikir untuk membahas secara intern dulu persoalan ini dengan papa dan mamanya.

"Saya pikir, maksud Papa adalah supaya kita nunggu sebentar sampai situasi agak lebih tenang, Pak," kata pemuda bernama lengkap Jagad Dewangga itu dengan hati-hati, mencoba menengahi. "Setidaknya, mungkin, sampai ada regulasi yang lebih jelas soal peyelenggaraan acara resmi semacam ini. Gitu kan ya, Pa?"

Haryadi Sanjaya tidak terlalu menghiraukan lirikan tajam yang dilemparkan oleh putranya. Pemilik bisnis tour and travel yang cukup sukses di Pulau Dewata itu terkadang memang bisa bersikap seteguh namanya, yang berarti gunung besar, jika sedang fokus menginginkan sesuatu. "Pak Nyoman tentunya tidak berharap kita masih akan bisa melangsungkan acara ini seperti rencana semula, kan?" tanya pria paruh baya itu dengan nada sedikit mendesak.

Nyoman Tirta menggeleng. "Saya paham, kita mungkin memang harus melakukan beberapa penyesuaian. Tapi, menunda acara ini sampai pandemi benar-benar berlalu menurut saya terlalu absurd, Pak. Memangnya siapa yang bisa memastikan kapan itu akan terjadi?"

"Lho, Pak Nyoman ini kan dokter? Bu Kadek juga seorang paramedis. Saya rasa, kalian berdua mestinya malah jauh lebih paham soal itu?"

"Dokter dan paramedis itu cuma bisa berusaha agar orang yang terinfeksi segera sembuh, Pak. Bahkan para ahli pun cuma bisa memprediksi, berapa lama kira-kira pandemi ini akan terjadi. Tidak ada yang bisa memastikan apakah dalam dua atau tiga tahun ke depan semuanya sudah akan normal kembali. Jadi, menurut saya, usul Bapak barusan itu artinya penundaan tanpa batas waktu yang jelas. Sulit bagi kami untuk bisa menyetujuinya, Pak," tukas Nyoman Tirta.

"Saya pribadi berpendapat, kita cukup mengundurkan saja pernikahan ini sampai jelang akhir tahun nanti. Konsepnya pun mungkin sebaiknya kita ubah sedikit supaya lebih sederhana dan tidak terlalu banyak menimbulkan kerumunan. Jadi lebih aman untuk kesehatan semua yang hadir. Lagipula rasanya kurang etis kalau kita buat pesta besar-besaran di tengah kondisi sulit seperti ini."

"Wah, kalau itu saya kurang setuju, Pak." Kening Haryadi berkerut seketika. "Dalam tradisi keluarga kami, pernikahan anak laki-laki itu harus dirayakan dengan pantas, apalagi kami cuma punya satu anak. Apa kata orang dan kerabat nanti kalau tahu pernikahan Jagad cuma dirayakan ala kadarnya saja?"

"Saya pikir, untuk situasi saat ini orang akan maklum, Pak. Lagipula ukuran pantas itu kan relatif. Yang penting pernikahan itu sah di mata hukum dan agama. Untuk soal berbagi kebahagiaan dengan kerabat dan teman-teman, menurut saya, kita sesuaikan saja, tidak perlu sampai harus mementahkan lagi rencana yang tadinya sudah matang."

"Pernikahan itu bukan cuma soal penilaian orang, Pak, tapi juga menyangkut harga diri. Lagipula, apa Bapak tidak ingin pernikahan putri Bapak bisa berlangsung meriah, tanpa perlu khawatir setelahnya kita bakal terserang penyakit?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 24, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Corona WeddingWhere stories live. Discover now