BAB 17

319 53 6
                                    

***

Penjelasan Haidar tentang alasan dinginnya sikap yang dia beri untuk Vio masih belum bisa Vio terima semua.
Di sudut mesjid kampus Vio termenung. Dia selalu bertanya apa yang salah dalam pernikahannya. Kini terjawab sudah. Namun kenapa dia merasa semakin bingung sekarang. Seperti orang tanpa arah dan pegangan. Mungkin karena selama ini Vio selalu berkeyakinan bahwa meski belum intim, tapi Haidar sudah perlahan mendekat ke arahnya. Sekarang keyakinan itu hancur, dari awal sepertinya Haidar tak pernah melangkah ke arahnya. Dia hanya diam di tempatnya. Dan lambat laun dia memalingkan diri dan melangkah ke arah lain bukan padanya.

Orang lain mungkin bahagia jika bisa melangkah ke arah sama dengan orang yang dicintai. Namun premisnya hanya jika mereka berjalan beriringan. Vio dan Haidar berjalan ke arah sama, tapi sayangnya Haidar jauh di depan. Selangkah Vio mendekat, Haidar juga selangkah menjauh.

Ingatan Vio kembal terbayang di hari mereka menikah. Saat dia sedang berfoto dengan kedua sahabatnya Haidar hilang dari pelaminan. Saat itu dia melihat Haidar sedang berbicara di satu sudut dengan Yesha. Dulu Vio merasa itu hal wajar karena mereka kerabat. Namun sekarang dia paham, kedekatan dan obrolan mereka waktu itu mungkin lebih dari kerabat.
Selama ini Vio kira Yesha lah sepupu Haidar, ternyata suami Yesha lah yang memiliki ikatan saudara. Sedikit pun dia tak pernah curiga Haidar memiliki hal tak pantas untuk Yesha.

Seberapa dalam perasaan Haidar pada Yesha hingga bisa membuat Haidar jatuh sayang pada anaknya meski tahu itu bukan darah dagingnya? Bahkan istrinya dihina pun dia memilih diam dan terus memaklumi. Kasih sayang seperti apa yang Haidar miliki untuk Yesha?

"Jangan menangis! Abang akan selalu menemanimu okay? Abang akan bermain denganmu."

Tibatiba suara itu terngiang lagi. Cinta pertamanya. Vio menghapus air mata yang hampir kering. Ya dari awal Haidar bilang hanya akan menemani bukan mencintai. Dia hanya bilang akan bermain, bukan serius.

***

Tatapan Vio tertuju pada wanita yang baru saja muncul di depan pintu. Dengan anggun wanita itu mendekat dan duduk di depannya.

"Assalaamu'alaikum, Vio!"

"Wa'alaikumussalaam, Kak Yesha!" jawab Vio. "Kakak apa kabar?"

"Alhamdulillah baik. Kamu sendiri bagaimana?" tanya Yesha.

"Sedang tak baikbaik saja. Oh iya Kakak mau minum apa?"

"Sama sepertimu saja," jawab Yesha setelah melihat minuman di depan Vio.

"Sepertinya kita memiliki selera yang dama dalam banyak hal," ucap Vio lalu memesankan minuman yang sama untuk Yesha.

Tak lama minuman sampai ke meja mereka.

"Vio, sebenarnya kenapa kau memintaku bertemu?" tanya Yesha sambil menyesap minuman.

"Kakak, aku tahu masalalumu dan Abang Haidar!"

"Apa?" ucap Yesha hampir tersedak.

"Abang Haidar sudah cerita semua tentang kalian padaku. Kau cinta pertamanya, aku tahu. Tak heran selama ini dia memperlakukan kau dan DaraDia bilang padaku dia masih mencintaimu. Kakak, apa kau masih mencintainya?"

Yesha tampak bingung, "Vio, aku tak mungkin bersama Haidar."

"Aku tanya apa Kakak masih mencintainya?" ulang Vio.

Yesha menunduk tak menjawab.

"Kak, sekarang dia suamiku. Seorang pria bisa beristri lebih dari satu tapi aku bukan wanita yang mau berbagi suami. Dan sebagai seorang istri, wajib bagiku untuk mempertahankan rumah tanggaku. Aku tahu Abang Haidar belum mencintaiku, tapi bukan tak mungkin suatu hari nanti dia bisa mencintaiku. Kakak, maaf bukan ingin mengorek luka lamamu. Tapi kau sudah merasakan perihnya perceraian kan? Bisakah Kakak membantuku agar rumah tanggaku tetap utuh. Aku tak akan menyuruh Kakak melupakan Abang Haidar, aku tak akan menyuruh Kakak membujuk Abang Haidar untukku, dan aku tak akan menyuruh Kakak menghilang dari hidup Abang Haidar. Aku hanya ingin meminta Kakak memberiku kesempatan untuk membuat Abang Haidae mencintaiku, itu saja. Selama ini Abang Haidar selalu menghabiskan waktu lebih banyak bersama kalian, kali ini biarkan aku yang memiliki lebih banyak waktunya. Apa Kakak mau membantuku?"

Bukan Salah Jodoh ✔Where stories live. Discover now