Notebook by Tisa TS & Kinanti WP

7 2 2
                                    

"Tidak semua perjumpaan dirancang Tuhan untuk bersatu"

Judul : NotebookPenulis : Tisa TS & Kinanti WPEditor : Muthia EsfandPenerbit : Sunset RoadTebal : 212 halamanCetakan Pertama : Juli 2021

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Judul : Notebook
Penulis : Tisa TS & Kinanti WP
Editor : Muthia Esfand
Penerbit : Sunset Road
Tebal : 212 halaman
Cetakan Pertama : Juli 2021

Terkadang lari dari masalah belum tentu menyelesaikan, justru bisa jadi mendatangkan masalah baru. Hal itu yang terjadi pada Rintik, guru baru di sebuah sekolah dasar bernama Harapan di Sumba. Dia semula datang ke sana untuk menggantikan ibu Teresa sekaligus menghindari masalah yang terjadi di kota asalnya, Jakarta.

Kedatangan Rintik di sambut baik oleh Marius dan Arsa, dua orang yang diberikan tugas oleh Pak Joseph untuk membantunya jika memerlukan sesuatu. Kedua temannya ini menyambutnya dengan baik, tetapi berkebalikan dengan sambutan orang sekitar, penampilannya yang tertutup menjadi perhatian orang-orang asli.
Masalah ini tak menjadi besar baginya, justru kedekatannya dengan Arsa-lah yang menjadikan problematika baru bagi Rintik.

Semula hanya berteman biasa, makin ke sini menjadi tak biasa. Arsa yang hampir tiga kali sehari mengantarkan masakan ibunya untuk Rintik, selalu menemani disetiap kesulitan yang dialami. Laki-laki Sumba ini juga yang mengenalkan pesona alam sekitar yang tak dia dapatkan di kota asalnya. Pesona Arsa yang cerdas tetapi rendah hati dan mudah menolong orang membuat Rintik jatuh cinta.

Masih banyak masalah yang terjadi ketika dia menjadi kaum minoritas. Salah satu cerita yang terjadi di sekolah, ada salah satu siswa yang ternyata sudah dua minggu tidak masuk sekolah, ketika Rintik mendatanginya justru bapak dari an marah-marah karena menurut orang tersebut anaknya tak perlu lagi sekolah. Pandangan bapak muridnya itu-pun begitu menelisik dari ujung rambut hingga ujung kaki. Gadis Jakarta ini tak patah semangat, dia terus mengajar dan lama kelamaan mendapatkan simpati dari beberapa wali murid. Di saat Rintik sudah menyesuaikan dengan tugas sekolahnya, justru masalah lain muncul. Ibunya dan orang yang terkait masalalunya di Jakarta terus menghubungi tetapi diabaikan.

Suatu hari, ibu Arsa yang menyadari kedekatan mereka, mengatakan fakta yang sebenarnya. Bahwa Arsa bukan anak kandungnya, beliau menginginkan yang terbaik buat anak yang dirawatnya sejak kecil. Wanita paruh baya itu memintanya untuk tak terlalu dekat dengan Arsa karena keyakinan yang mereka anut, meskipun saat ditemukan Arsa terdapat Al-Qur'an di sampingnya, tapi sang ibu, Ibu Kristin membebaskan Arsa untuk memilih. Menyadari perbedaan yang terjadi, Rintik akhirnya berpikir untuk menjauh dari Arsa.

Di saat hal tersebut terjadi, ada orang dari kota asalnya datang untuk menjemput. Orang itu mengajak kembali ke rumah untuk menyelesaikan masalah yang ditinggalkannya.

Tak sempat berpamitan dengan Arsa, tetapi tanpa sadar dia meningalkan agenda berisi tulisannya selama di Sumba, catatan hariannya. Arsa berusaha mengejar ke bandara tetapi terlambat, pemuda Sumba itu kemudian menyimpan agenda milik Rintik dan mulai membacanya. Satu hal yang membuatnya penasaran adalah apa isi tulisan di halaman belakang yang sempat disobek karena takut ketahuan oleh ibu Martha rekan kerja Rintik yang sempat lancang membuka agendanya.

***

Kalau ditanya awalnya kenapa milih untuk membaca buku ini, jawabannya adalah buku ini merupakan dua buku baru yang saya dapatkan baru-baru ini. Hadiah dari giveaway yang saya ikuti dari salah satu penulis. Terimakasih ya mbak Kinan atas hadiahnya❤️

Pertama kali kesan saat membaca buku, tentu saja sangat penasaran dengan quote yang ada di depan bukunya. Apakah nantinya ada perpisahan atau seperti apa? Tak terlalu diungkap di bagian depan novel karya kolaborasi mbak Kinanti WP dan mbak Tisa TS ini.

Setting novel ini cukup jelas, yaitu di Sumba. Kedua penulis menggambarkan cukup jelas dari awal sampai akhir novel "Notebook" ini.

Tema yang digunakan cukup berbeda dari novel  lain, yaitu menceritakan Rintik yang selalu menuliskan catatan dalam sebuah agenda selama dia berada di Sumba. Kisah romantis Arsa dengan perhatiannya ke Rintik yang baru dikenalnya membuat mereka saling jatuh cinta.

Tokoh Rintik yang dewasa dan bisa bergaul dengan cepat digambarkan jelas di novel ini. Arsa sebagai lawan mainnya juga digambarkan cukup jelas, dia yang tidak sekolah tinggi tapi cukup cerdas dan senang membantu orang sekitar, termasuk Rintik.

Kelemahan novel ini adalah ending yang menggantung, tidak ada kelanjutan apakah Arsa berjodoh atau Rintik atau sebaliknya. Untuk penulisan secara keseluruhan cukup bagus dan hampir tak ada kesalahan penulisan (typo). Jam terbang kedua penulis juga editor yang mumpuni menjadikan novel ini apik dan membuat saya enggan berhenti sampai dengan halaman terakhir.

Hikmah secara keseluruhan yang dapat diambil dari novel ini adalah ketekunan dalam berusaha bisa membuahkan hasil, awal dari masalah anak didik dan masyarakat yang tidak menyambut baik, menjadi semakin baik karena ketekunan yang Rintik lakukan.

Review NovelWhere stories live. Discover now