Roti

1.9K 36 7
                                    

Sebuah penyesalan selalu datang terlambat. Pertemuan menjadi berharga ketika kita sudah kehilangan apa yang dicinta. Kini semua kenangan itu telah sirna dan hilang dimakan semesta.

Namaku Jessica Chandra yang biasa dipanggil Jessi. Aku seorang siswi kelas 2 di salah satu SMA Swasta yang tak jauh dari rumah. Kini aku hanya tinggal berdua dengan kakakku, namanya Jesslyn Callista. Kakakku seorang mahasiswa semester 6 yang sebentar lagi akan menempuh tugas akhirnya. Kehidupan kami berubah ketika keluarga kami terpecah belah. Papa cerai dengan Mama yang membuat kami tidak tahu harus memihak yang mana. Pada akhirnya, seorang ibu lah tempat kami bernaung.

Kehidupan kami semakin terpuruk. Ibu meninggalkan kami berdua untuk mencari uang. Namun, kenyataan tak sesuai dengan ekspektasi.

***

Flashback

"Ci, minta uang"

"Mau kemana kamu Jessi?"

"Mau main"

"Mau main? Main sama siapa lagi?"

"Sama temen aku lah"

"Ashel?" tanya Cici.

"Bukan"

"Temen kamu yang mana lagi? Kamu kemaren bilangnya pergi sama Ashel, sekarang sama siapa lagi?"

"Ada deh..."

"Inget ya Jessi, bentar lagi kamu ujian kenaikan kelas. Jangan sampai kamu gak naik kelas karna kerjanya main mulu-main mulu" katanya sambil memberikan uang seratus ribu padaku.

"Iya Cici Jesslyn... cerewet banget iiih..."

Aku menghiraukan perkataannya lalu pergi begitu saja. Ojek online telah kupesan menuju mall yang menjadi tempat pertemuan kami aku mengenal kedua temanku ini saat mengikuti kelas dance yang diadakan oleh salah satu sanggar tari terkenal bulan lalu. Sebenarnya aku tak cukup mengenal mereka namun kami sering berkomunikasi melalui pesan singkat.

"Jessi kamu dimana? Aku udah nunggu sama Christy ini"

"Udah di lobby kok"

Aku menghampiri Azizi dan Christy yang ternyata sudah berada di cafe rooftop yang ada di lantai atas.

"Kamu lama banget sih, kan kita janjian jam 11"

"Maaf maaf, macet tadi"

"Kan kamu naik ojol ya? Kenapa masih kena macet?" ucap Christy.

"Ya maaf. Jalan gak bisa diprediksi juga"

"Hadeh, kita naik mobil aja masih bisa berhitung waktu. Yaudah, kamu mau pesen apa?"

Aku melihat menu yang ternyata berbahasa prancis.

"Hhmmmm" gumamku.

"Kalian pesen apa?"

"Mousse au chocolat" jawab Azizi.

"Crème de marron vanillée"

"Hoooo"

Aku melihat harga makanan yang mereka pesan cukup membuatku mengernyitkan dahi. Aku membuka dompet lalu mengambil uang seratus ribu yang diberikan Ci Jesslyn tadi.

"Pesen apa lo Jess?"

"Riz au lait" jawabku malu-malu.

"Huuuh... Jessi Jessi.... Duduk sini Jess"

Aku akhirnya duduk bersama mereka lagi. Kami berbincang tentang kegiatan masing-masing. Semua bercerita tentang liburan ke luar negeri, belanja tas mahal, baju mahal... sedangkan diriku....

MenangstOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz