Harveist

2 0 0
                                    

Sambil tersenyum, Viersana mengikuti Ibu Farida melewati lorong-lorong yang didekorasi dengan indah, melihat-lihat sudut-sudut sekolah Harveist yang menarik. Dinding-dindingnya dihiasi dengan karya seni yang bermacam-macam, mulai dari lukisan abstrak hingga patung-patung yang unik, membuatnya semakin bersemangat untuk memulai mengajar di tempat ini.

"Kami sangat menghargai kreativitas di Harveist, Viersana. Kami yakin Anda akan menemukan inspirasi di setiap sudut," kata Ibu Farida, sambil menunjukkan berbagai ruang kelas dan fasilitas seni yang ada di sekolah.

Mereka berhenti sejenak di depan ruang seni yang luas, dengan cahaya matahari yang menerobos masuk melalui jendela besar, memberikan penerangan alami yang sempurna. "Ini akan menjadi ruang kelas Anda. Saya harap Anda akan merasa nyaman di sini," ujar Ibu Farida dengan nada bangga.

Viersana mengangguk, matanya berkilat karena antusiasme. Dia melangkah masuk, menyentuh meja dan kursi kayu yang tersusun rapi, merasakan energi kreatif yang seolah-olah telah menunggunya. "Ini lebih dari yang saya bayangkan, Ibu Farida. Saya tidak sabar untuk memulai," katanya sambil mengamati rak-rak yang penuh dengan berbagai alat seni, dari cat minyak hingga alat ukir.

"Kami senang mendengarnya. Dan, oh, sebelum saya lupa, kami memiliki pertemuan staf setiap Rabu pagi untuk membahas agenda mingguan dan berbagai kegiatan sekolah. Saya akan mengirimkan jadwalnya kepada Anda nanti," jelas Ibu Farida, memberikan Viersana lebih banyak informasi tentang kehidupan sehari-hari di Harveist.

Kemudian, mereka melanjutkan tur ke beberapa fasilitas lain, termasuk perpustakaan yang luas dan laboratorium komputer, sebelum kembali ke ruang kepala sekolah. Ibu Farida menyerahkan beberapa dokumen dan buku panduan kepada Viersana. "Ini adalah segala sesuatu yang mungkin Anda perlukan untuk memulai. Jangan ragu untuk bertanya jika ada sesuatu yang tidak jelas."

Viersana menerima dokumen-dokumen tersebut dengan tangan yang gemetar sedikit karena gugup tapi juga terujar. "Terima kasih banyak, Ibu Farida. Saya merasa sangat beruntung bisa menjadi bagian dari Harveist," katanya dengan penuh semangat.

"Tidak, kami yang beruntung memiliki Anda, Viersana. Selamat datang di keluarga Harveist," balas Ibu Farida dengan senyum hangat.

Ketika Viersana keluar dari ruang kepala sekolah, dia merasa sebuah perasaan baru menggelayuti dirinya—a sense of belonging and excitement for the future. Dia tahu bahwa hari-hari mendatang akan penuh dengan tantangan dan peluang untuk tumbuh, baik sebagai guru maupun individu. Dengan semangat yang baru, dia bersiap untuk memulai petualangan mengajarnya di sekolah yang magis ini, yakin bahwa setiap hari akan menjadi kesempatan untuk menciptakan sesuatu yang indah dan berarti.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Esok hari, langit di atas Harveist sekolah tampak mendung, seolah menandakan kegugupan yang dirasakan Viersana saat dia mempersiapkan pelajaran pertamanya. Dengan penuh semangat, dia tiba lebih awal di ruang kelasnya, mengatur meja dan kursi dengan harapan menciptakan suasana yang hangat dan menyambut.

Namun, saat bel masuk berbunyi, hanya 11 siswa yang berjalan masuk ke dalam kelas dengan langkah seret. Mereka tampak lesu, duduk tersebar di ruangan tanpa banyak bicara satu sama lain. Tidak ada semangat atau antusiasme yang biasa mengiringi hari pertama sekolah di wajah mereka.

Viersana mencoba untuk tidak kecewa; dia memahami bahwa tantangan adalah bagian dari mengajar. Dia mengumpulkan keberaniannya, tersenyum lebar, dan memulai dengan perkenalan diri yang ceria. "Selamat pagi, semuanya! Saya Viersana, dan saya akan menjadi guru seni kalian. Saya benar-benar senang bertemu dengan kalian semua dan tidak sabar untuk melihat semua karya indah yang akan kita ciptakan bersama."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 29 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HARVEISTWhere stories live. Discover now