Luthor Family
Di dunia yang berbeda, seorang bayi mungil ditinggalkan di depan pintu rumahnya. Lex Luthor tidak mengerti pemikiran apa yang datang saat itu sehingga memutuskan membawa bayi itu masuk ke dalam dunianya yang sepi.
Lantas, bagaimana bisa Conner mengobrak-abrik sisi manusianya hanya dengan tindakan sederhana yang tidak bisa dijelaskan oleh sains?
Lex heran, sementara si tersangka sibuk mematut diri di depan kaca besar. Merapikan rambut dengan tangan kecilnya, tersenyum lebar, menata seragam sekolah baru lantas menambahi sebuah kacamata hitam bulat yang benar-benar bukan selera Lex. "Lex! aku sudah keren, ya kan?"
"Jelek," jawab Lex.
Conner tidak sakit hati, malahan lebih menantang. Dasi yang sudah rapi dia copot, dia mengacak-acak rambutnya hingga Lex memberikan jeweran di salah satu telinga Conner.
"Sakit tau!"
"Jangan membuatku malu."
"Kamu nggak ngerti style, semua orang nggak ngerti style. Cuma aku yang ngerti!" Conner menunjuk dirinya sendiri dengan dada membusung.
Lex mengulurkan tangan, ingin cepat-cepat mengakhiri situasi ini. "Ayo, kita tidak boleh terlambat di hari pertamamu sekolah."
Conner menerima uluran tangan Lex, bersenandung dan diam-diam mematri momen ini dalam kenangan masa kecil yang bahagia.