Three

1K 31 2
                                    

Kangen ga?

Seorang gadis dengan pakaian dinas berwarna coklat, tengah berdiri di sebuah gundukan tanah. Ia menatap gundukan itu dengan tatapan nanar. Mengingat bagaimana orang yang ia sayangi sebagai saudara meninggalkan nya untuk selamanya.

Sebelum berangkat dinas, devanda menyempatkan diri untuk berkunjung ke sebuah makam. Seseorang yang selalu memberikan nya semangat, kini telah pergi untuk selamanya. Hari ini tepat 2 tahun sudah orang itu berpulang kepada Tuhan.

Devanda mengusap sebuah kayu berbentuk salib itu. Dengan nama abdiel Reino abramo. matanya tak kuasa menahan air mata. Ia membawakan sebuah Alkitab yang selalu reino baca. Dan juga membawa sebuah kalung berbentuk salib, ia mengaitkan kalung itu pada kayu itu.

"Devanda kesini lagi, kak." Devanda mengeluarkan puji syukur. Dan mulai menyanyikan lagu yang kakaknya suka.

Devanda menyanyikan lagu dengan lembut, suara nya sedikit bergetar karena ia bernyanyi sembari menangis. Sesekali ia menghapus air matanya, ia tak ingin menangis di depan orang yang menyemangati diri nya hingga menjadi sosok polwan.

Devanda tersenyum getir, ia mengingat bagaimana ia menunggu kedatangan seseorang yang ia sayangi. Selama 6 bulan ia menanti. Tapi ternyata yang datang adalah peti mati serta dog tag milik Reino. Dan jangan lupakan kalung salib yang masih berlumuran darah.

Ia menghapus air matanya kasar. Ia telah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak pernah menangis setelah ia menjadi polwan. Tapi dia mengingkari janji nya, devanda menangis.

Namun, sedetik kemudian devanda berdiri. Dia menyeka air matanya. Sangat sakit bila mengingat kejadian itu. Devanda merapikan bajunya, lalu memberikan hormat pada orang yang ia sayang. 

"Kalo devanda ada waktu, devanda main lagi kesini, kak." Devanda tersenyum tipis. Lalu mulai meninggalkan tempat itu dan pergi menuju Mapolres.

"Jati.. ayo bangun." Sudah dari tadi nina membangunkan jati. Tapi, jati tertidur seperti orang mati. Tidak bergerak sama sekali.

Jati menggeliat dan mulai membuka matanya. Dia menatap Nina yang masih tetap berada di posisinya.

"Ini udah jam 6, kamu ga bangun sama sekali. Anggota kopassus kok bangunnya telat, ada-ada aja kamu ini. Ada apel pagi juga." Setelah itu Nina pergi meninggalkan jati yang masih mengumpulkan nyawanya.

Jati bangun lalu pergi ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci mukanya.

Line!

Saat jati hendak keluar dari kamar, sebuah notifikasi line berbunyi. Dia meraih hp yang ia taruh di atas nakas.

Calon Persit

Calon Persit:
Eh ntar gua pinjem lagi ye filenya, ada yang kurang. Ntar gua dimarahin ama atasan gua

You:
Iye lu kesini aja, mama udah nanyain elu, kapan lu kesini?

Calon Persit:
Pulang dinas, gua kesana

You:
Hm iye gua tunggu
Read.

"Mimpi apa gua semalem, pagi begini udah di chat ama gebetan." Jati tersenyum sendiri. Setelah itu dia membuka lemari dan mengambil seragam loreng nya.

Setelah selesai memakai seragam loreng, jati turun untuk sarapan.

"Pagi ma, pa." Ucap jati lalu mencium pipi Nina dan Robbin.

"Pagi juga, jati. Oh ya, tadi devanda chat mama katanya, selesai dinas nanti dia kesini lagi buat pinjem file lagi." Ucap Nina lalu memakan roti.

Let Me Love YouWhere stories live. Discover now