One; He's Back

1.3K 212 159
                                    

—at Sugar Rush Night Club, Senopati, Jakarta Selatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

at Sugar Rush Night Club, Senopati, Jakarta Selatan.

"Beberapa masalah tercipta dari
perasaan bahagia. Menjadi candu yang
berujung penyesalan."

—Hans Archangel Nestorio

🎭

DUNIA MALAM.
Konotasi negatif yang sering dikaitkan dengan; diskotik, alkohol, dan prostitusi. Waktu orang-orang nokturnal berkumpul di suatu tempat sekadar untuk melepas penat maupun mencari kenikmatan duniawi. Bentuk pelampiasan bagi mereka yang ingin melarikan diri dari beban hidup dalam sekejap mata.

Sugar Rush berani menjanjikan kebahagiaan semu itu. Berbeda dengan klub malam pada umumnya, Sugar Rush hanya menerima orang-orang terpilih. Entah dari kalangan atas maupun mereka yang memiliki pamor dan cukup terkenal di dunia maya. Selain dari dua golongan itu, pintu Sugar Rush tertutup rapat.

Akan tetapi syarat tersebut tidak berlaku untuknya, Hans Archangel Nestorio. Laki-laki blasteran Indonesia-Amerika yang tahun ini genap berusia dua puluh tujuh tahun itu adalah sebuah pengecualian bagi Sugar Rush.

Hans bukan berasal dari kalangan atas, bukan juga seseorang yang aktif di dunia maya. Namun, tidak ada satupun pengunjung Sugar Rush yang tidak mengenalnya. Bahkan setelah dua tahun hiatus, namanya masih sering disinggung. Tidak sedikit pula yang mengaku datang setiap minggu hanya karena berharap bisa melihat Hans.

Banyak orang menjuluki Hans sebagai Dewa Merkurius. Selain wajahnya yang tampan, laki-laki itu diakui sebagai penakhluk hati para kaum hawa. Tidak ada seorangpun gadis yang mampu menolak pesonanya. Kehadiran Hans selalu berhasil membuat setiap sudut ruangan Sugar Rush penuh. Sebuah keuntungan yang tidak akan bisa mereka peroleh tanpa bantuannya. Karena alasan itulah pintu Sugar Rush selalu terbuka lebar untuk Hans.

Dan hari ini sang legenda telah kembali.

Ujung bibir Hans sedikit tertarik ke atas membentuk seulas senyuman, menyapa sekelompok gadis yang kebetulan sedang berkumpul di dekat pintu masuk. Malam ini, Hans hanya mengenakan kemeja hitam—yang melekat pas ditubuhnya—dengan dua kancing teratas terbuka dan lengan digulung seadanya. Penampilan formal yang anehnya sama sekali tidak mengurangi pesonanya.

Hans menyigar rambut pirangnya—yang dipotong cepak—dengan jari, sembari berlagak tidak memedulikan tatapan para pengunjung yang jelas-jelas menjadikannya pusat perhatian. Dengan penuh percaya diri, Hans melangkahkan kakinya mendekati meja nomor sepuluh.

"Hei," sapa Hans. Mati-matian menahan tawa melihat ekspresi terkejut teman-teman lamanya; Anthony, Alex, Nathalie, dan Yoan.

Anthony mengumpat. Laki-laki itu langsung merangkul Nathalie, kekasihnya. "Babe, kamu yang undang dia ke sini?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SELEB G(e)RAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang