06

141 26 9
                                    

“ini dimana?” Tanya Heeseung

“kota tua, kota yang gak ada orang sama sekali. Semua orang pada kabur gara gara Monster Toa” Ucap Sunghoon.

Ketujuh laki laki itu melihat pemandangan kota . Sepi nya jalanan serta suara burung burung yang tampak nya tinggal disitu menjadi suasana kota itu menjadi seram. Mereka bertujuh saling bertatapan. “ayo kesana” Ajak Riki yang tidak takut sama sekali.

"yang bener lu Ki? Ntar kalau ada apa apa gimana?" Ucap Sunoo dengan nada sedikit terbata bata.

Karena temannya khawatir, Sunghoon menepuk pundak Sunoo dan berkata "gapapa kok, ayo kesana"

Akhir nya mereka masuk ke kota yang terlihat baru ditinggal beberapa bulan yang lalu.

“eh, kita ke market dulu. Kalian laper kan?” Jungwon memasukki salah satu bangunan yang berada di samping kanan nya.

“kan gak ada kasir nya” Ucap Jake polos “udah, terobos ae lah” Jay mengikuti Jungwon. Sementara yang diikuti merasa risih “lah lu ngapain ikutin gua?” Tanya Jungwon ketus.

“dih, geer” Jay membuka pintu market itu dan mengambil beberapa snack. Setelah ‘merampok’ market itu. Mereka melanjutkan perjalanan untuk mencari tempat yang aman.

🔊

Senja pun tiba.

Ketujuh laki laki itu masih mencari tempat yang aman untuk tinggal. Hingga mereka menemukan sebuah rumah kecil dan tentu nya mereka akan menginap disitu.

Malam tiba, semua orang sudah tertidur . Mereka tidur di salah satu kamar pemilik rumah.

“tolong aku”

“tolong!”

Suara itu membuat Heeseung terbangun dari tidur nya, ia memegang dada nya. Seperti nya mimpi buruk telah membuat nya ketakukan.

Heeseung melihat sekitar nya. Teman teman nya telah bermain main di alam bawah sadar mereka.

Karena bosan, Ia bangun dan menuju ke taman di rumah tersebut. Udara dingin dan sejuk menusuk kulit nya. “dingin banget” Ia segera memakai hoodie yang dia bawa dan mengambil gitar yang ia temukan di rumah itu.

jreng

jreng

Heeseung bernyanyi nyanyi kecil. sambil melihat pemandangan di sekitar nya. Jalanan yang hanya di terangi lampu merkuri.

Heeseung menghela nafas “gua mau pulang” Monolog nya. “pasti appa eomma khawatir. Kedua anak nya hilang” Ia menunduk.

Muka tampan nya itu menampilkan penyesalan nya yang amat dalam.

“gua nyesel naik pager itu” Ia meletakkan gitar nya dan mengacak rambut hitam nya itu.

"kenapa gua ga nurut Hoon pas itu. Argh! Lu bodoh banget Hee" Tangan nya tak henti henti mengacak rambut indah itu.

"andai kan pas Hoon ngelarang itu, terus gua nyuruh mereka ga naik. Pasti sekarang gua lagi santuy sambil main game"

 Pasti sekarang gua lagi santuy sambil main game"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[✅] SOUND ; ENHYPENWhere stories live. Discover now