Christy sakit

8.8K 667 24
                                    

HAPPY READING GUYS 🔥

*Saat sudah sampai di klinik terdekat.

"Yang lain mohon tunggu di luar ya," ucap suster tersebut sebelum menutup pintu.

"Sebentar sus," potong Azizi. Terpaksa pintu sedikit di buka oleh suster.

"Jangan di suntik ya, dia takut," mohon Azizi pada suster.

"Kalau itu nanti saya usahakan pakai cara lain," jawab Suster.

"Kalo ga ada cara lain, suntik aja tapi panggil saya," ucap Azizi.

"Baik, saya periksa dulu."

"Iya makasih dok."

"Eh suster maksudnya," koreksi Azizi.

Azizi duduk di kursi, di sebelah Gracia. Dengan khawatir Azizi terus berdoa agar sakit yang dialami Christy tidak parah, walaupun kelihatannya hanya sakit demam biasa, tapi tetap saja Azizi takut.

"Aku takut Christy kenapa-napa." Azizi berkata pelan.

"Gapapa, dia cuma demam biasa, pasti sembuh." Gracia menenangkan Azizi walau dirinya juga sebenanrnya khawatir. Gracia mengelus-elus pundak Azizi agar tenang.

"Makasih ya kak Gracia sama kak Shani udah nganterin dede kity kesini."

"Kamu sama dia udah akrab banget ya? Sampe manggil nya pake sebutan dede begitu" tanya Gracia.

"Kita tuh udah akrab dari lama banget, dari kecil. Karena kita jauh dari orang tua, jadi kita mutusin buat tinggal di perumahan, orang tua ga tau kemana, mereka bilang nya kerja, tapi ga pernah pulang," jawab Azizi sambil bercerita sedikit. Azizi menahan air mata nya keluar, entah mengapa matanya memanas saat membahas orang tua.

"Hei, kamu kok nangis? Maaf yaa." Gracia jadi ikut merasakan apa yang dirasakan Azizi.

"Eh, gapapa kok kak." Azizi jadi tak enak karna sudah berceirta sedikit tentang masa lalunya.

"Kamu kalo ada masalah, cerita sini sama kita." Ci Shani yang sedari tadi diam pun kini membuka suara, merasa kasihan dengan junior disebelahnya.

"Makasih banyak kak, aku gapapa kok. Kakak kalo mau pulang, pulang aja gapapa, biar aku yang nunggu Christy. Makasih sekali lagi udah repot repot nganterin kesini, maaf ganggu juga pagi pagi." Daripada Azizi semakin sedih, lebih baik ia sedih sendirian daripada harus ada orang disekitarnya, itu akan membuatnya semakin menjadi sedihnya.

Ci Shani menarik napas dalam lalu membuangnya. Ia tak akan membiarkan kakak adik itu kesepian disini. Ci Shani merasa dirinya harus menemani 2 anak tersebut, naluri nya sendiri yang berkata.

"Kita tungguin dede bareng bareng," ucap ci Shani akhirnya.

"Kamu ga sendiri." Gracia tersenyum manis kepada Azizi.

"Aaaaaa nangis ni." Azizi mata nya sudah memerah, bahkan air mata nya pun jatuh. Baru kali ini ada orang yang mengerti Azizi, bahkan orang tua nya tidak begini kepada nya. Azizi merasa mempunyai orang tua.

Inilah yang membuat Azizi semakin sedih, saat di support oleh orang sekitarnya atau hanya sekedar ditanya 'kenapa' itu sangat berpengaruh pada hatinya, jadi ia akan semakin menangis jika di kasihani.

"Sini peluk." ci Shani merentangkan kedua tangannya. Dengan senang hati Azizi menerima pelukan ci Shani. Gracia yang tak kuat melihatnya pun pamit.

"Ci, aku beli sarapan dulu deh ya," ucap Gracia lalu pergi untuk membeli sarapan.

Ci Shani mengelus lembut punggung Azizi. Setelah dirasa cukup, Azizi melepaskan pelukan nya.

"Yah baju nya basah, maaf kak."

GRESHAN FAMWhere stories live. Discover now