Ancaman

724 49 1
                                    

Prince of Wolf bagian 7
Oleh Sept

Tubuh dengan jubah hitam pekat tersebut kemudian terpanting jauh tak kala seekor serigala menerjang tubuhnya cukup keras. Cukup memancing kemarahan si penyihir. Sedangkan bayi Aubrey, ia terlempar ke udara. Dengan sigap, tuan Smit menangkap bayi tersebut. Mendekap Aubrey dan menyelimuti ekornya.

Sebuah ekor yang mengundang kematian. Gara-gara ekor tersebut, nyawa bayi keturunan serigala murni itu bisa terancam.

Sementara itu, penyihir lantas bangkit dan mengacuhkan tongkat. Ia mengacuhkan tongkat tepat ke arah serigala. Membuat Edward juga terpental membentur tembok.

Dentumannya cukup kuat, membuat ruangan itu sempat bergetar hebat.

Melihat sang penguasa kastil tua diserang, semua mulai menampakkan wujudnya. Penjaga yang semula ada di sana, satu persatu menunjukkan wujud asli mereka.

Mereka bukan manusia biasa, satu-satunya manusia di sana hanyalah Amora. Karena Aubrey sendiri merupakan keturunan serigala murni. Darahnya mengalir darah penguasa.

Tapi, karena ekor emasnya, mungkin akan sulit bagi anak itu bertahan di dunia yang dipenuhi mahluk-mahluk yang menginginkan keabadian. Mereka bisa menukar nyawa Aubrey dengan kekelana.

Bahkan satu-satunya yang bisa mengalahkan Edward adalah putrinya sendiri. Sesuai ramalan yang sudah tertulis pada kitab leluhur mereka yang tersimpan dalam kastil tersebut.

***

"Berikan bayi itu padaku!" titah penyihir pada tuan Smit.

Penyihir buruk rupa itu berjalan, saat semakin dekat, Edward kembali mencoba menyerang. Namun sayang, tubuh serigala itu kembali terpental. Seolah ada perisai magnet yang melindungi penyihir.

Sedangkan di luar sana, Naga besar itu sibuk membakar seluruh luar kastil. Penjaga mulai mundur, api semakin menebar terlalu besar.

Setelah selesai membakar sisi luar, Nana kembali masuk ruangan di mana ada penyihir. Naga itu menerobos masuk dengan paksa, mebuat barang yang ada di sana semuanya berantakan.

Saat situasi sudah tidak kondusif, Amora berlari menuju Aubrey, bayinya.

"Berikan padaku!" pinta Amora.

Dan penyihir pun semakin dekat. Satu persatu penjaga tumbang dengan satu kali hentakan tingkat ajaibnya. Ya, sepertinya kekuatan penyihir dari tongkat tersebut.

Edward mengamati, matanya terus terfokus pada tongkat itu, perlahan ia kembali bangkit. Berjalan pelan kemudian tiba-tiba dengan gerakan sangat cepat serigala abu-abu itu menerjang.

Ia mengigit tongkat itu kemudian mematahkannya menjadi dua bagian.

Penyihir semakin marah, ia menoleh mencari kesekeliling. Dilihatnya mata Naga. Seolah mengerti, Naga itu langsung menyemburkan api panas telat ke arah Serigala abu-abu.

Seketika semua orang tersentak melihat Edward terbakar dalam api yang membara. Serigala itu terbakar tapi bulunya tidak menjadi abu. Malah terus berjalan meskipun tubuhnya yang dipenuhi bulu dipenuhi api yang panas menyalak.

Serigala itu menggaung tepat ke arah penyihir. Tidak gentar, penyihir malah melempar sesuatu ke tubuh Edward dengan lantang.

BUSH ...

Seperti api yang disiram bensin, api pada tubuh Edward semakin berkobar. Ditambah kencangnya angin yang menerobos masuk lewat jendela yang sudah rusak. Membuat apa yang dilewati serigala besar itu hangus terbakar.

Ia kembali menggaung marah, memperlihatkan taringnya yang runcing, kemudian mendesak penyihir sampai keluar dari jendela. Keduanya saling menatap dengan tatapan membunuhh. Sampai akhirnya, penyihir menendang baki dari tanah tepat ke arah Edward.

Seolah tubuhnya yang terbakar terbuat dari baja. Edward terus mendesak hingga penyihir terdesak. Untung Naga menerabas Serigala abu-abu itu, ia berhenti tepat di samping penyihir.

Sekali sentakan pada lengan naga, naga itu langsung terbang meninggalkan kastil. Penyihir tidak kalah, ia juga tidak menyerah. Hanya saja api kemarahan serigala itu seperti maut yang mengancam sekarang.

Begitu penyihir pergi bersama naga serta apinya. Suasana kastil kembali gempar. Ini karena apa yang dilakukan oleh Aubrey.

Fisik Aubrey mendadak menjadi seperti bocah satu tahun. Ia mendesak keluar dari dekapan sang ibu. Amora yang terhenyak, karena putrinya sangat pesat pertumbuhannya. Melihat takjub.

Bayi itu sudah berubah menjadi anak kecil yang sudah bisa berjalan. Dengan lancar Aubrey berjalan mendekati serigala api yang masih terbakar. Sekali sentuhan, bulu-bulu Edward kembali mejadi abu-abu seperti sedia kala.

Semua mata terbelalak, kecuali Edward. Sejak ia melihat wujud Aubrey, ia tahu. Bayinya memiliki kekuatan yang tidak bisa dibayangkan oleh semuanya.

Sepertinya mematikan api penyihir jahat yang berusaha membunuh keabadian sang serigala abu-abu.

Edward tidak akan mati hanya karena tertusuk pada jantungnya, atau apapun yang melukai tubuhnya. Bahkan dia bisa bertahan meski terbakar sekaligus. Tapi tidak dengan putrinya.

Aubrey seperti sebuah ancaman. BERSAMBUNG

Immortal Love Where stories live. Discover now