Chapter 24

24.5K 2.1K 849
                                    

Hai-Hai semuanya

RYS kembali update, seneng gak nih?

Pada kangen gak nih? Rajin-rajin ya kalian vote + komennya biar Umma semangat updatenya

Target 600 Vote + 700 Komen

Yuk bisa yuk tembus target, biar Chapter 25 segera meluncur

Yuk bisa yuk tembus target, biar Chapter 25 segera meluncur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



"Bagaimana seorang anak perempuan akan mudah jatuh cinta. Jika cinta pertamanya saja, membuat hatinya terluka."

~Zalfa Anindira El-Malik~

Indonesia, adalah negara tempat Zalfa saat ini. Tepatnya di kota Bandung, Jawa Barat. Semalam, Zalfa baru sampai di rumahnya. Di sambut hangat oleh Amma Maryam, senyuman terukir di wajah Amma Maryam ketika melihat kedua anaknya sampai dengan selamat.

Kini fikiran Zalfa tertuju ke pembicaraan Zafran beberapa hari lalu. Kalau ia akan datang ke rumah Zalfa pekan ini. Ketika di meja makan, Zalfa lebih banyak diam. Sehingga, Amma Maryam yang melihatpun heran dengan sikap Zalfa.

"Dek," panggil Fathan membuyarkan lamunan Zalfa.

"A-bang!" Teriak Zalfa.

"Kok marah sih?" Ucap Fathan, tidak merasa bersalah.

"Udah-udah, yuk sarapan. Keburu dingin loh makanannya," ucap Amma Maryam, menyodorkan piring ke arah Zalfa dan juga Fathan.

Zalfa dan Fathan pun mengambil nasi dan lauk-pauk yang sudah di siapkan oleh Amma Maryam.

"Oh ya dek, in Syaa Allah hari ini ada yang mau datang ke rumah loh," ucap Fathan di sela-sela makannya.

"Oh," jawab Zalfa acuh.

"Kok oh doang sih dek?" Tanya Fathan heran.

"Terus aku harus bilang apa?" Tanya Zalfa menatap Fathan intens.

"Tanya kek, siapa?" Jawab Fathan ketus.

"Siapa sih bang yang mau datang?" Ucap Zalfa dengan nada meledek.

"Zafran,"

Deg

Mendengar jawaban Fathan, Zalfa diam membeku. Sedangkan, Amma Maryam tersenyum ketika mendengar jawaban Fathan.

"In Syaa Allah, hari ini nak Zafran akan datang ke sini. Untuk mengutarakan niat baiknya,," ucap Amma Maryam tersenyum ke arah Zalfa. Namun si empu hanya diam dengan tatapan lurus ke depan.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

"Bang, tolong bilang ke kak Zafran. Pintu rumah aku masih terkunci," tegas Zalfa dengan menghentikan aktifitas makannya.

"Dek," panggil Fathan dengan nada rendah.

Rembulan Yang SirnaWhere stories live. Discover now