16 => PENGAKUAN

61 9 19
                                    

Hallo, assalamualaikum!

Akhirnya bisa update..
.

>HAPPY READING<

=> PENGAKUAN

Bukan dia yang buat kamu patah, tapi harapan mu lah yang terlalu tinggi, hingga melukai diri mu sendiri.

-Aull


-+

El menatap penuh permusuhan pada Sagala. Suasana kantin yang tadinya ramai, kini menjadi hening setelah mendengar keributan yang berasal dari tempat El dan Sagala berdiri. Senyum miring tercetak jelas di wajahnya. "Ngapain Lo deketin Aza?"

Sagala diam. Namun, pandangannya tak pernah sekalipun teralih dari Aza. Tetap sama, selalu manis, pikirnya tak mengindahkan pertanyaan El dan memilih tetap memandangi wajah cantik itu. El yang sadar akan arah pandang pria di depannya ini, melayangkan sebuah pukulan telak yang tak terhindarkan.

Karena tidak siap dengan serangan El yang tiba-tiba, Sagala mundur beberapa langkah seraya memegangi bibirnya yang sedikit mengeluarkan cairan merah pekat. Sedangkan Aza, Ia memekik tertahan di tempatnya. Tangan mungilnya menarik lengan El yang hendak maju dan memberikan pukulan pada Sagala, lagi. "Jangan seperti itu, El!" bisiknya pelan.

"Selain tuli, ternyata Lo juga bisu, ya?!" sentak El dengan tatapan semakin tajam.

"Sekali lagi gue tanya, ngapain Lo deketin pacar gue?" ucapan El kali ini mampu membuat Sagala benar-benar membisu. Bukan hanya mulutnya yang tak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Namun, seluruh tubuhnya terasa seperti tidak bisa digerakkan. Mati rasa. Pertanyaan yang El lontarkan, mampu meruntuhkan dunianya hanya dalam hitungan detik.

Sagala merasa pendengarannya yang sudah bermasalah. Mustahil rasanya bagi Aza si gadis manis nan lemah lembut, bisa berpacaran dengan El yang dikenal dengan sikap arogan serta keras kepalanya. Namun, setiap perkataan yang di lontarkan El, kini terus bersarang dan terngiang dalam otaknya.

Pacar?

Ngapain Lo deketin pacar gue?

Tatapannya beralih pada Aza, seolah menuntut penjelasan dari gadis yang kini masih memiliki tempat spesial di hatinya. "Bicara, kalau ini semua salah, Za? Pasti ada yang salah sama pendengaranku." tukasnya berusaha menyangkal sebuah kenyataan, yang jelas-jelas ada di depan mata kepalanya sendiri.

Alis El menukik tajam, menatap Sagala seolah ingin membunuhnya hidup-hidup. Apa pria di depannya ini sudah gila? pikirnya seraya menggelengkan kepala. Tak ayal, hal tersebut memunculkan beberapa pertanyaan dalam hati El. Ia menatap mata Aza lekat, berusaha mencari tau apa yang terdapat di dalamnya, sebelum ucapan Aza menjawab segala pertanyaan yang ada dalam hati.

"Kamu ngga salah dengar. Yang di ucapkan El juga sama sekali tidak salah, seperti apa yang sedang kamu pikirkan saat ini. Aku rasa, pendengaran serta penglihatan kamu masih normal dan terlihat tidak ada masalah. Tapi kenapa, seolah-olah kamu menyangkal sebuah kenyataan yang jelas-jelas sudah ada di depan mata bahkan kamu juga mendengarkan dengan baik apa yang diucapkan El." Sagala di buat bungkam oleh perkataan Aza. Dadanya terasa seperti dihujani ribuan anak panah yang menembus hingga jantung. Sakit yang teramat.

Kenapa Zaza-nya bisa berbicara seperti itu, Tuhan? Dulu, Ia menganggap setiap kata yang terlontar dari mulut Aza adalah sebuah anugerah. Tapi sekarang, Ia lebih memilih untuk Aza tidak banyak bicara. Karena sekalinya berbicara, rasa sakitlah yang menemani setiap kata itu terlontar. Ia menatap lekat pada netra yang dulu pernah menatapnya penuh cinta itu. Mencoba mencari setitik harapan disana, namun nihil. Kepalanya menggeleng tanda Ia masih tidak percaya dengan apa yang di dengar dan di lihat.

"Kenapa? Masih ngga percaya sama apa yang dikatakan El?" Aza mengembangkan senyum. Lebih tepatnya, senyum yang menyimpan banyak sekali kekecewaan sekaligus kerinduan.

"Aku tekankan sekali lagi, Sagala. Aku pacaran sama El. Sejak sebulan lalu. So, masih mau menyangkal atau ada yang ingin ditanyakan?" El tersenyum melihat Aza yang bisa membuat pria di depannya ini bungkam.

Sekarang El tau dan paham dengan keadaan saat ini. Pria tersebut yang baru Ia ketahui namanya itu, ternyata masalalu Aza. Ia memang belum mendengar banyak tentang Sagala. Namun, Ia memilih diam, mencoba untuk tidak egois pada Aza. Setelah dirasa cukup tenang, Aza menarik El untuk segera menjauh dari lautan manusia yang ada di kantin. Sebelum benar-benar pergi, Aza menghentikan langkah tepat di samping Sagala.

"Obati lukanya di UKS, takut nanti infeksi kalau dibiarkan. Aku cuma ngga mau, El sama kamu kena masalah dan berujung nangkring di ruang BK." Sagala tersenyum. Ia tau, rasa itu mungkin masih ada. Entah hanya rasa kasihan atau malah lebih dari itu.

--




"Dia orang yang pernah kamu ceritain ke aku?" Aza mengangguk dengan pandangan lurus ke depan, sibuk memperhatikan jalanan padat kota Jakarta dari atas rooftop seraya menikmati semilir angin yang berhembus kencang.

"Kok bisa dia ada disini, sih?!" tukas El mengerucutkan bibirnya sebal. Aza terkekeh geli melihat El yang sedang-- merajuk (?)

"Kalau kamu tanya aku, terus aku harus tanya siapa, dong?" ucapnya membuat El mengalihkan pandangan.

"Lagian aku juga ngga peduli. Mau dia disini, kek! Mau dia di mana, kek! Ya terserah. Yang terpenting, kan, kita kudu pinter-pinter menyikapi hal ini. Aku memang sedikit keberatan, sih, kalau ada dia disini. Tapi apalah daya, ini sekolah, kan buat umum. Ya meskipun ini sekolah punya kakek kamu, tapi kita ngga bisa melarang seseorang yang akan melanjutkan pendidikannya disini, kan?" El setuju dengan apa yang dikatakan oleh Aza. Keberatan? Sudah pasti Ia keberatan, karena Sagala itu masalalu dari sang gadis.

Tapi ada yang lebih lucu disini. Kini semesta sedang tertawa dengan keras. Menertawakan kebodohan El yang tidak sadar dengan apa yang telah dilakukannya. Mendadak, remaja itu lupa akan tujuan awal berhubungan dengan Aza. Tapi kini, Ia malah terjebak dengan hatinya sendiri. Dan Ia pun sama sekali tidak menyadarinya. Entah takdir apa yang telah Tuhan gariskan untuk kedua sejoli itu.




-+


<<TO BE CONTINUE>>

Masya Allah, cantiknya ciptaan Tuhan..

El juga ganteng, tapi sayang, matanya tenggelam haha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

El juga ganteng, tapi sayang, matanya tenggelam haha.

Berusaha untuk update di era gempuran sibuk sama ujian, huhu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Berusaha untuk update di era gempuran sibuk sama ujian, huhu.
Do'akan ujian ku sukses dan bisa secepatnya menyelesaikan cerita Elano, yaww<3

Next or no?

See uu.

ElanoWhere stories live. Discover now