Hitam - 38 - Sudut yang Berbeda

3.3K 346 128
                                    

Terima kasih untuk komen dan votenya! Kakak2 memang luar biasa!

Kalau sekarang dapat 134 vote sebelum 24 jam, update lagi Kamis.

Kalau enggak, Jumat, ya! 😍

Ada bab yang dapat vote 140+, lho!
(Prolog malah 300).

Ada bab yang dapat vote 140+, lho!(Prolog malah 300)

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Dadaku terasa sesak. Aku bisa merasakan keringat dingin membasahi telapak tanganku yang berusaha menggenggam, tapi ternyata begitu lemah. Kadang aku tersadar, kadang juga aku tak yakin aku bisa merasakan tubuhku sendiri.

Aku didudukkan di kursi depan dan diikat sabuk pengaman dengan kencang. Aku masih bisa merasakan ketika mobil terguncang-guncang menuju rumah sakit. Samar kulihat Mas Radi menyetir seperti orang gila, menekan klakson dan berteriak menyuruh orang-orang menyingkir sembari membuka jendela. Aku ingin menyuruhnya tenang, tapi aku tak mampu melakukannya.

Aku bahkan tak tahu anak-anak bersama siapa sekarang. Ummi kah? Kepalaku tak bisa berpikir banyak. Aku hanya terkulai lemah di jok dengan ditahan sabuk pengaman dan bantal.

Ketika mobil berhenti mendadak, aku masih mendengar teriakan Mas Radi memanggil satpam dan perawat. Tubuhku diangkatnya dengan mudah dan diletakkan ke brankar sebelum kemudian melaju menjauh. Suara Mas Radi tak lagi terdengar.

Ada suara-suara lain menggaung di telinga. Terdengar riuh-rendah bersahutan. Semua kembali terasa gelap ketika aku tak lagi mampu membuka mata. Aku bisa mendengar dokter jaga menanyai kondisiku. Memintaku menggenggam tangannya. Syukurlah, aku masih bisa melakukannya meski susah payah. Kelopak mataku dibuka dan cahaya lampu menerangi. Aku memejam secara refleks. Alhamdulillah, tampaknya aku masih bisa bergerak. Mungkin aku hanya kelelahan saja.

Hawa gigil tetap menusuk meski aku bisa merasakan selembar kain menyelimuti rapat. Aku merasakan jarum infus menusuk tangan kiri. Lalu mereka memasang sesuatu di hidungku.

Napasku sudah lebih baik dari sebelumnya. Masih belum terasa normal, tapi sudah terasa sedikit melegakan. Aku bisa merasakan sesuatu mengganjal di dalam hidungku, tapi jika memang membuatku bisa bernapas, aku tidak akan protes. Lagipula, aku tak bisa membuka suara.

Kasur yang menyangga tubuhku tidak terlalu lembut, tapi cukup nyaman. Syukurlah, Mas Radi membawaku ke rumah sakit. Apa yang sebenarnya terjadi?

Rasanya begitu capai. Namun, aku takut jika tertidur lagi, aku tak akan bisa tersadar kembali.

Akan tetapi, semua terasa begitu melelahkan. Aku masih berusaha menyebut nama Allah berulang-ulang sebelum akhirnya kesadaran kembali lenyap dari tubuh.

 Aku masih berusaha menyebut nama Allah berulang-ulang sebelum akhirnya kesadaran kembali lenyap dari tubuh

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
END Rahim untuk SuamikuTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon