K&K 47

10K 938 54
                                    


Dari dulu Kalian emang suka nyakitin guys... Kalo gak percaya coba baca Prequel Kagumi & Kaisan yang udah ada di KaryaKarsa.

Btw, selamet malam minggu yang udah punya doi.

Perlahan-lahan Kagumi membuka matanya yang terasa begitu berat, tangannya meraba bagian tempat tidur yang dia punggungi. Berharap suaminya ada disebelah meskipun mereka tengah bertengkar. Namun, sayang. Bagian tempat tidur Kaisan itu terasa dingin, membuktikan sang suami tidak tidur di tempat biasanya.

Kaisan tidak pulang kah? Setelah kemarin malam keluar rumah dalam keadaan emosi.

Dadanya kembali sesak dan matanya memanas lagi mengingat pertengkaran mereka yang semakin rumit. Bahkan Kagumi tidak tahu harus membereskannya mulai dari mana. Benang itu terlalu kusut untuk Kagumi untai agar kembali seperti semula.

Untuk bangun pun terasa begitu berat dan sulit, rasanya Kagumi tidak sanggup untuk menjalani harinya ini. Dia takut dengan kenyataan-kenyataan yang ada di depannya.

Perempuan itu meraba perutnya saat ada peregerakan disana, dia memeluk janin yang ada dalam kandungan itu dengan tangis yang semakin meraung. Masih ada calon bayi nya yang membersamai dia, menguatkan dia ditengah kerapuhan jiwanya.

“ Nak, percaya sama Mama ya. Jangan tinggalin Mama seperti mereka. Hanya kamu satu-satunya yang Mama miliki sekarang.” Ucapnya pada sang si jabang bayi.

Bangun dalam keadaan hati hancur lebur, tidak dipercaya suaminya, tidak dipercaya saudaranya, tidak dipercaya oleh orang-orang disekelilingnya. Ketulusannya yang akan membuktikan segalanya nanti.

Saat bangun kepala Kagumi serasa dihantam batu, efek beberapa hari ini menangis membuat kepalanya keleyengan. Perempuan itu berjalan sembari memegangi tembok untuk masuk ke dalam toilet. Meskipun tidak ada semangat sama sekali Kagumi tetep hrus menjalankan harinya, ada berpuluh-puluh karyawan yang menggantungkan hidupnya pada dirinya. Kagumi tidak bisa menghindarinya.

Rumah begitu sepi saat Kagumi keluar dari kamar, bukan sepi seperti biasanya tapi ini lebih dingin. Dulu meskipun sepi masih terasa hangatnya, tapi pagi ini Kagumi tidak menemukan itu.

Melirik meja makan, masih ada nasi oreng disana. Mungkin orang rumah menyisakan untuk Kagumi yang baru keluar kamar agak siangan. Namun, Kagumi sama sekali tidak berselera makan. Kagumi lewati saja.

Kagumi melihat seperti biasanya sang mertua berada di taman, mata mereka sempat bertatapan, tapi Ibu Kaisan itu lebih dulu mengalihkan pada tamnaman yang sedang dia urus.

Perempuan itu menghela nafas, mungkin sang mertua juga ikut tidak percaya padanya sekarang. Tidak punya muka juga Kagumi dihadapan mertuanya. Kagumi memutuskan untuk tidak pamitan dengan Ibu Kaisan.

Di garasi mobil Kaisan masih terparkir rapih, hanya motor ynag semalam Kaisan pakai tidak ada di tempatnya. Itu berarti sang suami beneran tidak pulang ke rumah. Entak kemana perginya Kaisan.

Kagumi menghela nafas saat melihat gerbang yang baru terbuka sedikit, dia harus mendorong gerbang yang berat itu agar bisa mobilnya keluar. Sebelum itu Kagumi memanaskan mobilnya terlebih dahulu, baru dia melangkah mau membuka gerbang.

Langkah Kagumi terhenti di balik gerbang saat samar-samar orang membicarakannya. Dan salah satu suaranya amat Kagumi kenali, suara Tante Tiah.

“ Bu Tiah, beneran istrinya Kaisan itu ada main api sama chef yang suka ada di tv itu?” ucap salah satu ibu-ibu.

“ Fotonya jelas lho buibu di akun gossip, itu istrinya Kaisan sama Chef Davin.”

“ Masih nggak percaya ah saya mah, kelihatannya perempuan baik-baik.”

Kagumi & KaisanDär berättelser lever. Upptäck nu