T U J U H

10.3K 339 3
                                    

Pencet BINTANG dulu di bawah

happy reading🖤

[T U J U H]

Daren tak suka keramaian. Ia benci tatapan manusia ketika melihatnya. Seperti sekarang, ia sangat risih ditatap oleh segerombolan remaja yang tengah berbelanja.

Ia sungguh menyesal, seharusnya ia sewa mall ini dari tadi. 

"Gila ganteng banget," bisik segerombolan remaja tadi sembari mencuri-curi pandang terhadap Daren.

"Dia pasti udah punya pacar, terus datang ke sini buat beliin ceweknya."

"Tapi kan bisa aja dia beliin buat adeknya. Omaigat, tipe gue banget."

"But, he is very handsome, masa iya nggak punya pacar."

"Lihat-liat, dia tadi ngelirik ke gue nggak sih? Aaaaaa."


Daren menulikan pendengaran, ia mengambil boneka unicorn ke dalam troli yang isinya sudah banyak. Daren asal memilih saja, yang menurutnya bagus langsung di masukkan dalam troli. Bahkan benda seperti sisir pun ia angkut. Daren ingin cepat-cepat keluar dari tempat ramai ini.

Setelah membayar belanjaannya ia berniat untuk pulang. Dikedua tangannya penuh dengan goodie bag.

Sesampainya di rumah ia dikejutkan dengan kehadiran wanita bersurai pirang yang berkilau seperti emas.

"Mommy?"

Daren meletakkan goodie bag dengan asal, ia menghampiri ibunya yang tengah menatap bingkai foto besar. Gaia mengarah ke kamera dengan senyum manis yang menawan sedangkan Daren hanya tersenyum kaku. 

"Sendirian aja? Skala mana?" tanya Daren basa-basi, ia ikut tersenyum kala melihat foto itu.

Alana yang mendengar penuturan dari putranya langsung menghadiahi cubitan. "Kamu ini."

Daren tertawa.

Kalau dipikir-pikir ia banyak tersenyum hari ini. Mood-nya sedang bagus.

"Daddy lagi di dapur. Biasa, sifat posesifnya lagi kambuh."

Alana menunjuk dapur, di sana terlihat Skala yang tengah berkutat di depan kulkas.

"Daddy ngapain? Mau maling?"

Skala berdeham singkat, ia sedikit kaget. Tapi karena harus tetap cool dan elegan maka ia hanya melirik sekilas lewat ekor mata.

Ayah dari Daren itu mengeluarkan beberapa bahan makanan yang tak layak menurutnya. Mulai dari sayuran yang ujungnya busuk (hanya 1cm yang busuk), makanan berkaleng, dan makanan instan khas mini market.

"Kamu ini gimana sih, kulkas isinya nggak jelas semua. Ini apa nih?" Skala mengeluarkan kaleng bir dari sana.

Memicing, ia menatap putra semata wayangnya dengan intens, seperti meminta penjelasan. "Kamu minum alkohol?"

Daren memutar bola matanya. "Aku kan udah besar, Dad. Lagian ini bir doang."

"Bir doang?" Skala menatap sinis lalu membuka pintu kulkas lebar-lebar.  "Ini juga apa? Isinya soft drink semua. Buang aja, ganti pakai fresh milk."

Tentu saja ia syok, bagaimana kalau tiba-tiba temannya datang ke rumah lalu melihat isi kulkasnya. Bisa-bisa ia dikatain bayi!

Daren terbelalak ketika tangan kekar Skala mengambil seluruh minuman berkaleng lalu memasukkannya ke dalam kantong besar.

Darenio [ON GOING]Where stories live. Discover now