/chapter 5/

108 20 0
                                    

ANA

Ana tersenyum puas setelah selesai menata barang-barang dagangannya di meja khusus yang dijadikan stand berjualan By Ana. Saat ini, dia sedang berada di kafe bernama Di Balik Layar yang dijadikan tempat acara birthday cafe. Ana belum pernah ke kafe ini sebelumnya, dan ternyata tempatnya lumayan oke juga. Kafe dua lantai ini bisa dibilang cukup besar dengan lantai dasar yang dilengkapi panggung kecil–sepertinya memang kafe ini sering digunakan untuk menyelenggarakan berbagai acara.

Sekarang kafe ini tampak dipenuhi berbagai hiasan bertema Dae Jo–mulai dari gelas-gelas plastik bergambar wajah Dae Jo, beberapa standee, kipas, poster, foto-foto, stiker, dan banner yang tersebar di seluruh penjuru kafe. Bagian panggung didekorasi dengan standee, balon-balon, meja yang berisi kue ulang tahun dan berbagai pernak-pernik lainnya. Di salah satu sudut kafe juga ada photobooth yang sudah dilengkapi dengan template birthday Dae Jo hari ini. Walaupun bukan penggemar berat Dae Jo ataupun BoysX, Ana ikut senang dan dapat merasakan kegembiraan yang dipancarkan oleh para pengunjung.

Saat ini di depan stand-nya sudah berbaris beberapa pengunjung yang ingin melihat-lihat sekaligus membeli produk By Ana. Incaran mereka tentu saja produk khusus bertema Dae Jo yang hanya Ana buat khusus untuk acara ini.

"Kak Ana, ya?" tanya salah seorang pengunjung, membuyarkan lamunan Ana.

"Eh, iya," jawab Ana sambil tersenyum kepada gadis itu. Lucu sekali, batin Ana sambil mengamati gadis yang baru saja berbicara dengannya. Mungkin usianya sekitar 16 tahun, dengan wajah imut dan rambut dikepang dua.

"Aku nge-fans banget sama produk-produk kakak! Udah banyak banget beli sejak konser BoysX tahun lalu. Aku dateng ke sini juga salah satunya biar dapet produk Dae Jo limited edition ini lho, Kak," kata cewek itu dengan mata berbinar.

Mau tidak mau Ana jadi tersentuh mendengarnya. "Wah, makasih banyak, ya. Senang banget kamu bisa suka produk-produk kami."

Cewek itu mengangguk senang dan mengajak Ana selfie bersama. Walaupun salah tingkah, Ana tetap menyanggupi permintaannya.

Sambil duduk di belakang stand dan mengamati Kak Santi melayani pelanggan, Ana merasa bangga dengan kerjaannya. Di usianya yang menginjak 24 tahun, dia merasa pencapaiannya lumayan juga. Berawal dari hanya usaha iseng-iseng, mendadak produknya sampai punya penggemar!

Saat pacaran dengan Damian dulu, cowok itu tidak terlalu mengerti toko Ana. Yang dia tahu hanyalah Ana punya online shop kecil-kecilan yang sering dibeli oleh remaja-remaja doyan K-Pop.

"Kamu harus cari kerja yang bener lah, Na. Online shop kamu itu jadi sampingan aja. Sampai kapan kamu mau terus-terusan kerja bikin perintilan nggak jelas kayak gitu? Sayang banget gelar kamu nggak dipakai," Begitu komentar Damian dulu. Mengingatnya Ana jadi sedih. "Perintilan nggak jelas" yang Damian bilang itu buktinya toh laku dan bisa menghidupi Ana serta beberapa pegawainya. Usahanya memang tidak besar, tapi cukup untuk saat ini dan bahkan bisa membawa kesenangan untuk orang lain.

Mengingat tentang Damian tiba-tiba membuat Ana teringat oleh fakta bahwa Damian sudah punya cewek baru sekarang. Hati Ana seperti tercubit. Mengapa dia yang selama ini sakit hati saat berpacaran pun, harus sakit hati saat mereka sudah putus juga?

Tanpa sadar, Ana meraih ponselnya dan membuka Instagram. Tangannya seperti otomatis membuka akun Damian dan melihat foto terbarunya. Namun... Ana langsung duduk tegak. Punggungnya seperti tersiram air dingin. Dia baru menyadari sesuatu yang sebelumnya tidak dia sadari.

Ana membesarkan foto itu dan benar saja! Di jari manis Damian dan ceweknya, melingkar sebuah cincin.

Jadi... Damian akan menikah?!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 28, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Pesan-pesan di Balik LayarWhere stories live. Discover now