Special Chapter For You

19.3K 2K 313
                                    




"Jaehyun."

Panggil Taeyong dari arah kamar, sang pemuda yang lebih pendek itu sudah berdiri di pintu kamar sambil memanggil Jaehyun yang berada di ruang keluarga yang sedang menemani anak sulungnya membaca buku.

"Kenapa sayang?"

Jaehyun menoleh kedepan dan mendapati Taeyong dengan raut wajah yang terlihat sangat khawatir. Lalu tanpa pikir panjang Jaehyun bangkit dari duduknya dan melangkah kearah Taeyong yang masih berdiri didepan pintu.

"Adek belum ada makan seharian ini, Pih. Aku kasih susu juga dia nolak, ini udah hampir sore tapi Adek tetep nggak mau makan." Taeyong mengadu saat Jaehyun sudah berada didekatnya.

Jaehyun langsung mengernyit bingung, kenapa lagi itu anak bontotnya. Terakhir kali tidak mau makan begini karena ingin menjadi kayak Abang, Jaehyun hanya bisa membawa Taeyong kedalam pelukannya dan masuk kedalam kamar mereka untuk melihat si gembrot.

"Anak bontot Papih ini kenapa lagi?" Tanya Jaehyun sambil mendekat kearah Jeno yang sedang menonton kartun di IPad.

Jeno menoleh dan menggeleng pelan kearah Papih dan Mamihnya. Ia mendengus pelan, lalu mematikan Ipad tersebut dan menutup benda berbentuk segi empat itu dengan asal. Jeno menatap lurus kearah langit-langit kamar sambil mengemut jari jempolnya.

"Adek?" Tanya Jaehyun sangat bingung. Pasalnya Jeno tampak sangat lesu dan tidak semangat sekarang ini. Bocah itu hanya menelentangkan badannya dikasur secara tiba-tiba.

"Adek kenapa, Nak?" Kali ini Taeyong bertanya dengan nada khawatir.

Jeno akhirnya menoleh dan melepaskan emutan pada jampol tangannya dan berkata, "Kepala Adek pusing Mamih." Jawab Jeno membuat bahu Taeyong melemah.

"Adek? Mana yang sakit, Nak? Kepalanya? Kita kerumah sakit aja, ya?" Taeyong seperti kalang kabut mendengar penuturan sang anak. Bocah itu tampak memegang kepalanya sebentar dan meringis sakit saat ia menoleh kesamping.

Jaehyun mencoba tetap tenang, ia mengelus bahu Taeyong sebelum mendekati Jeno dikasur. Dan benar saja baru saja Jaehyun menyentuh tangan Jeno, rasa panas sudah bisa ia rasakan dari tubuh si bontot.

"Tolong ambil kompresan dulu, Mih. Biar Papih tukerin baju Adek dulu." Kata Jaehyun setenang mungkin.

Taeyong yang awalnya udah berkaca-kaca ingin menangis, jujur saja dada Taeyong selalu sesak ketika anak-anaknya sakit. Perasaan sedih dan rasa bersalah mulai menghantui, apalagi pikiran buruk mulai masuk satu-persatu membuat Taeyong semakin benci posisi disaat anaknya sakit.

"Adek mau sama, Mamih." Pinta Jeno saat melihat Mamihnya akan keluar dari kamar mengambilkan kompres untuk dirinya.

Jaehyun mengalah, dia menatap Taeyong untuk mendekati kearah Jeno. Pemuda itu tentu saja menurut, ia langsung bergegas mendekati anaknya yang sedang terbaring pucat.

"Sini, Nak, sama Mamih." Ujar Taeyong sambil mengangkat Jeno masuk kedalam gendongannya.

"Adek belum makan, kan? Makan dulu ya, Dek, Papih ambilin nasinya." Ujar Jaehyun, namun Jeno langsung menggeleng keras.

"Adek nggak laper, Papih." Tolak Jeno mentah-mentah.

Jaehyun dan Taeyong saling melirik, lalu kembali menatap si bontot dengan khawatir. "Tapi Adek belum makan loh, Dek." Kata Taeyong dengan nada yang amat khawatir.

"Nggak mau–-" Rengek Jeno membuat kedua orangtuanya semakin kelabakan.

"Pih, gimana? Perut Adek belum di isi apapun dari tadi pagi." Kata Taeyong pada Jaehyun dengan mata yang mulai memerah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 07 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Choose Family Where stories live. Discover now