Chapter: Thirty Two

26.5K 3.9K 3.8K
                                    

Air mata Deandra menetes, hatinya sakit mendengar kalimat itu keluar dari bibir Aryan. Bibir manis yang sangat Deandra sukai, saat ini justru sangat melukai hatinya.

"Kamu bilang aku apa?"

"Jalang, kamu seperti jalang."

"Aryan, aku ini lagi mengandung anak kamu. Kamu bisa nyebut aku seperti itu?"

"Kamu lagi mengandung pun bisa bertingkah seperti jalang, Zeandra."

"Itu bukan aku, Aryan."

"Terus siapa? Jelas-jelas itu wajah kamu dan Andrew, Zean. Di video itu juga terlihat jelas perut kamu yang besar, itu artinya kalian melakukan itu belum lama, kan?"

"Melakukan apa? Aku gak melakukan apa-apa, Aryan."

"Oke, aku telepon Andrew."

Aryan mengambil ponselnya untuk menelepon Andrew, tak butuh waktu lama, pria itu mengangkat panggilan telepon Aryan, "ya bro?"

"Lo liat video yang gue kirim di whatsapp, itu video asli?"

Aryan mengirimkan video tersebut ke Andrew, keadaan menghening beberapa saat, sebelum Andrew kembali bersuara, "lo dapet videonya dari mana, Yan?"

"Gak usah banyak tanya, jawab gue, itu video asli atau bukan?"

"Asli."

"Jangan fitnah Kak Andrew," Deandra menyahut.

"Fitnah? Lo sendiri yang minta gue buat nemuin lo, De."

"Aku gak pernah berhubungan sama Kak Andrew," ucap Deandra.

"Lo hubungin gue pake alamat email kerja lo, bukan alamat email atau nomor telepon pribadi, lo yang bilang sendiri supaya gak ketahuan Aryan, lo yang minta gue buat dateng ke butik dan ke rumah lo disaat Aryan lagi lembur."

Aryan langsung memutar laptop Deandra, mengecek email, benar saja, terdapat beberapa pesan antara Deandra dan Andrew.

"Jadi siapa yang bohong?"

"Sorry, man. Gue tau gue udah kelewatan, tapi lo juga tau dari dulu gue udah ngincer Deandra, makanya pas Deandra ngajak gue buat nemuin dia dan melakukan itu, gue mau dan ikutin permintaan dia untuk gak bilang ke lo."

"Bangsat." Umpat Aryan, ia mematikan sambungan teleponnya, lalu menatap tajam Deandra, ia mendekati Deandra yang sudah berderai air mata, "kamu bohong dan khianatin aku disaat aku udah bener-bener tulus mencintai kamu, Zeandra?"

Aryan memegang rahang Deandra, wanita itu menggeleng, "percaya sama aku, aku gak melakukan itu, Aryan. Aku gak pernah kirim pesan ke Kak Andrew, aku gak pernah minta Kak Andrew untuk temuin aku dan kita melakukan skandal. Tolong percaya sama aku."

"Kamu tau, Zeandra. Dulu aku adalah pria paling brengsek yang udah menyakiti kakak iparku, aku sangat merasa bersalah dan menyesalinya, aku berjanji untuk bersikap lebih baik, aku merubah diriku dan membangun kehidupan dengan kamu, tapi ternyata kamu lebih brengsek dari aku yang dulu. Jalang sialan."

Aryan menyentak wajah Deandra setelah itu berlalu keluar dengan kepala yang terasa ingin meledak, lebih baik ia pergi menjauh daripada terus di sana dan berujung bermain kekerasan dengan Deandra. Sedangkan Deandra menangis terisak, hatinya terasa sangat sakit mendengar kalimat kasar yang Aryan lontarkan untuknya.

****

Sesampai di mobil, dada Aryan terasa sesak, matanya memanas, ia menangis di dalam mobil, mencengkeram stir mobil kuat-kuat lalu memukulnya hingga tangannya memerah.

"Aargghh, sial!"

Aryan menginjak pedal gas, ia membutuhkan tempat untuk menenangkan diri, hingga ia tiba di tempat pemakaman umum. Aryan melangkahkan kakinya yang terasa berat menuju blok pemakaman kedua orang tuanya.

ATHARRAZKA 2: AryanWhere stories live. Discover now