21

19.7K 1.3K 17
                                    

Keesokan harinya...

Axella bangun dari tidurnya, gadis itu membuka gorden jendela kamarnya sehingga cahaya matahari masuk ke dalam kamarnya.

"Pagi yang indah," Axella langsung merapikan tempat tidurnya dan setelah itu dia keluar dari kamarnya.

Tidak lama kemudian gadis itu tiba di lantai bawah, dia melihat Darel yang akan bersiap-siap untuk berangkat bisnis ke luar negeri.

"Mau berangkat?" Tanya Axella.

"Ehh iya, Axella. Daddy mau berangkat." Ucap Darel sedikit gugup dengan Axella, jujur saja ini pertama kalinya Axella mau mengajaknya berbicara.

"Sudah sarapan?" Tanya Axella yang sudah duduk di single sofa di ruang tamu.

"Belum, tapi di pesawat nanti Daddy akan sarapan." Ucap Darel.

"Mommy belum bangun?" Tanya Axella.

"Belum, Axella." Ucap Darel.

"Tunda dulu berangkatnya, aku akan membuat sarapan untuk daddy." Axella beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke dapur.

Hati Darel menghangat mendengar ucapan anaknya, dia sedikit senang dengan Axella yang mulai perlahan menerimanya. Darel mengikuti anaknya dari belakang, dia melihat Axella yang mengambil beberapa sayuran ke dalam kulkas.

"Ehh kakak belum berangkat?" Noah terkejut melihat Darel masih di mansion, seharusnya kakaknya sudah berangkat ke luar negeri.

"Belum, soalnya Axella ingin membuat sarapan untuk ku. Apalagi aku ke sana menggunakan jet pribadi milik ku." Ucap Darel duduk di kursi makan sambil menatap Axella yang memotong wortel.

"Axella membuat sarapan untuk kakak?" Noah kembali terkejut dengan ucapan Darel.

"Iya, Noah." Ucap Darel.

15 menit kemudian...

Axella pun selesai membuat nasi goreng untuk Darel, gadis itu sebenarnya malas melakukan ini tapi apa boleh buat karena Darel sudah menjadi ayahnya di dunia. Apalagi dia masih belum memaafkan Darel, dia tahu kalau ayahnya sudah menyesal sudah mengabaikannya selama ini.

"Ini untuk daddy," Axella meletakkan seporsi nasi goreng ke atas meja.

"Terima kasih, Axella." Ucap Darel.

"Aku melakukan ini demi kesehatan Daddy, jadi jangan menganggap perlakuan ku ini sudah memaafkan Daddy." Ucap Axella datar, lalu gadis itu langsung berjalan meninggalkan tempat itu.

Darel terdiam mendengar ucapan Axella, dia mengira anaknya sudah mau memaafkannya. Tapi dia sedikit senang karena anaknya membuat sarapan ini demi kesehatannya, Darel pun makan nasi goreng buatan Axella.

"Emm... sangat enak." Ucap Darel.

"Bolehkah aku mencicipi sedikit, kak?" Noah tampak sedikit ngiler melihat Darel makan nasi goreng buatan Axella.

"Tidak bisa, Axella membuat nasi goreng ini untuk ku." Ucap Darel menatap tajam Noah.

"Tapi aku hanya ingin mencicipi sedikit." Ucap Noah.

"Tidak bisa." Ucap Darel datar.

"Pelit." Ucap Noah.

  Misha masuk ke dapur, gadis itu masih setengah mengantuk dan mengambil air minum di dalam kulkas.

"Bau aroma nasi goreng buatan kak Axella." Misha langsung sadar 100% karena mencium aroma nasi goreng buatan Axella, karena jujur saja dia sangat ketagihan makan nasi goreng buatan kakak sepupunya.

Misha membalikkan badannya dan melihat Darel makan nasi goreng buatan Axella dengan begitu lahap, gadis itu langsung menghampirinya.

"Daddy makan nasi goreng buatan kak Axella?" Tanya Misha.

"Iya, Misha. Dari mana kamu tahu?" Ucap Darel sedikit terkejut mendengar pertanyaan keponakannya.

"Tentu saja aku tahu, karena aku juga pernah makan nasi goreng buatan kak Axella. Apakah masih ada?" Ucap Misha.

"Apakah nasi goreng nya seenak itu, Misha?" Tanya Noah menatap keponakannya.

"Sangat enak, papa. Bahkan masakan koki saja kalah." Ucap Misha.

Axella berjalan ke arah dapur sambil membawakan gelas kosong dari kamarnya, karena setiap malam dia selalu membawa air minum ke dalam kamarnya.

"Kak Axella, apakah masih ada nasi gorengnya?" Misha langsung bergelayut di lengan Axella.

"Masih ada kok, sudah kakak simpan di dalam lemari. Kakak buat 4 porsi dan sekarang masih ada 3 porsi." Ucap Axella sambil mencuci gelas di westafel bahkan dia juga mencuci wajan.

Axella sengaja buat lebih, karena Misha dan Isaac pasti akan iri kalau dia membuat nasi goreng untuk Darel saja. 3 porsi itu untuknya, Misha, dan Isaac.

"Terima kasih, kakak." Ucap Misha.

"Axella, Daddy mau berangkat." Darel beranjak dari tempat duduknya, pria itu meletakkan piring kotor ke westafel.

"Hati-hati." Ucap Axella datar.

"Pulang dari sana, Daddy akan beli oleh-oleh untuk mu." Ucap Darel tersenyum tipis, saat dia ingin mengelus rambut anaknya tapi Axella menghindar. Pria itu menurunkan tangannya dan tersenyum kecut karena anaknya masih belum memaafkannya.

"Pulanglah dengan selamat." Ucap Axella.

"Daddy akan pulang dengan selamat." Ucap Darel.

Axella tahu Darel keluar negeri untuk mengurus masalah organisasi mafianya, karena ada saingan mafia Darel mencari masalah dengan pria itu. Nama organisasi mafia Darel adalah The Python, organisasi ini mendapatkan peringkat pertama di dunia. Mafia milik Darel terkenal akan kekejaman, kesadisannya, dan kebrutalan. Mafia ini sudah di bentuk pada generasi pertama keluarga Xanthone, The Python memiliki musuh di mana-mana.

"Daddy melakukan bisnis kemana?" Tanya Axella.

"Swedia." Ucap Darel.

"Kalau terjadi apa-apa, telpon aku." Ucap Axella.

'entah kenapa aku merasakan akan ada sesuatu terjadi pada daddy.' batin Axella.

"Baik, Axella." Ucap Darel.

Darel berjalan ke halaman depan sambil membawa kopernya, Axella, Misha, dan Noah mengikuti dari belakang. Namun sebelum pria itu masuk ke dalam mobil, Axella memeluknya.

Darel terkejut sekaligus senang karena anaknya memeluknya, dia pun membalas pelukan Axella. Dia tidak tahu kalau gadis itu memasang alat pelacak di jas sang ayah.

Misha dan Noah terkejut melihat Darel dan Axella berpelukan, karena ini pertama kalinya mereka berdua berpelukan.

"Hati-hati," Axella langsung melepaskan pelukannya.

"Daddy berangkat." Ucap Darel tersenyum tipis dan masuk ke dalam mobil.

John menjalankan mobil dan mereka meninggalkan tempat itu, sedangkan Axella masuk ke dalam mansion.

'dengan alat pelacak itu, aku dengan mudah mendeteksi daddy.' batin Axella.

TBC...

Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.

MENJADI SUGAR MOMMY ||HAPPY ENDING Where stories live. Discover now