muach

6.1K 738 66
                                    

Pagi hari yang sangat cerah, seolah menyambut seorang pria berkepala pink ini dengan gembira. Setelah melakukan beberapa jam penerbangan, akhirnya ia sampai di tempat yang dituju. Matanya berusaha mencari orang yang menjemputnya, tangannya melambai setelah melihat wanita berambut merah yang juga tengah mencarinya. Dengan cepat ia menyeret kopernya dan berjalan mendekati wanita itu. 

"El, apa kabar?" tanya Jaki saat sudah berdiri di depan Elya, yang disambut dengan wajah sumringah. Kini keduanya berjalan beriringan menuju mobil yang sudah terparkir apik di depan.

"I'm good, cuma sepi aja rasanya" ucapnya jujur, ia membukakan bagasi mobil agar Jaki bisa menaruh kopernya di sana. Selesai dengan urusan koper, Elya masuk mobil di kursi kemudi dan disusul Jaki yang mendudukkan dirinya di kursi penumpang. Awalnya mereka berdebat tentang siapa yang akan membawa mobil, Jaki bersikeras untuk menyupir dan Elya yang menolak karena yakin Jaki lelah setelah duduk lama di pesawat.

Selama di perjalanan keduanya saling berbagi cerita, sesekali tertawa saat menceritakan hal yang lucu. Banyak juga hal sedih yang mereka bagikan, apalagi suasana rumah yang sudah jauh berbeda dari sebelumnya. Mendengar hal itu buat keduanya ingin menangis, namun tak ada yang bisa mereka lakukan selain menerimanya.

"Krow lagi di rumah gak El?" tanya Jaki setelah keduanya sudah memasuki garasi rumah, ia keluar dari mobil dan mengambil kopernya.

"Kayaknya engga deh, tadi malem sih bilangnya ada urusan pagi ini. Paling nanti siang udah balik" mendengar penjelasan Elya buat Jaki mengangguk paham. Keduanya berjalan beriringan memasuki rumah yang kini terasa sangat sepi. Tanpa sadar Jaki menghela nafas, perasaan senang dan sedih bercampur menjadi satu.

"Kak El, hari ini ada agenda ap- loh? Kak Jaki?" keduanya kompak menoleh saat mendengar suara Exu dari ruang tamu. Pria berambut lilac itu berjalan mendekati keduanya dengan wajah bersemangat saat melihat Jaki.

"Halo Exu, apa kabar?" tanya Jaki lembut, keduanya saling berpelukan. Entah mengapa keduanya bisa sangat cepat akrab meski belum lama berkenalan.

"Baik, abis liat Kak Jaki jadi tambah baik deh" gombalan itu sukses buat ketiganya tertawa, memang semua anggota keluarga ini satu jenis.

"Ah kamu bisa aja deh, jadi malu" balas Jaki tak mau kalah, kini suara tawa kembali memenuhi rumah itu. Elya merasa senang bisa merasakan perasaan hangat ini kembali, ia berharap hal ini lebih sering terjadi ke depannya. Kini ketiganya saling bercanda bersama di ruang tengah selama beberapa menit, hingga akhirnya Jaki ijin pamit untuk istirahat sebentar.

Jaki berjalan ke lantai atas, langkahnya terhenti di depan kamarnya. Tiba-tiba mulutnya tersenyum miring saat sebuah ide terlintas di kepalanya. Ia berbalik menuju kamar yang terletak di depan kamarnya, bersyukur saat pintu itu tak terkunci.

"Jadi lebih rapih, biasanya baju numpuk di ujung kamar" ucap Jaki sembari menutup pintunya dan meletakkan kopernya di samping kasur. Matanya menangkap sebuah foto yang terletak di atas nakas, bibirnya tak dapat menahan senyuman.

"Sejak kapan ini foto di sini?" dirinya terus menatap sebuah foto, terlihat dirinya dan juga sang pemilik kamar. Ia masih ingat kapan foto tersebut diambil. Puas memandangi foto itu, Jaki beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Beberapa menit kemudian Jaki keluar dari kamar mandi hanya menggunakan celana pendek. Bersamaan dengan pintu kamar yang terbuka, menampilkan sang pemilik kamar dengan wajah terkejutnya. Reflek Jaki tersenyum sambil menahan tawanya melihat eskpresi lucu tersebut.

"Hah?" satu kata yang terucap dari si pemilik kamar dengan wajah bingungnya. Jaki berjalan mendekati Krow yang masih mematung di depan kamar. Tangannya melemparkan handuk yang ia pegang ke arah wajah Krow, ia kira akan mendapat respon amarah seperti biasanya.

Keluarga Mapia [TNF] [RionCaine]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang