oneshot

4.2K 687 621
                                    

Mengalami patah kaki saat bermain futsal.

Itulah alasanku berada di tempat ini.

Di rumah sakit.

Sudah dua hari aku berada disini.

Sabtu kemarin, saat aku sedang bermain futsal bersama para sahabatku—Luke, Ashton, dan Michael, aku mengalami sebuah kecelakaan yang menyebabkan kakiku patah.

Rasanya sakit sekali.

Ditambah lagi, aku harus berada di rumah sakit kurang lebih seminggu. Untung saja ini sedang libur musim panas.

Berada satu kamar dengan seorang wanita tua, seorang pria tua, dan seorang anak perempuan yang mungkin seusiaku.

Anak perempuan itu terlihat sangat sakit. Ia terlihat pucat dengan kantung mata dibawahnya.

Tapi, entahlah. Ia terlihat manis.

"Hey, Cal. Mau cookies?" Ibuku mendekat ke ranjangku. Ibuku akan mengunjungiku sore menjelang malam. Tidak mungkin ia menginap. Karena aku bukan anak anak lagi. Aku sudah 17 tahun.

"Tidak, Mom. Aku hanya bosan," aku menghembuskan nafas terakhirku. Oh tidak. Aku menghembuskan nafas pelan.

"Oh! Mom hampir lupa," kemudian tanpa alasan, ia pergi ke sofa dan mengambil sesuatu.

OH.

JANGAN BILANG ITU GAMEBOYKU?

"Aku membawakanmu ini, agar kau tidak terlalu bosan selama ada disini" Aku kemudian mengucapkan terimakasih berkali-kali sambil memeluk Mom.

——

Untuk pertama kalinya, aku mendengar gadis di samping ranjangku berbicara. Tadi siang, Ibunya mengunjunginya dan memberinya beberapa makanan. Dari apa yang kudengar, gadis ini menderita penyakit aneh—misterius. Bahkan para dokter sampai dibuat bingung oleh penyakit gadis ini. Tapi mereka tetap menyelidikinya.

Mom sudah pulang sejam yang lalu, dan yang aku lakukan sedari tadi adalah bermain game di gameboyku ini. Aku bahkan bisa lupa makan hanya dengan bermain gameboy seharian.

Saat aku sedang menyelesaikan permainan di gameboyku, disanalah aku merasa gadis itu memperhatikanku. Aku lalu mem-pause gameku dan mengalihkan pandanganku kepadanya.

"Mau bermain ini bersama?" tawarku padanya.

"Apa kau tidak keberatan?" ia menjawab dengan suara pelan.

"Tentu tidak. Tunggu sebentar, aku akan kesana," dengan bantuan kursi roda, aku berjalan mendekati ranjangnya.

"Maaf telah membuatmu repot," gadis itu tersenyum kearahku.

"Oh, tidak apa. Ini," aku memberiku gameboyku.

"Ah! Terimakasih. Ngomong-ngomong, aku Luna," gadis itu menjulurkan tangannya ke arahku. Aku membalas uluran tangannya sambil berkata, "Aku Calum".

"Okay.. Calum? Nama yang unik, hahaha" Luna tertawa kecil.

"Umm.. Begitulah, hahaha" aku ikut tertawa kecil.

game boy; cthWhere stories live. Discover now