Chapter satu

2.5K 280 16
                                    

Cerita ini sudah diterjemahkan hingga selesai dalam bahasa Inggris. Jika ingin membacanya, link sudah kusediakan di profil. Ini salah satu novel yang membuatku tertawa, menangis sekaligus merasa sangat sayang untuk berpisah. Semoga kalian juga merasakan apa yang kurasakan. Jangan heran kalau menemukan Pang Wan begitu berbeda dengan Shen Miao, haha. Cerita ini punya genre komedi, tapi yang paling kusukai dari novel ini adalah bagaimana Pang Wan tumbuh dewasa dan lebih paham tentang apa yang terjadi sembari tetap murni di dalam. Intinya, selamat membaca!

Chapter satu: Belum cukup umur tapi sudah memiliki wajah seperti ini

Pang Wan menatap cermin merkuri (cermin kaca yang dibuat dengan teknik mercury atau teknik penyepuhan api) dan tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Refleksi yang ada di depannya dimiliki oleh seorang gadis muda cantik dan bersinar dengan wajah oval yang bersih dan cerah, alis yang tipis, bola mata hitam yang tampak penuh intrik serta pipi yang kemerahan seakan-akan dia memberikan pemerah pipi di sana. Dia juga memiliki bibir yang kecil dengan lesung di kedua pipinya.

"...belum cukup umur tapi sudah memiliki wajah seperti ini, di masa depan, akan ada berapa pendekar (heroes: yang berarti dia menyebutkan seorang dengan kemampuan bertarung) yang akan bertarung untuk mendapatkanmu?"

Memikirkan tentang masa depan, gadis muda itu merasakan sedikit rasa khawatir namun dia tidak bisa melkaukan apapun kecuali mengeluarkan desahan frustasi.

"Wan Wan ah Wan Wan, kenapa kau harus terlahir dengan kecantikan yang dapat meluluhlantakkan apapun di dunia ini?" gadis muda itu menyalahkan bayangannya di depan cermin sembari menggigit bibirnya.

"Kecantikan adalah sumber segala masalah, sumber segala masalah adalah kecantikan!"

Gadis muda itu memegang dadanya, mulutnya menekuk ke bawah dengan airmata menetes dari matanya, ekspresi wajahnya sangatlah aneh—tampak jelas kesedihan namun juga ada kebahagiaan yang tak tertahankan di sana. Kedua perasaan itu terus mengulang satu sama lainnya, ekspresinya yang berubah-ubah bagai menyatu, membuat orang lain tidak dapat menebak apa perasaannya yang sebenarnya.

Para murid dari sekte evil  yang melihat apa yang tengah terjadi di Paviliun Sacred Heart (nama tempat, saya memilih untuk membiarkannya seperti itu saja) menggigil tanpa terkendali.

"Sial! Siapa yang meletakkan cermin terkutuk itu di kamar Sheng Gu?(diartikan sebagai wanita hebat/holy biasanya adalah seorang wanita yang dijagokan di sebuah sekte) Penyakitnya jadi kambuh lagi!" salah satu murid merutuk.

"Apa Sheng Gu masih menatap cermin itu? Dia sudah menatapnya selama dua jam penuh! Jangan bilang dia tidak butuh makan atau melatih kemampuan bela dirinya?" Murid C membuka mulut besarnya.

Belum genap Murid C ini memasuki sekter ini dan masih bertugas menyapu lantai, dia masih tidak mengerti banyak hal.

"Aku akan memberitahukan pada kalian, Sheng Gu kita sangat hebat, tapi dia sedikit aneh..." Murid B mengumpulkan orang-orang dan mengedipkan matanya pada mereka.

"Penyakit Sheng Gu telah kembali."

"Pa!" cermin itu direbut oleh seseorang dengan kecepatan tinggi. Tidak dapat melihat gadis cantik itu lagi, Pang Wan mengangkat kepalanya dengan marah dan bertemu dengan sepasang mata yang tenang.

"Rong, Rong Gu Gu (bibi)."

Sikap sombong dan tinggi hatinya segera lenyap tak berbekas.

Jianghu Road is Curved!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang