3

2.3K 119 18
                                    

Mitha berdiri di balik pohon besar samping rumahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mitha berdiri di balik pohon besar samping rumahnya. Sambil membenarkan hoddienya, dia mengintip dari balik pohon itu ke arah rumah besar yang sejak kecil menjadi tempat tinggal Mitha. Ada perasaan rindu sekaligus bersalah, pada diri Mitha saat mengingat keluarganya, terutama Mamanya. Tapi semua perasaan itu segera ditutupi dengan rasa benci sekaligus kesal, saat mengingat bahwa orang tuanya memaksa nasib Mitha untuk berubah menjadi buruk.

Mitha menghelai napas, mencoba memaksa dirinya sendiri untuk tetap bertahan seperti ini. Sampai kapan? Ntahlah, Mitha sendiri juga gak tau, sampai kapan harus jauh-jauhan dengan Mama, Papa, sekaligus dua avengersnya, yaitu Alfat dan Rafli. Mungkin sampai semuanya perjodohan ini batal. Yah, Mitha harus bertahan.

Kembali Mitha merapatkan hoddienya. Mencoba meyakinkan dirinya sendiri untuk melangkah masuk lewat gerbang belakang.

Setelah berhasil masuk area dalam rumahnya, Mitha mengedarkan pandangan ke sekitar. Memastikan bahwa tidak ada satupun orang yang melihatnya. Dengan langkah mantap, Mitha berjalan pelan-pelan masuk ke rumahnya. Berpikiran bahwa Mitha akan pulang? Salah besar, Mitha hanya ingin melihat Mamanya, Mitha rindu.

"Mbok!"

Dengan langkah cepat, Mitha segera berjongkok di dekat kursi kayu yang berada di dekat pintu masuk yang menghubungkan kolam renang dengan rumah. Mitha mengintip dari celah-celah kursi tersebut, dan melihat wanita yang selama ini menjadi motivasinya sedang menuruni tangga sambil merapatkan jaket yang melekat pada tubuh kurusnya.

Mitha mengigit kuku jarinya saat menyadari raut wajah Mamanya yang pucat. Mamanya sakit! Dan rasa bersalah pada diri Mitha itu kembali muncul. Oh! Apa Mitha sudah durhaka sekarang?

"Maafin, Mitha, Ma." gumam Mitha tanpa suara.

"Mbok, minta tolong bikinin teh hanget yaa."

Si Mbok yang berada di depan Azkia itu mengangguk sambil tersenyum. Lalu jembali ke dapur.

"Ma, kenapa nggak minta ke aku? Aku kan bisa bawain."

Azkia berbalik, melihat Andre turun dari tangga. "Kamu tadi masih mandi."

"Uda ayo balik ke kamar." Andre memutar bahu Azkia lalu merangkulnya sambil berjalan.

Hati Mitha kembali sesak. Melihat kedua orang tuanya yang sekarang Mitha rindukan. Bahkan Mitha ingin sekali berlari ke meraka dan berdiri ditengah-tengah meraka, lalu memeluk meraka berdua dengan erat,menciumi pipi mereka berkali-kali. Sayangnya itu hanya angan-angan Mitha yang masih dia tahan.

Mitha menangis. Senakal-nakalnya Mitha, Mitha sayang Mamanya. Mitha slalu nurut sama Mamanya. Dan sekarang dengan jahatnya dia pergi dari rumah dan ngebiarin Mamanya sakit. Dia pingin pulang, tapi egonya menahan dirinya.

Mitha kembali bediri dan berbalik sambil mengusap pipinya yang basah. Tapi saat baru saja melangkah kakinya seperti menatap sesuatu yang membuat lututnya nyeri.

Married With MelodyWhere stories live. Discover now