BAB 3

332K 21K 406
                                    

.: Bertemu Pangeran Tidur :.

"Aw!" pekikkan itu keluar dari bibir Clarissa saat Jati menyenggol bahunya tak sengaja. Tanpa rasa bersalah, Jati langsung meninggalkan Clarissa yang untung saja tidak terjatuh atau terluka.

Setelah acara bertabrakan tadi, Clarissa memilih untuk pergi, melanjutkan langkah kakinya menuju kelas. Setibanya di kelas, Clarissa duduk seorang diri.

Dia tidak punya sahabat. Tapi masih ada beberapa teman yang mungkin kasihan kepadanya sehungga menarik Clarissa untuk masuk ke dalam kelompoknya saat terdapat tugas kelompok.

Ya, beberapa orang memang sering memanfaatkan Clarissa di waktu-waktu tertentu. Seperti saat ini, saat salah satu temannya kelasnya berjalan menuju mejanya.

"Clarissa, boleh aku pinjam tugasmu?" tanya teman sekelasnya yang bernama Alana. Clarissa dengan baik hati langsung memberikan buku tugasnya. Tanpa mengucapkan terima kasih, Alana langsung melenggang pergi dari tempat duduk Clarissa. Kembali ke tempatnya mengerjakan tugasnya –menyalin tugas Clarissa lebih tepatnya.

Pelajaran sendiri berjalan seperti biasanya. Guru-guru tidak meragukan kemampuan Clarissa yang menyebabkan gadis itu mampu mendapatkan peringkat tiga besar. Usai pelajaran, Clarissa berjalan keluar kelas untuk menikmati bekal yang dibawakan oleh Bi Min.

Kebiasaan buruk yang dimiliki Clarissa yaitu kurang percaya diri. Dia selalu berjalan dengan menundukkan kepala yang membuat banyak orang semakin memandangnya rendah. Clarissa langsung duduk setibanya di taman. Tetapi, mengurungkan niatnya saat melihat seseorang tidur di sana. Tertidur di bangku taman dengan posisi kepala menunduk.

Clarissa menatap sosok itu. Mengamati seseorang yang menempati tempat yang jarang terjamah oleh manusia di sekolah ini. Puas mengamati orang itu dan yakin bahwa orang itu benar-benar tertidur, Clarissa memilih untuk ikut duduk.

Jika lelaki itu duduk di ujung kanan, maka Clarissa akan memilih duduk di ujung kiri. Memberikan jarak yang cukup besar diantara mereka berdua. Tempat makan yang sudah dibuka ia letakkan di sebelahnya. Berada di antara orang itu dan dirinya.

Masih tetap mengamati sosok itu, Clarissa memakan roti yang dibawakan oleh Bi Min. Sedang asyik mengunyah sembari mengamati wajah orang asing itu, tanpa Clarissa sadari secara perlahan mata laki-laki itu terbuka. Menatap Clarissa secara langsung membuat gadis itu terkejut dan membeku di tempatnya.

Mata yang berwarna coklat itu membulat. Ekspresi yang menandakan bahwa Clarissa terkejut akan keadaan sadar orang itu yang datang tak terduga.

"Kamu mau?" ujar Clarissa akhirnya sembari menawarkan roti yang sudah ia gigit. Laki-laki itu mengernyitkan dahinya. Merasa aneh melihat sosok gadis yang tiba-tiba menawarkan roti untuknya. Bekas gigitannya pula!

"Tidak. Terima kasih. Aku masih kenyang," balasnya menolak tawaran Clarissa seakan sadar bahwa ada sesuatu yang salah.

Clarissa gelagapan. "Bukan ... bukan ... Maksudku kalau kamu mau, aku masih ada. Bukan yang ini."

"Tidak. Aku sudah kenyang."

"Ah, baik. Maaf."

Laki-laki itu kembali mengerutkan dahinya. Bahkan, di dahinya terlihat lebih jelas kerutan yang terbentuk akibat ucapan Clarissa. "Maaf untuk apa?"

"Aku pasti menganggu tidurmu, kan?"

Laki-laki itu hanya bisa menggaruk tengkuknya. "Eng, iya, kamu sedikit menganggu tidurku," katanya memberikan jawaban yang tentu saja bohong karena ia sudah bangun sedari tadi.

Namun, ia memilih untuk melanjutkan tidur ayamnya sekaligus menunggu Clarissa untuk membangunkannya. Tetapi, apa yang dia tunggu tidak kunjung datang dan membuatnya terpaksa bangun setelah acara pura-pura tidurnya.

"Maaf, ya."

"Tidak perlu minta maaf. Namamu siapa? Aku jarang melihatmu," tanya laki-laki itu sembari mengulurkan tangannya. Mengajak Clarissa berkenalan yang tentu saja membuat Clarissa semakin terkejut. Ia tidak menyangka, masih ada yang mau mengajaknya berkenalan di sekolah ini.

"Namaku Clarissa. Kamu?"

"Aku? Panggil saja aku Pangeran Tidur." Bukannya tertawa dengan candaan yang dilontarkan oleh si sebut saja Pangeran Tidur, Clarissa malah menatapnya kemudia menggaruk sudut kepalanya. Merasa kikuk karena tidak menangkap guyonan laki-laki tersebut.

Melihat itu, si Pangeran Tidur langsung tertawa untuk memecahkan suasana aneh yang disebabkan oleh dirinya.

"Mahesa. Namaku Mahesa," kata laki-laki yang tadi mengenalkan diri bernama Pangeran Tidur itu. Laki-laki bernama Mahesa itu mencoba melepaskan atmosfer canggung yang telah dibuatnya. Sedangkan Clarissa hanya menganggukkan kepala menanggapi perkenalan singkat dia dan teman barunya di sudut taman sekolah kesayangannya.

*

Pulang sekolah hari ini, Clarissa harus sedikit lebih terlambat daripada biasanya karena bus yang akan ia tumpangi selalu penuh. Dalam perjalanan masuk ke dalam rumahnya, perasaan Clarissa merasa was-was. Dia takut sesuatu akan terjadin kepadanya dan ternyata itu benar.

Setelah membuka pintu rumah, Clarissa menemukan adiknya sudah duduk di sofa ruang tamu dengan kaos rumahan yang dipadukan dengan celana pendek.

Clara berdiri dari duduknya, berjalan mendekati Clarissa yang memang lebih pendek.

"Kerjakan tugas matematikaku! Nanti malam semuanya harus sudah selesai. Soal-soal itu sudah tertulis dengan jelas halaman berapa di buku tugasku. Kerjakan dengan benar dan berikan padaku!" perintahnya sembari melirik buku yang ada di meja. Clarissa hanya menundukkan kepalanya. Tidak berani menolak permintaan adiknya yang seperti seorang ratu. Clarissa hanya mampu bersabar menghadapi saudara dari satu rahim yang sama dengan dirinya.

Tanpa membuang waktu, Clarissa segera menuju meja mengambil buku-buku Clara. Membawa ke dalam kamar tidurnya untuk dikerjakan sesuai dengan perintah adiknya tadi.

24 Desember 2016

makasih buat apresiasinya! ditunggu bintang, kritik, dan sarannya yaw.

Hypocrites LoveWhere stories live. Discover now