Beautiful Goodbye

120 13 3
                                    

Menjadi siswa pindahan bukanlah suatu hal yang mudah, terlebih jika dipindahkan ke Negara lain. Begitu juga yang dirasakan oleh Aisyah Ats-tsuroyya, gadis dengan tinggi 168cm, berkulit putih bersih dan selalu tertutup, terpaksa harus meneruskan semester akhirnya ke Universitas S di Korea Selatan.

Pada mulanya Aisyah mengalami banyak kesulitan. Bagaimana tidak? Dia adalah seorang muslimah, dan seperti kebanyakan seorang muslimah, Aisyah mengenakan hijab dan dia tidak bisa menyentuh sembarangan laki-laki yang bukan muhrim, membuat beberapa teman lelaki nya sulit bergaul dengannya. Sulit baginya untuk beradaptasi karena perbedaan yang sangat mencolok. Meski banyak siswa dari Indonesia seperti dirinya tapi tidak semua memakai hijab sepertinya.

***

Tiga bulan pertama memang sangat menyulitkan bagi Aisyah, namun tidak lagi. Kini dia memiliki banyak teman laki maupun perempuan dan berbagai agama juga. Perbedaan bukanlah masalah besar bagi Aisyah, Ibunya selalu mengajari jika perbedaan lah yang membuat pelangi menjadi begitu indah. Jadi Aisyah tidak pernah mempermasalahkan perbedaan, apapun itu.

"— kau mendengarkan aku tidak sih?!" Suara nyaring mengejutkan Aisyah yang sedang tidak fokus.

"Eh? Maaf, tadi kamu ngomong apa?" Aisyah melihat temannya yang cemberut.

"Kamu selalu gak dengerin aku deh, emang aku bosenin yaa~?" Rengek temannya, Aisyah menggeleng tak percaya melihat temannya.

Temannya menghentakkan kakinya dan merengek kesal seperti anak kecil.

Bagaimana bisa dia bertingkah seperti itu tapi masih terlihat menggemaskan?, pikir Aisyah.

"Daee~" Aisyah menghentikan temannya yang merengek, "Aku traktir ice Americano sebagai permintaan maaf, gimana?"

Temannya tersenyum lebar dan mengangguk semangat, "Call!" Serunya cepat.

Aisyah tidak bisa menahan senyumnya lagi. Dua remaja tersebut kini berjalan beriringan dan Aisyah memastikan untuk mendengarkan semua cerita temannya. Supaya temannya itu tidak lagi melempar tantrum kepadanya.

***

"Aisyah~ Aisyah! Aisyah!" Teriak seorang perempuan tepat telinganya Aisyah, membuat gadis berkerudung hitam itu terkejut.

"MasyaAllah Yerim!" Aisyah memegang dadanya yang berdetak lebih kencang karena jeritan sahabatnya itu.

"Maaf, lagian kamu ngapain sih bengong terus?" Yerim menyeruput jus jeruknya.

Dua sahabat ini sedang di taman kampus sambil menunggu kelas berikutnya.

Yerim, sahabatnya Aisyah, sedari tadi bercerita banyak tentang betapa tidak adilnya professor yang terus saja memberikan tugas, tapi Aisyah terlalu fokus pada pikirannya sendiri dan mengabaikan sahabatnya.

Karena tidak mendapat jawaban atas pertanyaan pertamanya, gadis berambut pirang itu kembali bertanya, "Kamu bengongin apasih?!" Yerim menatap sahabatnya untuk sepersekian detik lalu kembali fokus pada buku tebal yang bertuliskan Sejarah Korea di tangannya.

"Yee?" Aisyah tampak bingung ingin menjawab apa.

"Lupakan!" Sergah Yerim cepat tau sekali apa yang berada di kepala sahabatnya itu, "Hari minggu kita jadi pergi kan?"

"Kita mau pergi? Kemana?"

Yerim menutup bukunya dengan kasar, memberikan bunyi nyaring -mengejutkan Aisyah— dan menatapnya tak percaya.

"Kau janji mau temani aku cari buku!" Geram Yerim.

"Ah, eung— maaf~ aku terlanjur janji mau ke panti bersama Jongdae." Aisyah memberikan wajah menyesal. Mengutuk dirinya dalam hati karna selalu lupa.

BITTERSWEET [ONESHOT] - JONGDAEМесто, где живут истории. Откройте их для себя